Kamis, 04 November 2010

Mendirikan Tembok Mempertahankan Negeri

Mendirikan Tembok Mempertahankan Negeri

Yehezkiel 22:30 Aku mencari di tengah-tengah mereka seorang yang hendak mendirikan tembok atau yang mempertahankan negeri itu di hadapan-Ku, supaya jangan Kumusnahkan, tetapi Aku tidak menemuinya.

Siapakah yang bisa mendirikan tembok dan mempertahankan negeri ? dan siapakah yang bersedia ?


1. Orang benar – kehadirannya menggarami negeri.

Satu ketika, malaikat Allah turun ke Sodom karena kejahatan penduduk kota tsb sudah sangat keterlaluan, Sodom hendak dimusnahkan, tetapi Abraham teringat kepada Lot yang ada di kota Sodom, lalu Abraham yang dijuluki "sahabat Allah", berusaha melunakkan hati Allah dan melakukan negosiasi untuk menyelamatkan kota tsb.


Kejadian 18:24 Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam kota itu? Apakah Engkau akan melenyapkan tempat itu dan tidakkah Engkau mengampuninya karena kelima puluh orang benar yang ada di dalamnya itu?


Tetapi tidak ada 50 orang benar, Lalu Abraham turun menjadi 45,40,30,20 dan terakhir Abraham bertanya,


Kejadian 18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."


Luar biasa, jika ada sepuluh orang benar maka Sodom akan diampuni. Tapi sayangnya tidak ada sepuluh orang benar tsb dan akhirnya Sodom dihancurkan. Jadi kehadiran "orang benar", sangat mempengaruhi kota, sangat diperlukan !

Mari kita berandai-andai, andaikan penduduk Sodom saat itu adalah 100.000 dan dibutuhkan 10 orang benar untuk pengampunan dan pembebasan dari hukuman, berarti 1 orang benar mewakili 10.000 orang.


Lalu andaikan penduduk Indonesia saat ini adalah 240 juta jiwa, berarti dibutuhkan 24.000 orang benar untuk pengampunan dan pemulihan Indonesia. Lalu berapa jumlah orang Kristen saat ini ? jelas jumlahnya jauh diatas 24 000 tapi mengapa Indonesia belum pulih juga ? apakah ini berarti tidak semua orang Kristen adalah "orang benar" ?.


Saya tidak sedang mencari kesalahan gereja atau orang Kristen, tapi sebagai orang percaya yang menerima Firman Allah seharusnya kita menggarami negeri ini, dan jangan sampai justru kita menjadi "penyebab" negeri ini di murkai Allah. Fungsi Garam, bukan hanya memberi "rasa" tapi mencegah kebusukan !.


Mari kita renungkan : karena kita Kristen atau karena kita melayani, apakah berarti kita adalah "orang benar" ? Sudahkah kita hidup dalam kebenaran, sehingga kehadiran kita berpengaruh bagi pemulihan bangsa ?.

2. Pertobatan orang benar – menyelamatkan negeri.


II Tawarikh 7:14 dan umat-Ku, yang atasnya nama-Ku disebut, merendahkan diri, berdoa dan mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri mereka.


Ayat diatas sangat popular dan banyak diucapkan orang-orang Kristen saat Indonesia mengalami bencana atau krisis. Siapakah "umat Tuhan, yang atasnya nama Tuhan disebut" ? mereka adalah "orang benar".

Jika "orang benar" berdoa, mencari wajah Tuhan dan berbalik dari jalan yang jahat, maka Tuhan akan memulihkan negeri ini. Dan kita ingat kisah Daniel, dimana bangsa Israel sedang dalam pembuangan. Daniel berdoa, berpuasa dan mengaku dosa bangsanya (Daniel 9), lalu sesuatu terjadi.


Dan kita meniru Daniel, banyak orang Kristen dan gereja berdoa, berpuasa dan mengaku dosa bangsa. Bukan hanya saat ini dimana terjadi bencana Wasior, Mentawai dan Merapi. Tapi sejak bertahun-tahun lalu, ketika terjadi tsunami di Aceh dan sekitarnya, atau krisis moneter 97-an, dan bahkan sebelumnya, kita sudah meniru-niru jejak Daniel, tetapi mengapa doa kita tidak seperti Daniel ? mengapa tidak terjadi pemulihan bangsa Indonesia ?.


Mari kita merenungkan, mungkinkah kita tidak cukup bertobat ? lalu bukankah setelah berdoa kita cepat lupa. Daniel berdoa dan dia berkabung selama 3 minggu. Tapi kita berdoa dan ketika keluar dari ruang doa, mungkin kita makan minum, bergurau (yang kadang keterlaluan), dan mencari kambing hitam untuk masalah-masalah di Indonesia, dan kita lupa doa yang baru kita sampaikan, pertobatan kita kadang cuma di bibir, mungkinkah kelakuan kita tidak menunjukan perubahan ?.

3. Tugas orang benar : beritakanlah !.


Yehezkiel 33:8 Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Hai orang jahat, engkau pasti mati! -- dan engkau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu supaya bertobat dari hidupnya, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu.


Jadi, memberitakan kebenaran dan menyatakan atau mengingatkan yang jahat agar bertobat adalah tanggung jawab dan hukum-nya wajib ! tetapi mengapa kita sering mengutip ayat dan menyebarkan lewat sms dan status fb, milis, atau mengucapkan secara langsung lewat mulut bibir kita tetapi tidak banyak orang yang bertobat ?.


Mari kita renungkan ! jangan sampai terjadi bahwa ternyata kita bukan "orang benar" ! mungkin kita Kristen, aktifis atau pelayan gereja, tapi jangan sampai kita tidak punya kehidupan sebagai orang benar.

Atau mungkinkah kita mengucapkan ayat-ayat Alkitab tetapi dengan maksud menyindir atau menghakimi orang-orang yang kita anggap hidup dalam pelanggaran ?, dan kita mengucapkan di belakang, tidak bicara terus terang di depan orang-nya dan menyampaikan dengan cara yang baik, tetapi membicarakan di belakang, menyebarkan prilaku yang kita anggap salah dan mengatakan "padahal firman Tuhan kan bilang …." Maka tak heranlah firman diucapkan tapi tak ada kuasa dalam mulut kita !.


Mari kita lihat bagaimana perasaan hati Allah kepada jiwa-jiwa,

Yunus 4:11 Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"


Jika Allah sayang kepada Niniwe dengan penduduk lebih 120 jiwa, bagaimana hati Allah terhadap Indonesia dengan penduduk lebih dari 240 juta jiwa ?. Allah mencari, siapakah yang bisa mendirikan tembok dan mempertahankan negeri ini ? dan siapakah yang bersedia ? Saya berharap kita antusias menjawab "Here am I…".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar