Jumat, 26 November 2010

Time

TIME



Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mulailah Ia mengusir semua pedagang di situ,
kata-Nya kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. Tetapi kamu
menjadikannya sarang penyamun." Tiap-tiap hari Ia mengajar di dalam Bait Allah.
Imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat serta orang-orang terkemuka dari bangsa
Israel berusaha untuk membinasakan Dia, tetapi mereka tidak tahu, bagaimana
harus melakukannya, sebab seluruh rakyat terpikat kepada-Nya dan ingin
mendengarkan Dia (Luk 19:45-48).

Minggu ini adalah minggu terakhir tahun liturgi, yang menggambarkan saat-saat
terakhir hidup kita. Tetapi kalau kita telisik, apa yang harus kita lakukan
dalam hidup kita? Kita memiliki 24 jam, Yesus pun juga sama-sama mempunyai 24
jam dalam sehari. Seperti Yesus membersihkan bait Allah dan mengajar tiap-tiap
hari menjelang menderita dan mati di kayu salib. Kita harus pandai-pandai apa
yang penting dilakukan dan apa yang harus ditunda. Dalam hidup kita
masing-masing mempunyai skala prioritas. Kalau yang penting tidak dilakukan,
akan terjadi kegentingan, tetapi kalau yang tidak penting tidak dilakukan, ada
sesuatu yang tertunda. Hal ini sebenarnya masalah mengelola waktu. Yesus
melakukan itu karena perintah Bapa-Nya. Bahwa Allah itu mempunyai rencana untuk
keselamatan kita, meskipun keselamatan Allah bisa tertunda. Rencana Allah tidak
akan pernah dihilangkan. Apa yang terjadi sejak umat perdana, Allah telah
mengorbankan sang anak, Yesus Kristus, tetapi Tuhan menuntut keterlibatan kita
selanjutnya. Pelaksanaanya tergantung dari kelakuan kita selama di dunia.
Bagaimana kita melibatkan diri hidup dalam rencana Allah?.


Contoh: banyak bencana alam, seperti letusan Merapi, pemerintah sudah menghimbau
untuk mengungsi, hal ini demi keselamatan. Sambil ngungsi siapa atau apa saja
yang dibawa, dan di pengungsian kita akan berpikir adalah rumah hancur, demikian
juga ijazah, perhiasan dll. Bahwa kejadian di atas, kita diselamatkan tetapi
ada kepahitan hidup. "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa
pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu." (Why 10:
9b).Dengan kata lain, kita harus mengiklaskan harta benda. Pada saat kita
menghadap Tuhan, benda-benda itu kita tinggalkan, dan jiwa kita yang harus
diselamatkan. Jadi ada suatu tegangan tarik-menarik mana yang penting dan
tidak. Ada juga contoh lain yang memilih yang tidak penting, pada suatu
kebakaran, seorang bapak menyelamatkan diri sendiri dan sangkar burungnya,
tetapi dia tidak mementingkan istri ataupun anak, karena dia menganggap bahwa
burung lebih menghibur dirinya.


Yesus memimpin ibadat lama dan lewat tubuh-Nya sendiri untuk menyelamatkan jiwa
kita.

Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala
harta. Ya, peringatan-peringatan-Mu menjadi kegemaranku, menjadi
penasihat-penasihatku. Taurat yang Kau sampaikan adalah baik bagiku, lebih dari
pada ribuan keping emas dan perak. Betapa manisnya janji-Mu itu bagi
langit-langitku, lebih dari pada madu bagi mulutku (Mzm 119:14.24.72.103).

Mari kita mohon agar waktu kita dipakai sebaik-baiknya, dan menghargai waktu
untuk keselamatan jiwa kita, berbuat baik setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar