Jumat, 26 November 2010

HIDUP BUKAN SANDIWARA

HIDUP BUKAN SANDIWARA

Ketika membaca koran-koran nasional, kita kerap menjumpai
kisah-kisah bagaimana para politisi berusaha semaksimal mungkin
membuat citra yang baik di mata masyarakat. Mereka tidak segan-segan
mengeluarkan biaya yang besar, terutama dalam masa kampanye, bahkan
mengundang konsultan-konsultan asing untuk membuat pencitraan yang
profesional. Tujuannya tentu saja untuk memberikan persepsi yang
baik-baik tentang diri mereka kepada masyarakat, tetapi
menyembunyikan atau menyamarkan semua hal yang buruk-buruk.

Demikian juga pada zaman Tuhan Yesus, orang Farisi dan ahli Taurat
sangat mementingkan pencitraan mereka di mata masyarakat. Mereka
menonjolkan kehidupan beragama mereka dan tidak segan-segan
mempertontonkannya kepada publik. Mereka melakukan itu karena mereka
membutuhkan status dan penghormatan dari masyarakat. Status mereka
itulah yang juga memberi mereka kuasa untuk memanipulasi masyarakat.

Yesus tidak segan membongkar kemunafikan mereka dan mengingatkan
bahwa sesungguhnya kita hanya butuh pencitraan di mata Tuhan, yang
melihat segalanya. Apa pun yang kita lakukan adalah untuk Tuhan dan
bukan untuk dipertontonkan kepada orang lain. Dengan demikian kita
tidak akan kecewa, bahkan kalaupun perbuatan baik atau jerih
pelayanan kita tidak dihargai atau dilihat orang lain.

Dulu, ada sebuah lagu yang kurang lebih berkata bahwa hidup ini
hanya "panggung sandiwara". Namun, tidak demikian untuk kita.
Sebagai anak Tuhan, kita tak perlu membuat-buat pencitraan untuk
memperoleh penghargaan manusia. Sebab penghargaan kita adalah dari
Allah sendiri --HSL

HIDUP KITA BUKAN PANGGUNG SANDIWARA
DI MANA KITA BISA MENYEMBUNYIKAN HIDUP KITA YANG SEJUJURNYA


Matius 6:1-6

1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan
orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak
beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.
2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau
mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di
rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji
orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat
upahnya.
3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan
kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.
4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka
Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
5 "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang
munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam
rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya
mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka
sudah mendapat upahnya.
6 Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah
pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat
tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan
membalasnya kepadamu.

e-RH(c) +++ YLSA
Ditulis oleh penulis-penulis Indonesia
Diterbitkan dan Hak Cipta (c) oleh Yayasan Gloria

Tidak ada komentar:

Posting Komentar