Selasa, 30 November 2010

0 ;A.A.A.-D/7 <askop.gideon.askop@blogger.com>
Subject: Menghakimi Dengan Adil
Date: Tue, 30 Nov 2010 18:51:18 +0700
Message-ID: <Cvw8MWcxZ1Hf.CKnxzLkt@smtp.mail.Yahoo.co.id>
X-Mailer: EPOC Email Version 2.10
MIME-Version: 1.0
Content-Language: i-default
Content-Type: text/plain; charset=UTF-8
Content-Transfer-Encoding: quoted-printable

Menghakimi Dengan Adil

Matius 7: 1-5

7:1. "Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan =

dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan =
kepadamu.
7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok =
di=20
dalam matamu tidak engkau ketahui?
7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku =
mengeluarkan=20
selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau =
akan=20
melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata =
saudaramu."


Mau tidak mau, menyuarakan kebenaran yang murni berarti berbenturan dengan =

ajaran yang melawan kebenaran Alkitab. Saat itu terjadi, tak jarang kita =

mendengar orang menentang dengan berkata, =E2=80=9CSaudara tidak punya hak =
menghakimi=20
kami. Dalam Mat. 7:1, Tuhan Yesus juga melarang orang menghakimi. Ia tidak =

menghakimi siapa pun.=E2=80=9D Anehnya, kalau Tuhan Yesus melarang orang =
menghakimi sama=20
sekali, mengapa masih di pasal yang sama (ay. 22=E2=80=9323) Ia sendiri =
menghakimi?

Kita harus tahu, bahwa penghakiman yang dilarang Tuhan adalah penghakiman =
yang=20
tidak adil. Tidak adil berarti dua hal. Pertama, tidak menggunakan ukuran =
yang=20
benar. Memang manusia pada umumnya menghakimi orang lain dari apa yang =
tampak,=20
sebab kita tidak tahu apa yang ada di hati orang lain. Dan seperti contoh =

konkret orang Farisi, tidak jarang orang sengaja mengekspos kesalahan orang =

lain, sehingga ia terlihat baik (Luk. 18:9=E2=80=9314). Tuhan =
memperingatkan bahwa itu=20
keliru, dan apa yang kita tabur akan kita tuai (ay. 2).

Kedua, munafik. Maksudnya, kita mengatakan orang lain bersalah, padahal =
kita=20
sendiri tidak sadar bahwa kesalahan yang sama ada dalam diri kita (ay. =
3=E2=80=935).=20
Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk melihat ke dalam diri kita sendiri dulu, =
agar=20
kita bertobat terlebih dahulu. Setelah bertobat dan memperbaiki diri kita =

sendiri, maka kita dapat membantu orang lain memperbaiki kesalahan =
mereka.

Maka menghakimi dengan adil bukanlah sesuatu yang dilarang, sebab Tuhan =
Yesus=20
sendiri mengatakan, =E2=80=9CJanganlah menghakimi menurut apa yang tampak, =
tetapi=20
hakimilah dengan adil.=E2=80=9D (Yoh. 7:24). Seperti apakah menghakimi yang =
adil itu? Ia=20
menjelaskannya dalam Yoh. 5:30, =E2=80=9CAku menghakimi sesuai dengan apa =
yang Aku=20
dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku =
sendiri,=20
melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.=E2=80=9D

Berarti menghakimi dengan adil hanya dapat dilakukan jika kita menuruti =
kehendak=20
Allah, yang hanya dapat ditemukan di Alkitab. Jika kita memahami Firman =
Tuhan,=20
maka kita menghakimi bukan berdasarkan pemahaman akali belaka, selera suka =
dan=20
tidak suka, atau sekadar apa yang tampak, melainkan seperti dalam pikiran =
dan=20
perasaan Kristus, standarnya ialah kesesuaian dengan kehendak Allah.

Teruslah berpegang kepada Firman yang murni dan jangan takut menyingkapkan =
dosa=20
dan kepalsuan, dengan motivasi yang benar agar jiwa-jiwa yang terhilang =
dapat=20
diselamatkan. Tuhan Yesus telah menunjukkan bahwa jika kita mengikuti =
jalan-Nya=20
yang benar, maka kita dapat menghakimi dengan adil.


Menghakimi dengan adil adalah yang sesuai dengan kehendak Allah.


http://virtuenotes.blogspot.com/

__________________________________________________
Apakah Anda Yahoo!?
Lelah menerima spam? Surat Yahoo! memiliki perlindungan terbaik terhadap spam
http://id.mail.yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar