Kamis, 18 November 2010

Pertanggungjawaban Iman

Pertanggungjawaban Iman

1 Korintus 9:26-27
9:26 Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan dan aku bukan petinju yang
sembarangan saja memukul.9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya
seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku
sendiri ditolak.

Ada suatu penyakit yang menjangkiti jiwa manusia, yaitu tidak bertanggung
jawab—khususnya untuk kehidupan iman. Seseorang bisa bertanggung jawab dalam
banyak hal, tetapi ironisnya untuk kehidupan imannya, ia tidak merasa perlu
memiliki pertanggungjawaban. Banyak orang yang berhasil dalam berbagai aspek
kehidupannya, tetapi kehidupan imannya gagal. Orang seperti inilah yang dimaksud
Tuhan Yesus dalam pernyataan-Nya: "Apa gunanya seseorang memperoleh seluruhdunia
tetapi kehilangan nyawanya?" (Mat.16:26).
Paulus bersaksi bahwa ia tidak berlari tanpa tujuan dan bukan petinju yang
sembarangan saja memukul, supaya jangan sampai terjadi sesudah berkhotbah
mengajar orang, dia sendiri ditolak. Kata "ditolak" dalam teks aslinya adalah
ἀδόκιμος (adókimos) yang juga berarti "menjadi terbuang" , "tidak berharga
secara moral", "tidak lulus". Untuk itu ia mengibaratkan dirinya seperti seorang
atlet yang berjuang sekeras mungkin dalam pertandingan. Inilah yang dimaksud
dengan pertanggungjawaban iman.
Orang yang bisa memperoleh segenap dunia adalah orang-orang yang bertanggung
jawab dalam hidup. Ia pasti rajin belajar di sekolah, bekerja keras, berkarier
dengan segenap hati dan memaksimalkan semua potensi demi sebuah kesuksesan.
Tetapi orang yang bertanggung jawab dalam kehidupan umum belum tentu bertanggung
jawab dalam kehidupan imannya. Sebaliknya, orang yang bertanggung jawab dalam
kehidupan imannya pasti bertanggung jawab dalam kehidupan umumnya; jika tidak,
berarti pertanggungjawaban imannya belum benar.
Pertanggungjawaban iman artinya menyaksikan kepada dunia sekitarnya bahwa
dirinya adalah anak Allah. Tentu bukan untuk pamer, tetapi kehidupan iman yang
benar akan menjadi kesaksian di dunia yang gelap ini. Banyak orang Kristen
merasa telah memenuhi pertanggungjawaban imannya dengan pergi ke gereja seminggu
sekali, membayar persepuluhan dengan setia. Lebih lagi, kalau seseorang sudah
menjadi aktivis jemaat, bahkan menjadi pendeta, pasti ia merasa telah memiliki
pertanggungjawaban iman yang baik.
Tetapi pertanggungjawaban iman yang benar adalah menjadi tidak serupa dengan
dunia ini. Ini sangat penting, sebab dari sinilah tampak apakah seseorang
melangkah menuju kerajaan terang, atau kerajaan kegelapan. Itu sudah terlihat
jelas sejak masih hidup di dunia ini. Seorang yang beriman harus memiliki cara
hidup yang berbeda dengan mereka yang tidak beriman kepada Yesus Kristus.

Pertanggungjawaban iman yang benar adalah menjadi tidak serupa dengan dunia ini.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar