Jumat, 12 November 2010

Pelatihan Untuk Para Pekerja 1

PELATIHAN UNTUK PARA PEKERJA

Metode pengajaran yang dipakai Yesus saat melatih para murid sama
dengan metode yang digunakan oleh Roh Kudus untuk mempersiapkan para
pengabar Injil gereja mula-mula. Yesus mengajar teori melalui
penerapannya. Dia mengajak para murid melayani, lalu dia memakai
pengalaman mereka untuk mengajarkan prinsip-prinsip rohani yang
harus menjadi patokan prosedur mereka. Dia memakai pangalaman mereka
sebagai landasan pengajaran-Nya. Di samping itu, Dia mendorong
mereka meninggalkan semua harta benda mereka dan mengikuti-Nya dalam
perjalanan iman. Mereka hidup, bekerja, dan belajar untuk bergantung
pada Tuhan yang melengkapi setiap kebutuhan mereka.

Saat menyiapkan orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan Injil,
kita harus mencari prinsip-prinsip utama berdasarkan firman Allah
dengan pikiran yang jernih. Kita perlu menyatakan metode pengajaran
dan tujuan yang ingin kita capai dengan jelas. Ada dua faktor
mendasar yang perlu menjadi pertimbangan:

1. Perlengkapan dasar bagi semua jenis pelayanan rohani ada dua,
yaitu panggilan Allah dan kemampuan menggunakan karunia Roh.
Perlengkapan tersebut tersedia bagi semua anggota gereja.
2. Setiap anggota gereja dipanggil Allah untuk menjadi saksi nyata
dalam bidang pelayanan. Tidak ada pemisahan jemaat yang melayani
dan jemaat yang tidak melayani. Sistem gereja modern menciptakan
sistem pembagian seperti pelayan dan jemaat biasa, namun gereja
Perjanjian Baru tidaklah demikian. Semua anggota gereja adalah
imamat bagi Allah.

Kedua hal inilah yang merupakan landasan gereja. Jika orang-orang
terpilih tidak memunyai perlengkapan dasar, maka pelatihan yang
diberikan kepada mereka akan sia-sia. Jika mereka gagal memahami
arti penting bersandar pada perlengkapan dasar tersebut, maka
pekerjaan mereka akan rapuh.

Walaupun demikian, panggilan Allah dan karunia Roh saja tidak cukup
untuk menjadikan seseorang pekerja yang efisien. Ada empat hal yang
Anda butuhkan saat melatih karunia Roh Anda:

1. Pemahaman yang mendalam tentang firman Allah,
2. Pengalaman rohani pribadi,
3. Pengalaman mempergunakan karunia Roh, dan yang terpenting
4. Perjalanan yang setia bersama Roh, karena jika roh kering dan
haus tidak ada pengetahuan maupun pengalaman apa pun yang akan
memberikan kekuatan spiritual.

Paulus menulis kepada Timotius, "Jangan seorang pun menganggap
engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang
percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu,
dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu. Sementara itu, sampai aku
datang bertekunlah dalam membaca Kitab-kitab Suci, dalam membangun
dan dalam mengajar. Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang
ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan
penumpangan tangan sidang penatua. Perhatikanlah semuanya itu,
hiduplah di dalamnya supaya kemajuanmu nyata kepada semua orang."
(1 Timotius 4:12-15).

Pengetahuan dan pengalaman kita pun semakin bertambah lewat
kesetiaan kita melatih karunia-karunia Roh. Alhasil, keahlian dalam
pelayanan akan berkembang dengan pesat.

Dalam gereja Perjanjian Baru terdapat banyak bentuk pelayanan.
Gereja-gereja memunyai pendeta dan guru; ada beberapa yang melayani
orang percaya, yang lain melayani orang yang tidak percaya; ada yang
melayani anak dan pemuda, yang lain melayani yang dewasa; ada juga
yang memiliki karunia melayani secara pribadi dan berkunjung ke
rumah-rumah; ada yang menjadi penatua gereja dan diakon, yang lain
disebut penginjil yang merintis gereja baru. Semua ini membutuhkan
pengetahuan dan pengalaman yang dapat diperoleh dari pelayanan
nyata. Jemaat Perjanjian Baru menyediakan pelayanan yang memadai.

PERSIAPAN UNTUK PERINTISAN GEREJA

Ada satu pelayanan yang membutuhkan pengalaman pelayanan yang lebih
luas, yaitu pelayanan seorang penginjil atau misionaris atau
perintis gereja. Seorang yang melayani di bidang itu harus memunyai
pengalaman dalam merintis gereja-gereja baru.

Kita telah mempelajari bagaimana para perintis gereja Perjanjian
Baru dipanggil dan dipersiapkan. Kita mempelajari persiapan dasar
Paulus, Barnabas, Timotius, Titus, Silas, dan yang lainnya dalam
pelayanan jemaat lokal. Pada awalnya, mereka melewati beberapa tahun
pelayanan aktif dalam jemaat lokal. Di sana mereka belajar melayani
dengan karunia Roh, berdoa, dan juga mencari bimbingan Roh Kudus.

Saat melayani dalam gereja yang aktif, tokoh-tokoh tersebut belajar
tentang struktur, kesulitan, masalah, dan bahaya dalam gereja.
Kemudian mereka belajar cara mengatasinya. Karena mereka mengabarkan
Injil kepada orang-orang yang sudah maupun yang belum diselamatkan.
Mereka semakin mahir mendekati dan akrab dengan berbagai macam
orang. Saat mereka menjalani semua ini, mereka tidak hanya
mempelajari doktrin agama, tetapi mereka juga belajar tentang
kebenaran rohani dalam pelayanan. Setelah masa persiapan mereka
selesai dan panggilan pelayanan mereka sudah jelas, mereka bergabung
dengan para penginjil yang berpengalaman dan mereka dapat memperoleh
kecakapan yang mereka perlukan.

Perlengkapan yang dibutuhkan pelayan dapat dirangkum sebagai
berikut:

1. Pemahaman yang menyeluruh akan firman Tuhan.
2. Pengalaman melayani Injil kepada orang percaya dan yang tidak
percaya. Pelayanan seperti ini membutuhkan kecakapan melebihi
pelayanan dasar karena dia perlu tahu bagaimana cara memerhatikan
dan mengajar orang percaya baru.
3. Pemahaman mendalam tentang organisasi, perlengkapan rohani,
prosedur, pelayanan, dan masalah jemaat. Dia harus memiliki
pengetahuan tersebut, agar dia dapat merintis gereja secara
aktif serta dapat mengatur dan menasihati penatua dan diaken
gereja tersebut.
4. Pengalaman pribadi berdoa dalam roh.
5. Pengalaman pribadi dibimbing oleh Roh kudus.
6. Iman untuk terus melangkah maju ke depan dan memercayai Allah
yang memenuhi setiap kebutuhan dunia dan spiritual.
7. Pengalaman pribadi berjalan bersama Roh, kemenangan melawan
daging, konflik dengan kekuatan Iblis, dan kemenangan yang di
raih oleh iman, sehingga kehidupannya akan menjadi teladan
tentang kebenaran rohani yang diajarkannya kepada orang yang baru
percaya serta gereja-gereja.

KELEMAHAN DARI METODE MODERN

Setelah memahami prinsip dan tujuan dari tugas kita, kita dapat
memahami masalah yang kita hadapi saat ini. Kita menghadapi satu
kesulitan besar yang tidak ditemukan dalam Perjanjian Baru.
Kesulitan tersebut muncul dari pola gereja masa kini yang sangat
berbeda dengan pola gereja Perjanjian Baru. Pola gereja tersebut
tidak cukup untuk mempersiapkan para pelayan. Demikian juga dengan
sekolah teologi ataupun sekolah alkitab modern.

Sejarah sekolah teologi muncul pada pertengahan abad kedua. Para
filsuf sekaligus teolog gereja mula-mula, seperti Klemens dan
Origenes percaya bahwa, mereka berhasil menyatukan kekristenan dan
filsafat. Mereka mendirikan sekolah-sekolah -- pada awalnya di
Aleksandria, kemudian bertumbuh di Kaisarea dan tempat-tempat lain.
Di sekolah-sekolah tersebut mereka mengajarkan sistem mereka kepada
generasi muda. Kemudian, murid-murid sekolah itu menyebarkan
pengajaran mereka ke gereja. Pengajaran ini memberi gereja celah
untuk keluar dari fondasi struktur dan doktrin yang dibangun oleh
para rasul.

Biasanya seminari dan sekolah alkitab bertujuan untuk mengajarkan
praktik serta doktrin yang mendalam. Akan tetapi, sekolah-sekolah
teologi modern selalu memunyai kecenderungan untuk melibatkan
kearifan duniawi dalam mengungkapkan kebenaran rohani. Mereka
menafsirkan kebenaran rohani itu menurut standar manusia dan
pemikiran pada masa itu. Mereka juga mengurangi kebenaran itu agar
terdengar masuk akal dan memutarbalikkannya, agar dapat dicerna oleh
sistem filsafat yang agamawi.

Fakta-fakta tersebut, seperti yang disaksikan oleh sejarah dan masa
kini harus benar-benar diperhatikan dengan saksama. Kita harus
menghindari hal-hal yang dapat mengurangi kerohanian kita. Walaupun
hal-hal tersebut tampaknya menguntungkan untuk sementara waktu,
harga yang harus dibayar nantinya terlampau mahal.

Ada beberapa faktor lain yang harus diperhatikan juga. Dari segi
praktisnya, pelatihan saat ini tidak menghasilkan buah yang
memuaskan. Banyak orang menganggap lulusan teologi belum
dipersiapkan sungguh-sungguh dari segi kerohanian atau pengetahuan
tentang misi mereka. Tentunya, ini adalah salah satu masalah besar
yang dihadapi para hamba Tuhan. Pengetahuan mereka tentang manusia
sangat sedikit. Bahkan, mereka nyaris tidak belajar untuk memahami
diri mereka sendiri. Pengetahuan mereka tentang masalah-masalah
praktis dalam penginjilan dan gereja sangat kurang. Mereka tidak
cukup berpengalaman dan dewasa secara rohani.

Meskipun demikian, acapkali para lulusan menjadi sombong menganggap
diri mereka lebih hebat dari yang lain. Mereka menjadi ambisius,
bukan untuk mencari ladang penginjilan baru, melainkan menyiapkan
posisi kependetaan yang nyaman dengan pendapatan yang tetap. Sering
kali ketika mereka diutus ke luar, mereka berkecil hati dan gagal
atau biasa-biasa saja dalam pelayanan mereka.

Banyak misionaris dan pendeta yang diutus sebagai pelayanan
menyadari kurangnya persiapan mereka. Para lulusan sekolah modern
memang dipersiapkan secara khusus untuk melaksanakan tugas mereka.
Mereka mungkin telah mempelajari firman Allah, tetapi pengalaman
rohani pribadi dan pengetahuan mereka masih kurang. Pandangan mereka
tentang panggilan mungkin salah dan tidak alkitabiah. Mereka
menganggap suatu panggilan sebagai pekerjaan, alih-alih pelayanan
bercorak Perjanjian Baru. Mereka mungkin rindu menjadi pengkhotbah,
guru, dan anggota organisasi yang sukses agar mendapatkan
penghargaan, gereja yang baik, dan pendapatan yang baik.

Semua hal di atas menyingkapkan kelemahan yang cukup serius, yang
dulunya dihindari oleh metode Perjanjian Baru. Seluruh masalah
pelatihan ini perlu ditinjau ulang dengan cermat sesuai dengan
praktik Perjanjian Baru, sehingga kita bisa kembali ke metode yang
sesuai dengan tujuan Allah dan menghasilkan buah yang ranum seperti
yang dikehendaki-Nya.

PENCAPAIAN DAN KELEMAHAN SEKOLAH ALKITAB

Kami telah menyebutkan kelemahan-kelemahan metode modern ini.
Walaupun demikian, ada juga pencapaian-pencapaian yang diraih oleh
beberapa Sekolah Alkitab. Berkat Allah juga menyertai pekerjaan
mereka. Beberapa sekolah memiliki standar rohani yang cukup tinggi
dan pengajaran yang luar biasa. Mereka mengajarkan firman Tuhan
kepada ribuan kaum muda.

Pengajaran adalah salah satu pelayanan yang mendasar -- dan yang
paling penting -- dalam gereja. Sudah menjadi keinginan Allah bahwa
orang yang memiliki karunia Roh untuk mengajar perlu menggunakannya
di dalam pelayanan. Ketika umat Allah berkumpul bersama dalam kurun
waktu tertentu dan mempelajari rangkaian firman Allah, hal itu
merupakan kegiatan yang baik dan bermanfaat. Semua orang yang
menyampaikan firman Tuhan dengan cara apa pun memang perlu memunyai
pemahaman yang menyeluruh tentang Alkitab. Oleh karena itu, ketika
Sekolah Alkitab menawarkan pelayanan dalam bidang pengajaran, maka
pelayanan tersebut juga merupakan pelayanan yang alkitabiah.

Allah memerintahkan pelayanan dalam pengajaran. Lalu, di manakah
kelemahan Sekolah-sekolah Alkitab modern? Menurut kami, kelemahan
tersebut terkait dengan empat prinsip dasar berikut:

1. Pengajaran yang kita berikan belum cukup.
Kita mungkin memberikan kelas-kelas doktrin dan isi Alkitab,
tetapi sebenarnya kita hanya sedikit menyentuh hal-hal penting
mengenai tatanan gereja Perjanjian Baru, karunia Roh, iman, doa,
dan bimbingan Roh Kudus.

2. Klaim kita terhadap pelayanan pengajaran terlalu berlebihan.
Anggapan bahwa kelas pendalaman Alkitab saja cukup untuk
menyiapkan murid masuk ke dalam pelayanan adalah anggapan yang
salah. Pelayanan di bidang pengajaran memang menjadi bagian
penting dalam mempersiapkan pekerja, tapi perlengkapan rohani dan
pengalaman kita juga sama pentingnya. Prinsip ini sudah pasti
diketahui oleh Tuhan kita dalam cara-Nya mempersiapkan
murid-murid-Nya.

3. Kita memisahkan siswa dari hubungannya dengan kehidupan gereja
dan pelayanan dan hubungannya dengan kehidupan dunia luar.
Hal ini menjauhkan siswa dari pengalaman dan pengetahuan yang
penting. Alhasil, pengetahuan yang siswa dapatkan terbatas pada
pengetahuan teori. Ingatlah bahwa gereja lokal adalah dasar
pelatihan pelayan Perjanjian Baru.

4. Kita gagal menekankan pentingnya pertumbuhan iman pribadi dan
memastikan hal-hal yang diperlukan untuk hal itu tersedia.
Karena para murid dipisahkan jauh dari kehidupan gereja dan
dunia, mereka kehilangan kesempatan terbaik untuk memperoleh
pengalaman rohani pribadi. Padahal, mereka perlu sekali memahami
penerapan praktis iman dan doa dalam pelayanan. Mempelajari
bagaimana cara mendoakan permasalahan, mencari bimbingan Roh
Kudus, dan menang atas pekerjaan Iblis.

Pada kenyataannya, para murid diajarkan tentang doa, tetapi doa
yang tidak memiliki kegunaan praktis. Mereka menyaksikan Sekolah
Alkitab mereka tidak dijalankan berlandaskan doa.

Tuhan kita tidak hanya mengajarkan teori tentang doa, iman, serta
bimbingan dan kekuatan Roh kepada para murid-Nya, namun Dia juga
mengajarkan cara menerapkan kebenaran-kebenaran tersebut.

PENTINGNYA PENGALAMAN

Apakah tujuan yang sesungguhnya dari pelayanan dalam pengajaran?
Kita setuju bahwa tujuan kita bukanlah semata-mata menanamkan
pengetahuan. Jika kita hanya menanamkan pengetahuan saja, maka
tujuan utama kita belum tercapai. Tujuan sesungguhnya adalah
manifestasi penuh kehidupan Kristus dalam kehidupan seseorang yang
menghasilkan buah bagi kemuliaan-Nya. Pengetahuan itu penting,
tetapi tidak peduli sebesar apa pun pengetahuan kalau tidak
dihidupi, pengetahuan itu sama saja dengan mati. Allah tidak pernah
menganggap bahwa pengetahuan saja sudah cukup untuk mempersiapkan
hamba-hamba-Nya; Dia menuntut bukti yang hidup.

Jadi, tujuan yang sesungguhnya dari pelayanan dalam pengajaran
adalah menerjemahkan pengetahuan dalam tindakan dan buah roh kita.
Untuk mencapainya, pendidikan dan prakteknya perlu berjalan
bersamaan. Pengalamanlah yang menjadi dasar persiapan para murid
dan rasul Paulus serta pengikutnya. Teori perlu diterapkan dan
diambil dari penerapannya sehari-hari.

Kita perlu mengakui kelebihan persekutuan dan kedisiplinan
Sekolah-sekolah Alkitab yang dikelola dengan baik. Sekolah dapat
menyediakan kondisi yang nyaman untuk belajar dan bersekutu. Akan
tetapi, Tuhan kita tidak hanya memberikan kita kesempatan untuk
belajar Alkitab, tetapi dia juga melatih mereka untuk turut aktif
dalam pelayanan.

Yesus mengutus para murid-Nya untuk mempraktekkannya; mereka hidup
dan bekerja dalam kondisi pelayanan aktif. Dia tidak melatih mereka
bekerja sama sebagai suatu komunitas siswa, tapi Dia ingin mereka
berkumpul bersama dalam pelayanan. Dia rindu mereka pergi melayani
dan rindu mereka berdiri sendiri dan hanya bergantung pada Allah
dalam segala situasi. Dia mengajak mereka bergabung dengan-Nya dalam
pelayanan dan dalam kehidupan iman.

Metode "pengasingan diri" hanya akan memisahkan siswa dari dunia
dan kenyataan. Metode ini tidak ampuh untuk mengajarkan mereka cara
bertahan melawan dosa dan serangan setan. Metode ini tidak dapat
membangun karakter yang diperlukan oleh seorang rohaniwan.
Mengasingkan diri dalam kurun waktu yang lama tidaklah baik.
Pengasingan diri biasanya membuat seseorang tidak cocok menghadapi
kehidupan yang normal. Pengasingan diri melumpuhkan separuh
karakter lain manusia. Kondisi ini biasanya membuat orang
tergantung, mendambakan kesenangan, dan berpandangan egois.

Tuhan kita melatih murid-murid-Nya dengan pengajaran yang keras.
Mereka berjalan bersama-Nya melewati jalan berdebu seraya
menyaksikan kehidupan-Nya. Kehidupan-Nya itu mengajarkan mereka
tentang penyangkalan diri dan kerja keras. Paulus dan rekan-rekan
penginjilnya dipersiapkan dengan cara yang sama. Pelatihan seperti
ini menghasilkan karakter-karakter yang diperlukan dalam
penginjilan: orang-orang yang kuat imannya, bersedia pergi tanpa
punya tempat untuk meletakkan kepalanya, pergi sendirian ke ujung
dunia dengan Tuhan, menahan keinginan, menghadapi bahaya,
penganiayaan, kebencian, dan kematian agar jiwa-jiwa dapat
diselamatkan dan gereja dapat dirintis di seluruh dunia. Mereka
adalah manusia-manusia dengan pengetahuan rohani yang dalam dan
pengalaman yang luas; mereka bukan orang yang lemah, takut akan
kesukaran, jijik pada kemiskinan, dan menginginkan kenyamanan dan
keamanan. Mereka bukan orang-orang tidak berpengalaman yang belum
pernah menghadapi cobaan dan yang belum tahu cara melakukan
pekerjaan. Dan kemungkinan akan gagal ketika diutus untuk melakukan
pekerjaan-Nya.

Mari kita mengingat bahwa hanya pengalaman Kalvari saja yang dapat
mempersiapkan kita dalam pelayanan Kalvari. Hanya orang yang
bersedia merasakan Kalvari mau mengikuti pelayanan Kalvari.
Orang-orang seperti inilah yang sangat dibutuhkan saat ini.

Memisahkan siswa dari kehidupan gereja dan dari lingkungan pelayanan
merupakan kesalahan serius. Seseorang yang dipersiapkan untuk
penginjilan dan perintisan gereja memerlukan gereja serta ladang
penginjilan.

Hal itu tidak berarti bahwa pusat pembelajaran Alkitab perlu
dikurangi. Tetapi kita memerlukan pelatihan murid yang memadai.
Orang-orang yang mengenyam pendidikan Alkitab juga perlu memahami
dengan jelas bahwa walaupun pendidikan Alkitab itu penting, hal itu
belumlah cukup untuk membekali pelayanan mereka.

Perlu ditekankan bahwa kita tidak dapat menyelesaikan tujuan kita
dengan menaikkan standar pendidikan saja. Walaupun hal-hal seperti
gelar dan pencapaian akademis berharga dalam bidang pendidikan,
namun mereka bukanlah perlengkapan pelayanan; mereka tidak dapat
memberikan kekuatan rohani atau menghasilkan buah rohani. Jika Tuhan
kita tidak menggunakan hal-hal semacam itu dalam menyelesaikan
tujuan-Nya, maka kita pun tidak memerlukannya. (t\Uly)

Diterjemahkan dari:
Judul buku: The New Testament Order for Church and Missionary
Judul artikel: The Training of The Worker
Penulis: Alex Rattray Hay
Penerbit: The New Testament Missionary Union Canada
Halaman: 480 -- 488

______________________________________________________________________
SUMBER MISI

INTERNATIONAL CHRISTIAN MISSION
==> http://www.icmission.net

International Christian Mission, yang didirikan oleh Khoo Hin
Hiong, merupakan kegerakan interdenominasi orang-orang percaya yang
bertujuan melatih para pendeta, pengabar Injil, guru-guru, dan
rasul-rasul mengenai kebenaran Yesus Kristus. Tujuannya adalah agar
pelayanan mereka menjadi efektif. Untuk itu, ICM melatih dan
mendayagunakan orang-orang, serta membuat bahan-bahan pelatihan
(tersedia dalam 20 bahasa) -- program ini dikenal dengan nama
Church Planting Institute (CPI). Setelah mendapat pelatihan yang
cukup, maka ICM akan mengirim satu tim ke daerah tertentu dan
melatih para pemimpin menjadi lebih efektif dalam menjangkau
jiwa-jiwa. Melalui situs mereka, Anda bisa memberikan pertanyaan,
komentar serta mendukung pelayanan mereka melalui doa dan dana.
(DIY)

______________________________________________________________________
DOA BAGI MISI DUNIA

T U R K I

Seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu 2000 tahun yang lalu, Yesus
mengirimkan surat lewat rasul Yohanes kepada lima gereja yang
berkembang di Turki. Pusat kekristenan kuno yang terletak di kota
Istanbul masa kini. Saat ini, jemaat-jemaat tersebut telah lenyap
dan pengikut Kristus hanya tinggal 0,1 persen dari populasi Turki.

Orang-orang Kristen ini sering menghadapi diskriminasi, kekerasan,
ancaman, dan batasan kalau mereka tidak memiliki izin mengadakan
pertemuan. Orang yang berpindah ke agama Kristen menderita pelecehan
sosial dan kekerasan dari keluarga serta tetangga mereka. Karena
alasan ini, Turki menduduki peringkat 35 dalam daftar "World Watch"
[daftar negara di dunia yang mengalami penganiayaan terhadap orang
Kristen, Red.].

Untuk mendukung gereja dan penyebaran Injil di antara orang-orang
yang berbahasa Turki, SAT-7 telah meluncurkan SAT-7 TURK, saluran TV
dalam bahasa Turki. Melalui tayangan itu, banyak orang Kristen Turki
yang terisolasi satu dengan yang lain bisa mendapatkan pengajaran,
pelatihan, dan dukungan. Tayangan ini juga dirancang untuk
menunjukkan iman Kristen kepada orang-orang Turki yang belum
percaya.

Saat ini, saluran TV itu hanya dapat menayangkan 4 jam acara setiap
harinya. SAT-7 ingin meluaskan liputan sampai 24 jam penuh. Untuk
mencapai tujuan ini, sebuah yayasan anonim telah bermurah hati
menawarkan memberikan sumbangan dua kali lipat (maksimal 350.000
dolar AS) nominal sumbangan yang diberikan oleh setiap penyumbang
untuk saluran televisi itu. Artinya, setiap sumbangan $10 akan
menjadi $30, setiap $100 akan menjadi $300, dan seterusnya.

SAT-7 akan menggunakan donasi itu untuk mengembangkan sumber-sumber
siaran televisi, menambah jumlah waktu siaran satelit, dan meluaskan
liputan sampai 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Saat liputan mereka
selesai diperluas, SAT-7 akan meraih tujuan mereka, yaitu menjangkau
orang-orang berbahasa Arab, Farsi, dan Turki -- pada dasarnya
seluruh Timur Tengah -- dengan tayangan televisi Kristen. (t\Uly)

Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14832]

Pokok doa:
* Doakan untuk orang-orang Kristen yang mengalami penganiayaan
di negara Turki, supaya Tuhan menguatkan iman percaya mereka,
sehingga mereka tidak kendor imannya.
* Bersyukur karena Tuhan sudah membuka jalan untuk penginjilan
melalui media televisi di negara Turki, sehingga lebih banyak
orang yang belum mengenal Tuhan dapat mendengar dan menerima
Kristus.

S P A N Y O L

Karena meningkatnya kecemasan akan teror Al-Qaeda terhadap sasaran
mereka di Eropa, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan perjalanan
bagi warga AS di Eropa. Jepang dan Inggris juga mengeluarkan
peringatan serupa untuk warga mereka saat menggunakan kendaraan umum
atau mengunjungi daerah-daerah wisata bagi para turis.

JN, seorang misionaris dari The Evangelical Alliance Mission (TEAM),
mengatakan bahwa, "Banyak orang-orang Eropa yang khawatir bahwa
situasi dapat berubah menjadi buruk sewaktu-waktu. Penemuan tentang
kegiatan-kegiatan teroris tersebut sangatlah mengganggu".

JN mengatakan bahwa, perasaan gelisah ini membuka kesempatan langka
untuk penginjilan. "Kejadian ini membuka jalan bagi kita untuk
membicarakan hal-hal spiritual serta iman dan masa depan. Tetapi
yang lebih penting, untuk membicarakan Yesus Kristus dan damai
sejahtera yang ditawarkan-Nya".

Banyak misionaris mengatakan bahwa mereka sulit melayani di Eropa
karena terkadang hanya ada segelintir kesempatan untuk membagikan
Injil. JN mengatakan bahwa, "Mereka sudah tidak memikirkan gereja
lagi. Kami berdoa agar Allah mau memulai atau terus bekerja dalam
hati orang-orang dan menunjukkan kepada mereka bahwa Dia masih
hidup, Dia sedang bekerja, dan Dialah Pencipta. Pintu-pintu
komunitas dari agama lain juga sedang terbuka. Dan pikiran dan
keinginan kami adalah bekerja di antara orang-orang yang beragama
lain di Eropa"

Ia juga meminta agar orang-orang Kristen berdoa untuk pelayanan
TEAM. "Doakan agar mata spiritual kami dibukakan, agar kami dapat
melihat kesempatan-kesempatan dan memanfaatkannya. Doakan untuk
keamanan di sini. Segalanya dapat terjadi". (t\Uly)

Sumber: Mission News, Oktober 2010
[Selengkapnya: http://www.mnnonline.org/article/14802]

Pokok doa:
* Berdoa buat orang-orang Kristen yang ada di daerah Eropa di mana
mereka banyak mengalami kegelisahan karena ancaman teroris yang
bisa sewaktu-waktu mencelakakan mereka. Doakan agar mereka boleh
mengenal Kristus yang mampu memberikan kedamaian yang sejati.
* Berdoa agar setiap orang Kristen di Eropa, dibangkitkan kembali
iman dan semangatnya dalam pelayanan penginjilan karena
kesempatan menginjili sekarang sangat terbuka.

______________________________________________________________________
DOA BAGI INDONESIA

TSUNAMI DAN GEMPA BUMI DI MENTAWAI

Senin, 25 Oktober 2010 Tsunami berkekuatan 7,2 SR dengan tinggi
ombak 7 meter melanda kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada pukul
22.00 WIB. Episentrum gempa terletak pada kedalaman 10 kilometer,
meluluhlantakan pemukiman, infrastuktur jalan, kapal nelayan, dan
bangunan apa saja yang ada di sekitar pesisir. Hingga Rabu, 3
November 2010 sedikitnya 498 warga terluka dan 75 warga hilang, 720
rumah hancur, dan 15.097 warga mengungsi. Pemerintah sejauh ini
sudah berupaya meringankan warga korban Tsunami.

Sumber: Kompas, 30 Oktober 2010, hal. 1
Kompas, 3 November 2010, hal. 1

POKOK DOA:

1. Mengucap syukur untuk upaya pemerintah dalam menangani bencana
Tsunami yang terjadi beberapa waktu lalu. Doakan agar Tuhan
memberi hikmat kepada pemerintah agar penanganan bisa lebih
maksimal lagi.

2. Bersyukur untuk perhatian dan bantuan yang diberikan dari negara
lain untuk membantu Indonesia. Doakan agar semakin banyak orang
yang tergerak hatinya untuk memberikan bantuan, sehingga korban
bisa segera ditolong dan dan lokasi bencana bisa dipulihkan.

3. Masih banyak pengiriman bantuan yang terhambat karena kendala
cuaca dan transportasi. Doakan supaya Tuhan memberikan cuaca yang
baik untuk regu penolong bisa sampai di tempat yang membutuhkan.
Doakan juga agar pemerintah bersama rakyat setempat dapat
menyediakan alat transportasi yang lebih memadai.

4. Doakan masyarakat Mentawai yang membutuhkan bantuan medis dan
logistik tapi belum bisa dijangkau, kiranya Tuhan memberi
kekuatan dan perlindungan untuk mereka bisa bertahan sampai
bantuan bisa sampai ke mereka.

5. Doakan masyarakat Mentawai yang kehilangan anggota keluarga
mereka, agar Tuhan memberi kesabaran dan penghiburan. Doakan juga
untuk pemulihan fisik dan psikis masyarakat Mentawai.

6. Berdoa untuk gereja-gereja di seluruh Indonesia agar bersatu
menyebarkan kasih Kristus melalui bantuan yang bisa diberikan
kepada rakyat Mentawai yang menjadi korban bencana. Doakan agar
bantuan-bantuan itu bisa sampai kepada yang membutuhkan.

______________________________________________________________________
Anda diizinkan menyalin/memperbanyak semua/sebagian bahan dari e-JEMMi
(untuk warta gereja/bahan pelayanan lain) dengan syarat: tidak
untuk tujuan komersial dan harus mencantumkan SUMBER ASLI bahan
yang diambil dan nama e-JEMMi sebagai penerbit elektroniknya.
______________________________________________________________________
Staf Redaksi: Novita Yuniarti dan Yulia Oeniyati
Kontak Redaksi: < jemmi(at)sabda.org >
Untuk berlangganan: < subscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk berhenti: < unsubscribe-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
Untuk pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-misi(at)hub.xc.org >
______________________________________________________________________
Situs e-MISI dan e-JEMMi: http://misi.sabda.org
Arsip e-JEMMi: http://www.sabda.org/publikasi/misi
Facebook MISI: http://fb.sabda.org/misi
______________________________________________________________________
Bahan-bahan dalam e-JEMMi disadur dengan izin dari berbagai pihak.
Copyright(c) e-JEMMi/e-MISI 2010 / YLSA -- http://www.ylsa.org
SABDA Katalog: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati
______________________________________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar