Jumat, 26 November 2010

Mengubah Cara Pandang

Mengubah Cara Pandang

Matius 6: 22-23
6:22 Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh
tubuhmu;6:23 jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang
ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.


Seseorang yang mau mengikut Tuhan Yesus harus melepaskan dirinya dari segala
miliknya, artinya tidak terikat dengan percintaan dunia. Dunia harus dianggap
tidak berarti dibanding dengan keselamatan yang Tuhan berikan. Orang yang hanyut
dalam kenikmatan dunia adalah orang-orang yang matanya tertutup oleh keindahan
dunia sehingga tidak dapat mengenali kebenaran. Kebenaran hanya dipahami oleh
orang yang matanya bersih, tidak tertutupi oleh keinginannya memiliki dunia ini;
tidak ada orang yang materialistis bisa mengenal kebenaran.
Tuhan Yesus bersabda bahwa mata adalah pelita tubuh. Kalau mata jahat,maka
gelaplah seluruh tubuh. Kata "jahat" di sini aslinya ditulis πονηρός (ponērós)
yang juga berarti "sakit" atau "berdosa". Kalau mata sakit, yang dilihatnya
salah. Kalau cara memandang hidup sudah salah, maka tidak mungkin orang itu bisa
diperbaiki. Bila mata hati seseorang tertutup, memang beberapa perbuatan yang
salah dalam hidupnya masih dapat diperbaiki, tetapi cara hidupnya secara
keseluruhan tidak bisa diubah, sebab hidupnya masih gelap. Tetapi kalau mata
hati terbuka, maka seluruh filosofi dan cara hidupnya bisa diubah.
Dalam kesempatan lain, Tuhan Yesus juga mengatakan bahwa mutiara tidak bisa
diberikan kepada babi dan barang kudus kepada anjing (Mat. 7:6). Ini merupakan
kelanjutan dari seruan-Nya kepada orang-orang munafik yang melihat selumbar
(serpihan kayu) di mata orang lain tetapi tidak menyadari bahwa di matanya
sendiri ada balok (Mat. 7:3–5). Perkataan Tuhan Yesus dalam kedua kesempatan ini
bukanlah mata secara fisik, tetapi berbicara mengenai cara pandang dan
pengertian. Balok harus dibuang, barulah seseorang mengenal kebenaran. Bila
tidak, ia dibutakan oleh balok itu; mata hatinya tertutup, sehingga menjadi
seperti hewan—babi atau anjing—yang cara pandangnya berbeda denganmanusia.
Jadi yang dimaksud Tuhan Yesus ini sesungguhnya adalah bahwa yang patut menerima
kebenaran adalah mereka yang bisa diajak menjadi manusia yang berkualitas
manusia seperti yang dikehendaki Tuhan, bukan manusia yang masih mempunyai cara
pandang bagaikan hewan, yang hanya mengejar hal-hal duniawi. Kalau kita masih
menjadikan harta dunia sebagai tujuan, niscaya kita tak bisa mengenal kebenaran
dan akibatnya kita tidak akan pernah menjadi manusia seperti yang Tuhan
kehendaki. Ubahlah cara pandang kita sekarang juga; menjadikan Tuhan Yesus
sebagai satu-satunya tujuan dan pujaan hidup, segala-galanya dalam hidup ini.
Kita harus bertobat dari cara hidup yang salah dengan menanggalkan beban dan
dosa, bukan sekadar bertobat dari perbuatan yang salah.

Perubahan cara pandang adalah syarat mutlak untuk pertobatan dari cara hidup
yang salah.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar