Kamis, 18 November 2010

BERSIKAP TEGAS

BERSIKAP TEGAS

Saya punya satu kebiasaan buruk yang sulit hilang, yakni tanpa
sadar mengucek-ngucek mata. Dan sekali tangan sudah mengucek, bisa
lama baru berhenti. Sebenarnya saya tahu itu tak ada gunanya, dan
tak membuat keadaan lebih baik. Hanya, melakukannya seolah-olah
terasa "enak", semakin lama semakin "enak". Saya baru berhenti
setelah mata menjadi merah dan terasa pedas, bahkan sakit.
Se-benarnya jika saya mau bersikap tegas untuk berhenti ketika mulai
melakukannya, tentu bisa. Namun, kerap kali saya meneruskannya
karena merasa "masih enak".

Nyaris mirip dengan kebiasaan buruk saya di atas, terkadang kita
juga bersikap demikian terhadap dosa. Ketika masih terasa "enak",
kita tak mau berhenti melakukannya. Apalagi saat makin lama makin
enak, betapa lebih sulit lagi kita menghentikannya. Begitulah,
sekali kita melayani keinginan dosa, kita cenderung sulit
melepaskannya. Dalam Roma 6:1-14, Paulus menegaskan, kita tak boleh
bertekun dalam dosa, karena kita telah mati bagi dosa (ayat 1, 2).
Dengan demikian, seharusnya kita tak bisa lagi hidup dalam dosa.
Sebaliknya, kita telah dibangkitkan bersama Kristus, sehingga kita
dapat hidup bagi Allah (ayat 11). Itulah tujuan terbesar hidup kita
sebagai anak-anak tebusan-Nya!

Seperti mengucek mata yang tidak ada gunanya, berbuat dosa juga sama
tak bergunanya. Salah-salah justru kita mesti menanggung akibat tak
enak setelah melakukannya. Saya tahu harus belajar tegas mengatakan
"stop" pada diri sendiri, sebab Tuhan yang ada di dalam kita pasti
memberi kemenangan atas dosa. Maka, jangan terlena ketika kebiasaan
berdosa mulai menggoda. Lawan dan berlarilah menjauh dari dosa.
Biarlah kita hidup bagi Allah saja --AW

MATI BAGI DOSA, HIDUP BAGI ALLAH
HIDUP BAGI DOSA, MATI KEKAL DI HADAPAN ALLAH


Roma 6:1-14

1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? Bolehkah kita
bertekun dalam dosa, supaya semakin bertambah kasih karunia itu?
2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa,
bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?
3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis
dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya?
4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia
oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah
dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.
5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan
kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama
dengan kebangkitan-Nya.
6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut
disalibkan, supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan
kita menghambakan diri lagi kepada dosa.
7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa.
8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa
kita akan hidup juga dengan Dia.
9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara
orang mati, tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia.
10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan
untuk selama-lamanya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi
Allah.
11 Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati
bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus.
12 Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu
yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.
13 Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada
dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah
dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati,
tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota
tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran.
14 Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak
berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.


Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar