Jumat, 26 November 2010

Dihakimi Menurut Perbuatan

Dihakimi Menurut Perbuatan

Roma 2: 6-15

2:6 Ia akan membalas setiap orang menurut perbuatannya,
2:7 yaitu hidup kekal kepada mereka yang dengan tekun berbuat baik, mencari
kemuliaan, kehormatan dan ketidakbinasaan,
2:8 tetapi murka dan geram kepada mereka yang mencari kepentingan sendiri, yang
tidak taat kepada kebenaran, melainkan taat kepada kelaliman.
2:9 Penderitaan dan kesesakan akan menimpa setiap orang yang hidup yang berbuat
jahat, pertama-tama orang Yahudi dan juga orang Yunani,
2:10 tetapi kemuliaan, kehormatan dan damai sejahtera akan diperoleh semua orang
yang berbuat baik, pertama-tama orang Yahudi, dan juga orang Yunani.
2:11 Sebab Allah tidak memandang bulu.
2:12 Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum
Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh
hukum Taurat.
2:13 Karena bukanlah orang yang mendengar hukum Taurat yang benar di hadapan
Allah, tetapi orang yang melakukan hukum Tauratlah yang akan dibenarkan.
2:14 Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan
diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka
tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka
sendiri.
2:15 Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di
dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling
menuduh atau saling membela.


Apakah kita menganggap hanya orang Kristen saja yang mempunyai kesalehan?
Menganggap bahwa dalam kehidupan orang-orang non-Kristen tidak ada orang-orang
saleh yang memiliki kualitas yang luar biasa dibanding dengan manusia kebanyakan
adalah anggapan yang tidak jujur. Tentu pengertian saleh disini tidak boleh
diukur dengan kesalehan standar sempurna bagi umat Perjanjian Baru.

Bila kita mengamati kesalehan Ayub, maka kita menemukan kesalehan orang
non-Yahudi dan juga non-Kristen yang luar biasa. Ayub hidup pada zaman sebelum
Abraham, dan ia bukan termasuk orang Yahudi umat pilihan Allah (Ayb. 1:1). Tentu
masih banyak lagi orang-orang yang memiliki kesalehan seperti mereka. Demikian
juga Yitro, mertua Musa. Ia orang Midian yang mengenal Allah Israel. Ia memuji
Tuhan dan mempersembahkan korban bagi Allah Israel (Kel 18:12).

Mengapa ada orang non-Yahudi dan non-Kristen bisa mengenal Allah, bahkan disebut
imam? Sebab Tuhan yang menulis Taurat-Nya di dalam hati mereka (Rm. 2:15).
Mereka bisa menjadi orang-orang yang berprestasi moral yang baik menurut kitab
yang mereka miliki, yang akan menjadi tolok ukur penghakiman bagi mereka (Why.
20:12–13). Penghakiman yang digambarkan di sini diselenggarakan tidak
berdasarkan iman kepada Juruselamat, tetapi berdasarkan perbuatan (Rm. 2:6).
Tentu ini berlaku bagi mereka yang tidak pernah mendengar Injil. Dalam hal ini,
akan ditemukan orang-orang yang memiliki kasih kepada sesamanya dalam standar
masing-masing, sesuai dengan hukum yang tertulis dalam "kitab-kitab itu".

Siapa berani mengatakan orang sesaleh Ayub masuk neraka? Tuhan itu Mahaadil. Ia
memberi peluang bagi orang-orang yang tidak pernah mendengar Injil, apakah
mereka memperoleh perkenanan-Nya atau tidak. Jadi penghakiman Allah tidak hanya
untuk menujukkan kesalahan atau menjatuhkan hukuman. Ia bukan Allah yang kejam.
Ia akan menunjukkan keadilan-Nya bagi orang-orang yang dipuji-Nya sebagai tidak
bercela, seperti Ayub (Ayb. 1:8).

Berarti kita harus menerima bahwa nanti ada banyak orang yang tidak pernah
menjadi bangsa Israel, tidak pernah menjadi Kristen, dan tidak pernah dicap
sebagai orang saleh menurut kacamata orang Yahudi dan orang Kristen, tetapi
memasuki kehidupan yang akan datang. Merekalah orang-orang yang melalui
penghakiman lalu diperkenankan masuk sebagai masyarakat dalam dunia yang akan
datang di langit dan bumi yang baru. Tidak mungkin Tuhan menulis Taurat-Nya di
dalam hati manusia hanya sekedar untuk pajangan dan tidak berdampak bagi
manusia.


Kita harus menerima kenyataan bahwa ada orang yang memperoleh perkenanan
Allah melalui penghakiman-Nya lalu memasuki kehidupan yang akan datang.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar