Kamis, 29 Juli 2010

LANGIT

LANGIT

Langit dan benda-benda langit telah memukau manusia sejak dulu.
Entah mungkin karena sinarnya yang tampak misterius; karena jaraknya
yang sangat jauh; atau pergerakannya yang begitu konsisten. Tak
heran jika banyak peradaban kuno percaya bahwa langit adalah tempat
tinggal para dewa, dan benda-benda langit itu adalah para dewa
sendiri.

Ilmu pengetahuan modern pun menunjukkan bahwa benda-benda langit
memang mengagumkan. Coba bandingkan. Bumi kita ini sudah sangat
besar dan bisa menampung enam miliar manusia. Namun, volume planet
Yupiter ternyata lebih dari seribu kali bumi. Sementara, volume
matahari lebih dari satu juta kali bumi. Belum lagi kalau kita
bandingkan dengan seluruh jagad raya. Betapa besar dan mengagumkan!

Kekaguman serupa juga pernah dialami Daud. Ia memandangi langit dan
menyadari betapa megahnya jagad raya dan betapa kecilnya manusia di
hadapan semua itu (ayat 4,5). Meski demikian, Sang Pencipta mau
memperhatikan manusia bahkan mengangkatnya menjadi ciptaan yang
utama, mengatasi segala ciptaan lain (ayat 6-9). Fakta ini membuat
Daud takjub dan memuji kebesaran Tuhan.

Pengalaman Daud ini dapat kita ikuti untuk menyegarkan iman kita.
Apalagi jika hati gundah, jika diri merasa lelah dan tak berdaya,
jika beban hidup berat menggayuti. Tataplah langit ketika malam
cerah. Pandanglah bulan dan bintang-bintang yang ada di sana.
Biarkan diri Anda terhanyut dalam keindahan dan kemegahannya.
Sadarilah kebesaran Sang Pencipta yang telah menciptakan semuanya
itu, dan betapa Dia yang besar itu sesungguhnya tiada henti
memperhatikan kita yang begitu kecil ini —-

SAYA PASTI KUAT MENJALANI HIDUP INI
SEBAB SAYA DITUNTUN OLEH TANGAN YANG
MENCIPTA JAGAD INI

http://renunganharian.net
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+8

Mazmur 8

1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Gitit. Mazmur Daud.
2 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh bumi!
Keagungan-Mu yang mengatasi langit dinyanyikan.
3 Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu telah
Kauletakkan dasar kekuatan karena lawan-Mu, untuk membungkamkan
musuh dan pendendam.
4 Jika aku melihat langit-Mu, buatan jari-Mu, bulan dan
bintang-bintang yang Kautempatkan:
5 apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak
manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
6 Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan
telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.
7 Engkau membuat dia berkuasa atas buatan tangan-Mu;
segala-galanya telah Kauletakkan di bawah kakinya:
8 kambing domba dan lembu sapi sekalian, juga
binatang-binatang di padang;
9 burung-burung di udara dan ikan-ikan di laut, dan apa yang
melintasi arus lautan.
10 Ya TUHAN, Tuhan kami, betapa mulianya nama-Mu di seluruh
bumi!

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+51-53
http://alkitab.sabda.org/?Roma+2

Panggilan Memperoleh Kemuliaan

Panggilan Memperoleh Kemuliaan

Filipi 2:10

2:10 supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang
ada di atas bumi dan yang ada di bawah bumi,


Tanpa disadari kita sering berpikir bahwa perintah-perintah TUHAN dalam Alkitab
tidak masuk akal. Kita menganggap berlebihan, keterlaluan, atau hanya kata-kata
puitis yang sekadar menghiasi halaman Alkitab. Kita tidak merasa terpanggil
untuk melakukannya, bahkan kadang kita berpikir hanya orang-orang tertentu yang
memiliki bagian menjadi pelaku Firman TUHAN itu secara penuh. Namun harus
dicamkan bahwa ALLAH tidak pernah memberi perintah yang tidak dapat kita
lakukan. Jangan mencurigai ALLAH.

Dalam ay. 5 ini, melalui RasulPaulus, TUHAN menghendaki agar kita memiliki
pikiran dan perasaan Kristus dalam hidup bersama, berjemaat, berkeluarga. Kata
"pikiran dan perasaan" ini dalam teks aslinya φρονέω (fronéō), yang dalam
terjemahan New International Version diterjemahkan attitude 'sikap'. Dalam
hidup bersama, yang menjadi pola tindak kita melakukan hidup bersekutu dengan
manusia lain adalah sikap Kristus. Pikiran dan perasaan Kristus itu
diterjemahkan melalui hidup secara konkret dalam bentuk ketaatan kepada BAPA
dan kesetiaan-NYA merendahkan diri untuk kepentingan orang lain. Ini sangat
berbeda dengan kebiasaan hidup manusia pada umumnya. Manusia memiliki
kecenderungan memerintah, berkuasa, dihormati, disanjung, dipuji. Dari pagi
sampai malam, di sepanjang umur hidupnya pada umumnya manusia hidup hanya untuk
itu.

Namun sebagai anak TUHAN, yang penting adalah bagaimana hidup kita diserahkan
kepada TUHAN untuk menjadi seperti anggur yang tercurah dan roti yang terpecah
bagi kepentinganNYA yaitu berkat bagi orang lain. Kehidupan TUHAN Yesusyang
sedemikian indah, dipecahkan dihancurkan untuk kepentingan kita bukan hanya
untuk dikagumi tetapi diteladani.

Sebaiknya kita tidak memandang ini sebagai beban, tetapi kita harus memandang
sebagai suatu anugerah yang luar biasa. Ini sesungguhnya adalah panggilan untuk
memperoleh kemuliaan abadi yang melebihi dari segala kemuliaan yang dapat kita
peroleh dalam dunia ini. Yesus merendahkan diri karenanya IA dimuliakan (ay.
9–10). Demikian pula dengan kita. Merendahkan diri serta memiliki pikiran dan
perasaan Kristus akan mendatangkan kemuliaan bersama dengan Kristus (Mat.
23:12, Kol. 3:4). Dengan panggilan ini, TUHAN mempersiapkan kita memerintah
bersama DIA dalam kehidupan yang akandatang nanti.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

ORANG KRISTEN: MURAH HATI

ORANG KRISTEN: MURAH HATI

"Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekuarangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya? " 1 Yohanes 3: 17

Salah satu karakter yang harus dimiliki orang yang 'berlabel Kristen' adalah murah hati. Hal ini disampaikan Yesus saat Ia mengajar orang banyak di atas bukit: " Berbahagilah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan ". (Matius 5:7)

Murah hati berarti memperhatikan orang lain yang sedang dalam kekurangan; menawarkan bantuan kepada mereka yang terluka dan menderita, bukan hanya perasaan kasihan terhdap orang yang dalam kesulitan; bukan perasaan simpati yang diberikan dari luar saja, tetapi berusaha mengerti lebih dalam sehingga dapat melihat dan merasakan apa yang orang lain lihat dan rasakan. Rasul Yohanes mengatakan jika seseorang memiliki harta lebih tetapi tetap menutup mata atau pura-pura tidak tahu terhadap saudaranya yang berkekurangan berarti di dalam dirinya tidak ada kasih Allah, "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8)

Mempunyai kemurahan hati berarti memiliki kepedulian yang tinggi dan ikut terlibat. Ia tidak hanya menawarkan kata-kata nasihat atau mengupas panjang lebar ayat-ayat firman di hadapan orang yang sedang dalam kesulitan tanpa berbuat apa-apa. Yang dibutuhkan adalah action atau tindakan nyata. "Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang! , tetapi ia tidak memberikan kepadanya yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?" (Yakobus 2:15-16).

Lalu, apa upah bagi seorang pemurah? Tuhan berjanji bahwa mereka yang memperhatikan orang lain dan menunjukkan kemurahan hati akan beroleh kemurahan juga sebagai balasannya, baik dari orang lain maupun dari Tuhan sendiri! Sebaliknya orang yang enggan atau tidak mau terlibat dan tidak perduli penderitaan orang lain akan menerima perlakuan yang sama seperti yang mereka lakukan terhadap orang lain.

Kemurahan Tuhan senantiasa menyertai orang-orang yang murah hati!

Menjadi pembeli yang bijaksana

Menjadi Pembeli Yang Bijaksana

Berbelanja adalah sebuah kegiatan yang menyenangkan apalagi pada musim
diskon, namun Anda perlu bijaksana dalam melakukan pembelian supaya dompet
Anda tidak terkuras begitu saja. Tawaran diskon seringkali membuat kita
tidak bisa menahan diri untuk membeli suatu barang. Jadilah pembeli yang
bijaksana dengan melakukan beberapa hal sebagai berikut : Buatlah
inventaris. Buat daftar barang apa saja yang sudah Anda miliki dan mana
yang benar-benar Anda butuhkan. Teliti sebelum membeli. Sudah
saatnya Anda bersikap lebih teliti dan berpikir dua kali setiap akan
membeli suatu barang bahkan yang murah sekali pun. Teliti baik-baik segi
kenyamanan, ketahanan, serta kecocokannya. Jadi, jangan pernah membayar
sesuatu sebelum Anda yakin 100 % barang itu benar-benar sesuai dengan yang
kebutuhan. Membuat perbandingan. Setelah Anda menemukan barang
yang Anda cari, cek harga dan bandingkan dengan harga tempat lain untuk
mendapatkan harga yang termurah supaya Anda tidak menyesal setelah
membelinya. Hanya membeli barang yang Anda butuhkan. Jangan
tergoda dengan model yang lucu atau sedang tren tetapi pastikan barang itu
sesuai dengan yang Anda butuhkan. Cobalah setiap barang yang akan Anda beli
jika memungkinkan. Simpan bon pembelian. Jangan buru-buru
membuang struk atau bon pembelian barang yang Anda beli. Hal ini perlu
untuk mengantisipasi jika barang yang Anda beli terdapat kerusakan atau
cacat. Jangan mudah tergiur oleh iklan. Banyak produsen barang
menjaring pembeli melalui iklan seperti menawarkan harga khusus, dobel
diskon, kualitas terjamin dan sebagainya sehingga Anda perlu berpikirlah
jernih sebelum tergoda dengan tawaran iklan tersebut
Source : planetdiskon.com/dan/jawaban.com

Kontemplasi

KONTEMPLASI



Pada suatu perkumpulan doa kontemplasi, peserta mempunyai pergumulan
masing-masing, baik itu doa permohonan, berbeban berat ataupun pengucapan
syukur. Sesuai dengan firman Tuhan, Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul
dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka (Mat 18:20). Lihat, Aku
berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku
dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama
dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku (Why 3:20).

Dalam menghayati kehadiran Allah (kontemplasi), dengan menyanyikan lagu
"Berhembuslah Roh Kudus". Dialah yang memberikan hidup dan nafas dan segala
sesuatu kepada semua orang (Kis 17:25). Peserta merasakan nafas baru yang
dihembuskan oleh Roh Kudus. Tatkala kasih Allah dicurahkan dalam hati oleh
kuasa Roh Kudus (Rm 5:5),banyak orang terbebas, penuh suka cita, kasih sayang,
dan kebebasan baru. Bahkan ada yang mendapatkan mukjijat, yaitu kesembuhan
total dari penyakitnya. Banyak orang menemukan bahwa,Di mana ada Roh Allah, di
situ ada kemerdekaan (2Kor 3:17). Penyembuhan rohani diperoleh melalui
karunia-karunia, terutama karunia "kontemplasi yang mendalam", sebagaimana
dikatakan dalam buku Gerakan Pentakosta di dalam Gereja Katolik, karangan Pastor
Edward O'Connor, CSC, yang memampukan kita melihat kedalaman karya Tuhan dalam
diri seseorang melalui kehadiran-Nya, kuasa-Nya, dan kasih-Nya sepanjang hidup
kita.

Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah
apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh 15:7).

Kemajuan spiritual tercapai jika seseorang telah melampaui kesibukan emosi,
pikiran, kata-kata atau gambaran mental apapun. Jiwa yang utuh dan damai.
Untuk mendapatkannya, haruslah ada perubahan.

Perubahan hidup adalah keharusan, dan kasih adalah sumber perubahan (Gal 2:
19-20).

Mari kita mohon rahmat untuk menghadirkan Yesus sesering mungkin, agar kita
mengalami perubahan hidup yang bermakna.

Tuhan Yesus memberkati kita semua.

Nita Garot

Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar

"Berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar"

(Sir 44:1.10-15; Mat 13:16-17)

"Tetapi berbahagialah matamu karena melihat dan telingamu karena mendengar. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya" (Mat 13:16-17), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan serta mengenangkan pesta St.Yoakim dan St.Anna, orangtua SP Maria, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• SP Maria kita imani sebagai `yang terkandung tiada bernoda', maka selayaknya jika orangtuanya suci atau kudus adanya alias setiap hari dimanapun dan kapanpun senantiasa mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, Yang Ilahi. Baik Yoakim maupun Anna senantiasa melihat dan mendengarkan karya dan kehendak Allah serta melaksanakan kehendak Allah di dalam hidup sehari-hari. Dalam rangka mengenangkan St.Yoakim dan St.Anna ini, baiklah kita kenangkan juga orangtua kita masing-masing, bapak-ibu kita yang telah bekerjasama dengan Allah menciptakan kita, mendidik dan mengasihi kita dengan segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi dan segenap tenaga/tubuh. Lebih-lebih ibu kita masing-masing yang kasihnya luar biasa sebagaimana sering dikidungkan atau dinyanyikan "kasih ibu kepada beta, tak terhingga sepanjang masa, hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia". Siapapun yang tak mampu menghayati kasih ibu kiranya akan menjadi orang yang kurangajar dan kurang bermoral. Kepada para orangtua atau bapak-ibu kami harapkan meneladan Yoakim dan Anna, orangtua SP Maria, sehingga anak-anak yang dianugerahkan oleh Allah kepada anda berdua hidup dan bertindak meneladan Bunda Maria, yang senantiasa mendengarkan dan meresapkan dalam hati sabda atau kehendak Allah alias menjadi pelaksana-pelaksana kehendak Allah di dalam hidup sehari-hari. Yoakim dan Anna kiranya pendoa yang unggul serta sungguh saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati. Maka kami berharap para bapak-ibu hendaknya membiasakan diri berdoa bersama setiap hari, misalnya menjelang istirahat atau tidur bersama di malam hari, biarlah dapat tidur atau istirahat dalam Allah, sehingga terhindar dari segala aneka bahaya. Doa bersama di dalam keluarga hendaknya juga dibiasakan setiap hari, mungkin ketika semua anggota keluarga dapat berkumpul bersama, misalnya pada makan sore/malam.
• "Dan sekarang kami hendak memuji orang-orang termasyhur, para nenek moyang kita menurut urut-urutannya." (Sir 44:1). Kutipan ini kiranya merupakan ajakan atau seruan bagi kita semua untuk mengenangkan nenek moyang atau leluhur kita baik secara darah maupun iman; secara darah berarti kita kenangkan orangtua, kakek-nenek, buyut dst…, sedang secara iman berarti kita kenangkan para santo dan santa yang menjadi pelindung kita masing-masing atau yang menandai nama kita. Para orangtua kami harapkan untuk mengingatkan anak-anaknya perihal leluhur mereka, misalnya pada waktu tertentu sambil berziarah ke makam leluhur seraya menceriterakan siapa saja leluhur kita. Dengan cara ini kami harapkan terjadilah persaudaraan atau persahabatan sejati di antara saudara sedarah. Sebagai orang beriman kiranya kita juga dipanggil untuk mengenangkan para santa-santa, pendahulu yang kita imani telah hidup mulia kembali bersama Allah di sorga untuk selama-lamanya, dan ada kemungkinan di antara mereka adalah leluhur kita secara darah. Untuk itu baiklah kita kenali santo atau santa yang menjadi pelindung kita masing-masing, jika tidak memiliki buku riwayat santo-santa, buka dan carilah di `google' pasti ada. Tidak kenal tidak sayang, begitulah kata orang, sementara dengan kenal diharapkan menyayanginya. Marilah kita meneladan keutamaan-keutamaan yang telah dihayati oleh santo atau santa pelindung kita masing-masing, kita imani juga bahwa santo atau santa pelindung kita senantiasa mendoakan kita agar kita tetap setia pada kehendak Allah, setia pada panggilan dan tugas pengutusan kita masing-masing. Dalam kesempatan ini kami juga mengajak kita semua untuk mengenangkan, entah pastor, bruder, suster atau awam yang telah membina, mendidik dan mendampingi hidup kita dan telah dipanggil Allah, hidup mulia kembali bersama Allah di sorga untuk selamanya. Kita kenangkan aneka macam nasihat, saran, petuah, ajaran, bimbingan, dst.. yang telah mereka berikan kepada kita.

"Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya: "Inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya, di sini Aku hendak diam, sebab Aku mengingininya. Di sanalah Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud, Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi. Musuh-musuhnya akan Kukenakan pakaian penuh malu, tetapi di atas kepalanya akan bersemarak mahkotanya."
(Mzm 132:13-14.17-18)

Pria Sejati, Empat Hal Yang Membuktikan

PRIA SEJATI, EMPAT HAL YANG MEMBUKTIKAN

Merupakan hal biasa bila suami dan istri dalam sebuah keluarga memiliki
penghasilan sendiri-sendiri. Keduanya bekerja untuk menafkahi keluarganya
sehingga keduanya merasa memiliki andil dan kedudukan yang sama dalam
keluarga. Larut dalam kesibukan, terkadang mereka lupa, siapa yang
seharusnya menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga.

Kealpaan seorang pemimpin dalam keluarga terkadang bisa menyebabkan
pertengkaran atau saling melempar tanggung jawab. Begitu juga bila keduanya
(suami-istri) merasa menjadi pemimpin, tidak jarang yang berakhir dengan
perceraian. Keegoisan dan keyakinan diri dalam masalah ekonomi, membuat
mereka berani melanggar janji pernikahan.

Pemimpin adalah seorang yang patut untuk diikuti dan dipatuhi. Pemimpin yang
akan bertanggung jawab dan menuntun serta membuat keputusan dalam hidup ini.
Seorang ayah atau pria dalam sebuah keluarga adalah pemimpin.

Walaupun dalam budaya beberapa daerah mengatakan lain, pria tetap
dikodratkan untuk menjadi pemimpin.

Dalam melakukan hal ini, kaum pria dituntut harus tegas. Bukan kasar, tapi
tegas. Kepemimpinan di dalam rumah tangga ada di tangan kaum pria yang
memiliki sikap tegas sekaligus sikap lembut. Ada keseimbangan, karena itu
adalah kunci dari kehidupan.

Begitu juga terhadap anak-anak, hadiah atau imbalan harus seimbang dengan
hukuman, perhatian harus seimbang dengan pukulan, dan pujian atau
penghargaan harus seimbang dengan teguran.

Mungkin ada yang mengatakan salah akan ketegasan ini. Ada pemikiran yang
mengatakan kita harus tetap sabar atau bersikap halus, tetapi kadang
kehalusan sikap malah seringkali membunuh kita. Sekali waktu, kita juga
harus belajar untuk bisa menjadi tegas terhadap orang lain dan diri kita
sendiri.

Kasih sayang, hawa nafsu, dan keinginan, semuanya harus diuraikan dalam
konteks kedisiplinan, termasuk kasih. Atau kita mengasihi sesuatu yang kelak
akan membunuh kita. Kedisiplinan membutuhkan ketegasan.

Di samping ketegasan, seorang pria juga harus mampu membuat keputusan.
Kalaupun keputusan tersebut salah atau cacat, akuilah dan jangan diulangi
lagi. Belajarlah dari hal tersebut dan lakukan sesuatu dari pengalaman itu.
Menangisi sesuatu yang telah terjadi, hidup dengan rasa penyesalan, atau
mengingat kesalahan masa lalu adalah tindakan salah.

Ketegasan, keputusan dan kepemimpinan adalah ciri seorang pria yang sejati.

Para wanita ingin suaminya menjadi pembuat keputusan. Tetapi, keputusan yang
keluar dari seorang pemimpin, bukan dari seorang diktator. Ada perbedaan
besar di antara kedua kata tersebut. Diktator membuat keputusan berdasarkan
pilihan, atau kepuasan pribadi, tetapi pemimpin membuat keputusan
berdasarkan pada apa yang terbaik bagi pengikutnya.

Di balik keputusan tersebut, ada tanggung jawab. Kaum pria memiliki tanggung
jawab utama atas keputusan yang mereka perbuat.

Inti dari kedewasaan adalah menerima tanggung jawab yang demikian. Dan,
kedewasaan adalah inti dari kesempurnaan Anda sebagai seorang pria sejati.

Pemikiran populer sekarang ini mengatakan bahwa kedewasaan datang dengan
bertambahnya usia. Itu tidak benar. Anda bisa saja tua dalam usia, tetapi
kedewasaan datangnya dari penerimaan tanggung jawab -dalam semua aspek
kehidupan.

Menurut Louise Cole dalam bukunya "Kesempurnaan Seorang Pria", terdapat
cukup banyak anak-anak di Amerika yang melarikan diri dari rumahnya.
Anak-anak tersebut, katanya, hanyalah meniru orang tuanya yang juga
melarikan diri -yang paling sering adalah ayahnya. Di California, sedikitnya
terdapat 400 ribu kaum wanita yang hidup sendiri dengan anak-anaknya karena
suami mereka melarikan diri dari rumah.

Keempat ratus ribu kaum pria California ini tidak dapat, tidak ingin, atau
tidak pernah memilih untuk menerima tanggung jawab menjadi suami atau ayah.
Dan, mereka mengingkari janji pernikahan.

Dahulu, kata perceraian menjadi sebuah kata yang mengerikan. Sekarang ini,
perceraian sudah menjadi hal yang biasa. Perceraian biasanya digunakan untuk
menghindari tanggung jawab.

Banyak pria yang berganti dari satu wanita ke wanita lainnya, dari satu
tempat ke tempat lainnya, sambil memproklamirkan diri sebagai seorang pria
"macho" yang terkenal. Kemampuan untuk menjadi seorang ayah, bukanlah hal
yang penting dalam membuktikan kepriaan.

Dengan begitu, sesungguhnya, mereka tergolong masih kekanak-kanakan, tidak
dewasa di dalam roh, dan pemikiran, hidup dalam kehidupan yang lemah, tidak
menentu, dangkal dan tanpa karakter.

Beberapa pria telah menjadi dewasa ketika berumur tujuh belas tahun,
sementara yang lain baru dewasa di usia tujuh puluh tahun kerena umur tidak
bisa menentukan kedewasaan seorang pria. Kedewasaan bisa diukur dari
kepemimpinan, ketegasan, keputusan dan tanggung jawab yang mau dipegangnya.

Artikel Lain:

- Pengampunan Yang Tiada Batas

- Sukacita Saat Mereka Menerima Tantangan Injil

- Tips Pacaran Bagi Orang Kristen

<mailto:elia-stories-subscribe@yahoogroups.com>
cid:image001.gif@01C7E2A7.B636D0D0 Ingin berlangganan gratis "Elia's
Stories" kirimkan email kosong ke elia-stories-subscribe@yahoogroups.com
atau click Sign Up, selanjutnya, 'reply' balasan dari yahoogroups sebagai
konfirmasi

Renungan: Kisah Marela (12 Tahun)

Orang benar akan bertunas seperti pohon kurma, akan tumbuh subur seperti
pohon aras Libanon (Mazmur 92:13)

Beberapa hamba Tuhan yang kami support berada di pegunungan sekitar wilayah
Kalimantan Selatan tetap melayani Tuhan dengan berani, sekalipun mereka
melayani dengan fasilitas serba terbatas dan medan pelayanan mereka memiliki
tingkat kriminalitas sangat tinggi. Di sana sering terjadi perampokan dan
pembunuhan dengan cara mutilasi.

Komitmen mereka kepada Tuhan sangat kuat sehingga kondisi di atas tidak
membuat mereka gentar sedikitpun. Mereka melayani dengan pendekatan mengajar
membaca dan menulis serta berhitung dengan harapan dapat memberantas buta
huruf sekaligus menanamkan nilai-nilai kekristenan sejak dini. Penghulu
(tokoh masyarakat) menolak pelayanan mereka bahkan pemerintah setempat
sampai saat ini tidak mengeluarkan surat ijin operasional walaupun hanya
untuk pendirian Taman Kanak-Kanak karena mereka takut terjadi proses
Kristenisasi.

Suatu hari mereka menemui seorang anak sekitar usia 12 tahun, dia tidak
dapat membaca dan menulis dalam bahasa Indonesia dengan baik, menurut
penuturan warga setempat anak ini adalah anak angkat seorang kepala suku
yang terkenal sangat sakti dan paling ditakuti di daeraha tersebut. Pada
setiap upacara adat di desa tersebut anak ini sering dipersembahkan kepada
dewa mereka, pada waktu anak tersebut kerasukan dewa maka warga setempat
menyambut kehadiran sang dewa kemudian mereka meminta sedekah dan
perlindungan kepada dewa yang telah merasuki anak tersebut.

Yesus Kristus menampakkan diri kepada anak tersebut melalui mimpi dan
berkata: "Bertobatlah sebelum kamu menyesal karena dosamu." Sekarang anak
ini sudah bertobat dan menerima Isa Almasih sebagai Juruselamat pribadi dan
memberi diri untuk dibaptis. Kami mengajar anak tersebut membaca dan menulis
bahasa Indonesia juga menanamkan nilai-nilai Kekristenan serta berdoa bagi
kerohaniannya. Setelah dapat membaca dengan lancar, anak inipun gemar
membaca Alkitab, ayat emasnya adalah Mazmur 92:13. Berdoalah bagi Marela
supaya Tuhan memakai hidupnya menjadi berkat bagi sukunya.


Buletin KDP (Kasih Dalam Perbuatan) Edisi Mei - Juni 2010

Toko Istri...sebagai renungan..

TOKO ISTRI.

Sebh toko yg menjual istri baru, dibuka dimn pria dpt memilih seorang istri.

Di antara instruksi2 yg ada di pintu masuk, terdpt instruksi yg menunjukkan bgmn aturan main utk masuk toko tsb.

"Kamu hny dpt mengunjungi toko ini SATU KALI".

Toko tsb terdiri dr 6 lantai dimn setiap lantai akan menunjukkan kelompok calon istri.

Semkn tinggi lantainya, semkn tinggi pula nilai wanita tsb. Kamu dpt memilih wanita di lantai tertnt/lbh memilih ke lantai berikutnya, tp dgn syarat tdk bs turun lg ke lantai sblmnya kecuali utk keluar dr toko...

Lalu, seorang pria pun pergi ke toko "istri" tsb untuk mencari istri...

Di stp lantai terdpt tulisan spt ini :
Lt. 1 :
Wanita di lt ini taat pd Tuhan & pandai memasak.
Pria itu tersenyum, kmd dia naik ke lantai selanjutnya.

Lt 2 :
tWanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak & lemah lembut.
Kmbali pria itu naik ke lantai selanjutnya.

Lt 3 :
Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut & cantik banget.
''Wow'', tetapi pikirannya msh penasaran & trs naik.

Lalu smpailah pria itu di lt. 4 n terdpt tulisan:
Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget & syg anak.
''Ya ampun !'' Dia berseru, ''Aku hampir tak percaya''.

Dan dia tetap mlanjutkan ke lt. 5:
Wanita di lt ini taat pd Tuhan, pandai memasak, lemah lembut, cantik banget, syg anak & sexy...

Dia tergoda utk berhenti tp kmd dia melangkah kmbl ke lt. 6 & terdpt tulisan:

Anda adalah pengunjung yg ke 4.363.012.000.
Tdk ada wanita di lantai ini.
Lantai ini hny semata2 pembuktian utk pria yg tdk pernah puas.
Trm ksh tlh berbelanja di "Toko Istri".
Mohon hati2 ketika keluar dr sini.=D =))
Pesan moral : selalu merasa puas akan pasangan yg sudah Tuhan sediakan.. Jgn terus mencari yg terbaik tp jadikanlah yg terbaik dr yg sudah Tuhan sediakan.

Mencapai Tingkat Yang Lebih Tinggi

Mencapai Tingkat Yang Lebih Tinggi

1 Petrus 1:6–7

1:6. Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus
berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.

1:7 Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh
lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan
api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada
hari Yesus Kristusmenyatakan diri-Nya.


Kita perlu terus berusaha meraih kehidupan yang lebih tinggi. Ukuran tinggi di
sini makudnya bukan lebih kaya, lebih berpendidikan, lebih terhormat, dan
sebagainya. Di mata TUHAN yang dimaksud dengan "lebih tinggi" yang benar adalah
lebih tinggi dalam pengenalan akan TUHAN, dan dalam persekutuan yang benar
dengan-NYA.

Banyak orang merasa bahwa ia telah mengenal atau melihat kehidupan ini lebih
lengkap, tetapi sebenarnya tidak. Masalahnya terletak pada pengertian bagaimana
kehidupan yang lebih tinggi itu. Semakin mengenal kebenaran TUHAN, semakin
tinggi tingkat kehidupan kita. Seseorang tidak mungkin memiliki kehidupan yang
lebih tinggi tanpa mengenal kebenaran TUHAN. Selanjutnya seseorang harus berani
dengan tulus mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu. Jadi bagaimana mungkin
seseorang dapat meningkatkan level rohaninya kalau tidak memiliki gairah
mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu? Tanpagairah mengasihi TUHAN, maka
usahanya untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi tidak lain bertujuan untuk
kesombongan diri semata.

Petrus berkata, kemurnian iman jauh lebih tinggi nilainya daripada emas yang
fana (1Ptr. 1:7). Karena itu untuk meningkatkan level rohani kita, kita harus
memiliki iman yang murni. Iman yang murni mempunyai ciri tidak terikat dengan
segala ikatan dunia dan percintaannya (1Yoh. 2:15-17). Baginya, hidup ini hanya
untuk menyembah dan berbakti kepada TUHAN.

Langkah-langkah untuk mencapai kehidupan dengan tingkat yang lebih tinggi ini
antara lain: Pertama, Komitmen yang utuh untuk mengikut TUHAN Yesusdengan
sungguh-sungguh (Rm. 6:4). Komitmen adalah pendorong yang harus dikobarkan
dalam diri setiap individu. Ini tidak bisa dipaksakan, harus lahir dari diri
sendiri. Selanjutnya, dari komitmen ini, kita akan terus berusaha menggali
Alkitab sebagai sumber inspirasi (Mat. 4:4). Kemudian, kita harus melalui
penyangkalan diri terus-menerus. Dengan penyangkalan diri terus menerus ini,
filosofi hidup kita semakin berubah, dan membuat kita semakin berpikir dan
berperasaan Kristus. Jadi inilah yang perlu dilakukan untuk menuju tingkat yang
lebih tinggi, tidak dapat ditawar.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Jalan Menuju Kebahagiaan adalah Belajar Menjadi Rendah hati

Kunci Menuju Kebahagiaan Belajar
Menjadi Rendah Hati

Bacaan: Matius 5:3, "Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena
merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Pendahuluan

Americans in
Psycology Today melakukan survey dengan memberikan pertanyaan kepada 52.000
orang untuk mengetahui apa yang dapat membuat seseorang menjadi berbahagia.
Jawaban-jawaban yang masuk semuanya berkaitan erat dengan ketertarikan akan
keadaan yang tepat.

Lembaga Survey
ini mendapatkan jawaban bahwa hal-hal yang membuat mereka menjadi
berbahagia adalah: sahabat atau status sosial, kondisi keuangan yang baik;
memiliki rumah atau apartemen; menjadi langsing, cantik dan menarik; berlibur
ke luar negeri; menjadi orang tua, menikah dan memiliki anak; dan sebagainya.

Gambaran
kebahagiaan berdasarkan survey tersebut adalah mendapatkan keadaan yang tepat.
Dengan kata lain, saya bisa menyimpulkan bahwa pola pikiran banyak orang
tentang arti berbahagia adalah "jika dan maka."

·
Jika saya mendapat sekolah, maka saya bahagia

· Jika saya
mendapat pekerjaan, maka saya bahagia

· Jika saya
menikah, saya bahagia

· Jika saya
punya anak, saya bahagia

·
Jika saya punya banyak uang, saya bahagia

Salomo pernah mencari arti kebahagiaan, ia mengejar dan
berusaha dengan segenap kekuatannya mencari kebahagiaan itu sepanjang hidupnya.


Aku berkata dalam hati: "Mari, aku hendak menguji
kegirangan! Nikmatilah kesenangan! Tetapi lihat, juga itupun sia-sia." [Peng 2:1]
terjemahan BIS: "Aku memutuskan untuk menyenangkan diri saja untuk mengetahui
apa kebahagiaan. Tetapi ternyata itu pun sia-sia"

Ada 3 [tiga] hal yang dilakukan Salomo untuk mendapatkan
kebahagiaan itu, jika Anda membaca Kitab Pengkotbah pasal 2:

1.
Mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyak;

2. Menikmati kesenangan tanpa
membatasi diri;

3.
Mencapai sukses

Bukankah ketiga hal ini juga yang dikejar abis-abisan
oleh banyak orang sepanjang hidup mereka? Salomo adalah orang yang sangat amat
kaya. Ia menikmati berbagai macam kesenangan. Ia pun seorang yang sangat
berhasil dalam hidupnya.

Kita suka berpikir bahwa dengan mengumpulkan kekayaan
sebanyak-banyaknya maka kita akan berbahagia. seseorang pernah bertanya kepada
orang yang sangat kaya, Howard hughes, berapa banyak uang yang dapat membuat Anda
menjadi bahagia? Ia menjawab, "sedikit lebih banyak lagi uang dari yang ada
sekarang ini." Di sini nampaknya, uang tidak memberikan kebahagiaan sejati
sebab kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang.

Kita pun menikmati berbagai macam kesenangan: berlibur,
shopping, melakukan berbagai kegiatan kesukaan [hobbi] dan sebagainya. Salomo
berkata, "Saya sudah mencoba berbagai macam kesenangan dan saya tidak mengekang
diri untuk menikmati kesenangan."

Mencapai sukses. Jika saya bisa membuat orang berdecak
kagum dengan sukses saya, maka saya akan bahagia. Salomo berkata, "Saya adalah
seorang raja dari sebuah kerajaan besar dan kuat. Saya memiliki budak laki-laki
dan perempuan tetapi, semuanya itu tidak pernanh menjadikan saya berbahagia." Hal
itu ditulisnya dalam Kitab Pengkotbah

"Ketika aku meneliti segala pekerjaan yang telah
dilakukan tanganku dan segala usaha yang telah kulakukan untuk itu dengan jerih
payah, lihatlah, segala sesuatu adalah kesia-siaan dan usaha menjaring angin;
memang tak ada keuntungan di bawah matahari." [Peng 2:17]

Bayangan dalam pikiran banyak orang berbahagia itu jika
mengalami keadaan yang tepat, namun jalan Tuhan untuk berbahagia adalah jika
kita memiliki sikap hati yang tepat.

Jalan Masuk Pertama Menuju Kebahagiaan: Rendah
Hati

Dalam Matius 5, Tuhan Yesus memberikan kotbah yang
terkenal di atas bukit, di awali dengan kotbah 8 [delapan] kata bahagia. Mengapa
dalam kotbah pembukaan Tuhan Yesus memilih topik bagaimana menjadi berbahagia?
karena kita semua tahu bahwa setiap orang selalu mengejar kebahagiaan tetapi
hanya sedikit yang mendapatkannya.

Suatu kali Tuhan berpikir ingin memberikan kebahagiaan
kepada manusia. Dia memanggil tiga malaikat-Nya untuk meminta pendapat mereka,
"Dimana kebahagiaan itu harus di letakkan?" Malaikat pertama menjawab,
"letakkanlah di bawah dasar samudera, agar tidak sembarang orang bisa
menemukannya." Malaikat kedua menimpali, "Letakkanlah di atas pengunungan
tertinggi, agar lebih mudah ditemukan." Tuhan menjawab mereka, "Janganlah
diletakkan ditempat yang terlalu sukar, nanti hanya sedikit orang yang
menemukannya. Tetapi juga janganlah diletakkan di tempat yang terlalu mudah,
nanti tidak dihargai oleh manusia." Malaikat ketiga membisikkan jawabannya
kepada Tuhan. Tuhan pun mengangguk tanda setuju. Lalu pergilah ketiga malaikat
itu ke dunia, mereka meletakkan kebahagiaan itu di dalam hati manusia, bukan di
luar diri manusia.

Jika kita membaca kotbah Yesus tentang berbahagia, nampak
ada kontradiksi dengan pandangan banyak orang. Yesus mengajarkan jalan menuju
kebahagiaan bukan terletak pada keadaan yang tepat, bukan apa yang sedang
terjadi di luar diri manusia tetapi kebahagiaan itu terletak pada sikap hati
yang tepat, berada di dalam diri kita sendiri.

Kebahagiaan adalah sebuah pilihan. Anda harus memilih
untuk memiliki sikap yang tepat. Pada dasarnya, Anda bahagia hanya apabila Anda memilih
untuk berbahagia. hidup itu penuh dengan tantangan, kesulitan dan pencobaan. Ada
banyak hal yang berjalan tidak semulus apa yang diduga. Kadang hal-hal yang
baik menjauh dari diri kita. Tetapi, kebahagiaan tergantung pada pilihan
untuk memilih sikap yang tepat.

Jalan pertama menuju kebahagiaan adalah memiliki sikap
yang rendah hati.

Arti Misikin di Hadapan Allah

Matius 5:3, "Berbahagialah orang yang mskin dihadapan
Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga."

Apakah artinya miskin di hadapan Allah? Miskin di hadapan
Allah bukan berarti Anda harus menjadi orang yang rendah diri atau minder,
bukan berarti Anda harus berkata-kata sepanjang hari bahwa saya bodoh, saya
jelek, saya najis, saya tidak layak, saya tidak berharga dan sebagainya. Ingat
Yesus mati di salib untuk menebus manusia sebab manusia itu berharga, mulia,
dan berarti di mata Tuhan.

Arti miskin di hadapan Allah adalah bergantung kepada
Allah, menaruh harapan hanya pada Allah dan percaya kepada-Nya. Yesus sedang
bicara tentang 'kerendahan hati.' Keberanian untuk mengakui bahwa saya belum
memperoleh semuanya, saya belum mengerti semuanya tetapi saya masih mau
belajar, mengejarnya dan mencapainya.

Lawan kata dari miskin di hadapan Allah adalah arogan
atau congkak. Yesus berkata, "Jika kamu arogan dan congkak, kamu tidak akan
pernah menjadi orang yang berbahagia." Rendah hati dan berbahagia itu berjalan
bersama-sama, bagaikan saudara kembar yang tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya. Seperti halnya: kebajikan dan kemurahan Tuhan yang selalu seiring dan
sejalan bersama-sama.

Bagaimana kerendahan hati meningkatkan kebahagiaan sejati

Pertama, kerendahan hati dapat mengurangi stress

Jika saya rendah hati, saya akan menyadari bahwa saya
belum mengerti semuanya dan saya belum mencapai semuanya. Saya tidak mempunyai
solusi atau jawaban untuk semua masalah. Saya berusaha menyelesaikan tugas dan
tanggung jawab saya sebatas kemampuan saya, selanjutnya hal-hal yang tidak bisa
saya selesaikan maka saya mengerti itulah bagian yang akan Tuhan selesaikan.

Jika saya rendah hati, saya tidak akan berpikir bahwa
jika bukan saya yang mengerjakan maka semua menjadi tidak beres. Saya mengerti
batas-batas kemampuan saya.

Jika saya rendah hati, saya tidak akan menuntut diri
saya harus "sempurna" karena saya tahu bahwa Tuhan tidak pernah menuntut
kesempurnaan supaya saya berbahagia.

Saat itu saya hendak berkotbah di salah satu gereja
besar di Jakarta, setelah saya selesai mandi, berpakaian lengkap, lalu menaruh
minyak rambut berupa gel di kepala saya – tibalah saatnya saya hendak menyisir.
Saya berusaha mencari 'benda berharga' itu di tas, di koper, di seluruh kamar hotel
ternyata saya tidak menemukan sama sekali. Ternyata saya lupa membawa 'sisir.'

Apakah saya mau menjadi stress karena masalah sisir? Atau
saya mau belajar rendah hati dengan tidak menuntut harus menyisir? Bukankah
hidup tidak selalu berjalan mulus, kadang ada saja yang 'tertinggal' "kelupaan"
atau 'kesalahan kecil' yang terjadi. Belajar berbahagia berarti belajar
untuk menjadi rendah hati.

Jika saya rendah hati, saya bisa menerima kenyataan
dengan apa yang seharusnya saya inginkan. Saya akan mengerti bahwa di sepanjang
hidup ini selalu ada 'jarak' antara kenyataan hidup dan apa yang seharusnya
terjadi. Kerendahan hati bisa menerima kenyataan hidup dan memilih untuk tetap
berbahagia. Mengapa? Karena Anda mau belajar bergantung kepada Tuhan, Anda percaya
kepada Kasih dan Kebaikan Tuhan.

Anda mungkin tidak mendapatkan pekerjaan yang terbaik
sekarang ini, pernikahan Anda tidak sempurna, tetapi Anda bisa menerimanya –
itulah arti miskin di hadapan Allah.

Saya terkesan sekali membaca kisah seorang guru, bernama
Frank Slazak, yang memiliki impian menjadi seorang astronot. Ia ingin terbang
ke luar angkasa. Ia berhasil lolos seleksi 100 besar dari 43.000 orang pelamar.
Ujian penilaian terakhir dilakukan lewat uji kalustrofobi, latihan ketangkasan,
percobaan mabuk udara. Ia begitu berharap bisa lulus. Ia bertekun di dalam doa.
Lalu tibalah berita yang menghancurkan hatinya. NASA memilih Christina
McAufliffe.

Frank Slazak kalah. Ia mengalami depresi. Rasa percaya
dirinya lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaan dirinya. frank
mempertanyakan semuanya itu. Kenapa Tuhan? Kenapa bukan aku? Bagian diriku yang
mana yang kurang? Mengapa aku diperlakukan begitu kejam? Ia berpaling pada
ayahnya. Ayahnya berkata kepadanya, "Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 januari 1986, Frank berkumpul bersama
teman-temannya untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati
menara landasan pacu, ia menantang impiannya untuk terakhir kalinya. Tuhan, aku
bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?
Tujuh puluh detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaannya dan menghapus
semua keraguannya saat Challanger meledak dan menewaskan semua penumpang, lalu
ia teringat kata-kata ayahnya, "Semua teradi karena suatu alasan."

Frank berkata, "Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu,
walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk
kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah;
aku seorang pemenang. Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak,
masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan."

Jika saya rendah hati, saya bisa menghindari stress yang
berkepanjangan sebab kita mau bergantung dan percaya kepada Tuhan. Jika saya
bisa mengurangi stress hal ini berarti saya bisa meningkatkan kebahagiaan hidup
saya.

Kedua, kerendahan hati dapat meningkatkan kualitas
hubungan

Ada berapa banyak dari Anda yang suka berada di
tengah-tengah orang yang congkak, arogan dan egois? Anda tahu bahwa mereka
adalah orang-orang yang mudah tersinggung, senang menghakimi, Anda dibuat
menjadi serba salah, mereka senang memotong cerita Anda dan memberikan cerita
mereka yang lebih bagus. Saya yakin orang yang congkak, egois ataupun arogan
akan sulit membangun hubungan dengan orang lain.

Sifat-sifat tersebut adalah sifat yang merusak hubungan
baik dengan orang baik. Orang yang berpusat kepada diri sendiri adalah orang
yang tidak pernah berbahagia. orang yang tidak berbahagia mereka cenderung
membuat orang lain menjadi tidak bahagia. Mereka menyebarkan kemurungan,
kesusahan dan kegelisahan di hati orang lain.

Ada seorang Ibu yang sering keluar masuk Gereja dalam
usahanya menemukan sebuah gereja yang sempurna demi mendapatkan kebahagiaan
dalam hidupnya. Ibu tersebut masuk ke suatu gereja. Setelah satu bulan di
gereja ini, ia meninggalkannya sambil mengeluh, "Sebenarnya gereja ini cukup
baik, tetapi Gebala Sidangnya sombong dan tidak pernah mendatangi dan menyalami
saya."

Minggu berikutnya, ia masuk ke gereja terdekat lainnya.
Setelah dua bulan di gereja ini, ia memutuskan untuk meninggalkannya sambil
menggerutu, "Gembala Sidangnya tidak sombong, tapi istri Gembala Sidangnya
cerewet, saya tidak tahan lagi!"

Kebetulan masih ada satu gereja lagi yang cukup dekat
dengan rumahnya. Tetapi gereja ini juga belum memuaskan hatinya, ia berkata,
"Gembala Sidangnya baik, istrinya juga baik, tapi musiknya itu lho, kuno."

Demi mencari gereja yang sempurna dan mendapatkan
kebahagiaan sejati, saya rela mencarinya ke mana pun juga." Katanya. Ia
memutuskan untuk pergi ke gereja sahabatnya yang cukup jauh. Tetapi tetap saja
tidak cocok. Katanya, 'Gembala Sidang dan istrinya tidak sombong, musiknya juga
bagus, tapi majelisnya mata duitan, tempo hari ada dua orang anggota majelis
datang ke rumah buat minta modal usaha."

Akhirnya satu bulan kemudian, ia menemukan gereja yang
sempurna. Gembala dan Istrinya, para majelis, musik dan program gerejanya
sangat baik. Setelah beberapa bulan kehadirannya, gereja tersebut menjadi tidak
sempurna lagi. Kenapa?

Karena wanita itu ada di sana.

Siapakah di antara Anda yang suka bergaul dekat dengan
orang-orang yang rendah hati? Mereka adalah orang-orang yang tidak pernah
menimbulkan kesan seolah-olah mereka lebih hebat. Saat Anda bercerita, mereka
tidak selalu memotong dan memberikan cerita lain yang lebih bagus lagi. Mereka
begitu tertarik dan peduli dengan Anda. Anda merasa dibesarkan hatinya dan
semakin bertambah semangatnya.

Ketika kita rendah hati, bukan berarti kita adalah orang
menjadi yang tidak percaya diri, takut salah, takut disalahkan. Orang yang
rendah hati, ia selalu tertarik dan peduli dengan orang lain, ia selalu
berusaha membuat orang lain itu menjadi 'orang yang penting.'

Dampak dari kerendahan hati, orang lain akan tertarik dan
menyukai Anda, mereka akan suka bergaul dengan Anda. Hubungan Anda menjadi
lebih baik. Jika Anda memiliki hubungan yang baik, maka kebahagiaan Anda akan
meningkat.

Ketiga, kerendahan hati itu mengaktifkan kuasa Allah
untuk melakukan keajaiban dalam hidup kita

Alkitab berkata, "... Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati." [Yakobus 4:6]

Rahasia mengaktifkan kuasa Allah adalah berjalan di dalam
kerendahan hati di hadapan Allah. Tuhan mengasihi orang yang rendah hati. Tuhan
memperlengkapi dengan kuasa-Nya kepada orang yang rendah hati di hadapan-Nya.

Orang yang rendah hati adalah orang yang berani mengakui
ketidakberdayaannya dan memohon Tuhan menolongnya. Orang yang rendah hati
berani mengakui kelemahannya, di sanalah Tuhan memberinya kekuatan dan kuasa.

Bartimeus, seorang pengemis buta yang miskin di kota
Yerikho. Dia adalah salah seorang yang bukan hanya miskin secara materi tetapi
juga miskin di hadapan Tuhan. Ketika Tuhan melawat Yerikho, Bartimeus berteriak
dengan suara nyaring, "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" [Lukas 18:38-39]. Ia
berteriak minta Tuhan menolong dia yang tidak berdaya, ia memohon Tuhan
memberinya belas kasihan. Inilah arti miskin di hadapan Allah, rendah hati yang
mengaktifkan kuasa Allah.

Lalu Yesus menghentikan perjalanannya dan bertanya kepada
Bartimeus, " Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" jawab orang itu:
"Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah
engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" dan seketika itu juga melihatlah
ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. [Lukas 18:40-43].

Bartimeus, sebagai seorang pengemis, ia seharusnya
meminta uang recehan saat Tuhan bertanya kepadanya. Namun ia seorang yang
cerdas, ia tidak meminta uang recehan tetapi yang dia minta adalah 'supaya aku
dapat melihat' agar aku dapat mengikuti Engkau kemana pun Engkau pergi, agar
aku dapat mengenal jalan-jalan-Mu ya Tuhan. Bartimues meminta sesuatu yang jauh
lebih penting dari sekedar uang recehan. Tuhan mengubah hidupnya dan masa
depannya.

Tundukkanlah hati Anda, mohonkanlah belas kasihan Tuhan
atas hidup Anda. Mohonkanlah campur tangan Tuhan atas masalah Anda, harapan dan
cita-cita Anda, maka kuasa-Nya akan bekerja mengubah hidup Anda dan masa depan
Anda.

Aku tahu ia akan bangkit

"Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."


(1Yoh 4:7-16; Yoh 11:19-27)

"Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarang pun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." Kata Yesus kepada Marta: "Saudaramu akan bangkit." Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman." Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." (Yoh 11:19-27), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Marta, St.Maria dan St.Lazarus, Sabahat Tuhan, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Sahabat dalam bahasa Latin adalah `socius' yang dapat berarti sekutu, teman, sahabat, kawan, peserta, yang ambil bagian, maka menjadi sahabat Tuhan antara berarti ambil bagian dalam karya penciptaan dan penyelamatan Allah, sedangkan sahabat Yesus, Tuhan, berarti ambil bagian karya dalam tugas pengutusanNya sebagai Penyelamat Dunia. Kita semua orang beriman juga menjadi sahabat Tuhan, dan kita yang percaya kepada Yesus Kristus dapat berkata dan menghayati apa yang dikatakan oleh Marta kepada Yesus :"Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia". Pada masa kini rasanya sedang terjadi krisis kepercayaan yang sungguh memprihatinkan, apalagi dengan maraknya kepemilikan dan penggunaan HP (hand-phone). Dengan memiliki dan menggunakan HP maksudnya dapat dengan mudah berkomukasi dengan anggota keluarga, rekan kerja, sahabat, dst.., namun ada dampak negatif yaitu kurang atau tidak percaya satu sama lain, tandanya adalah sebentar-sebentar menilpon sambil menanyakan keberadaan mereka. Dengan kata lain ada kecurigaan besar. Hal yang senada adalah pemanfaatan CCTV, tujuannya adalah mengawasi secara efisien, tetapi di balik itu adalah adanya ketidak-percayaan. Jika kita dengan sesama dan saudara-saudari kita sulit percaya satu sama lain, maka akan lebih sulit lagi untuk percaya kepada Tuhan. Maka dengan ini kami mengingatkan kita semua: marilah kita tingkatkan dan perdalam kepercayaan antar kita agar kita dengan mudah percaya kepada Tuhan, yang senantiasa menyertai dan mendampingi kita sendiri maupun saudara-saudari kita.
• "Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih"(1Yoh 4:7-8). Menjadi sahabat Tuhan Allah berarti saling mengasihi dan percaya satu sama lain. Marilah `saling mengasihi dan percaya' ini pertama-tama dan terutama kita hayati atau laksanakan di dalam keluarga atau komunitas kita masing-masing, yang dibangun atas dasar kasih Allah. Jika kita mampu saling mengasihi dan percaya dengan mereka yang setiap hari hidup bersama dengan kita, maka akan dengan mudah kita untuk mengasihi dan percaya kepada orang lain,dan kepada orang lain kita akan bersikap melayani. Sebaliknya jika kita tak mampu saling mengasihi dan percaya dengan mereka yang setiap hari hidup dengan kita, maka terhadap yang lain pasti akan menindas atau melecehkan. Maka baiklah saya angkat kembali ajaran kasih dari Paulus untuk kita hayati dalam hidup sehari-hari, yaitu "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7). Kami berharap para orangtua atau bapak itu maupun pemimpin komunitas dapat menjadi contoh atau teladan dalam hidup saling mengasihi. Ingatlah dan hayatilah bahwa masing-masing dari kita adalah `buah kasih' atau `yang terkasih', sehingga saling bertemu berarti `yang terkasih bertemu dengan yang terkasih', dan dengan demikian secara otomatis akan saling mengasihi.

"Aku hendak memuji TUHAN pada segala waktu; puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.Muliakanlah TUHAN bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu"
(Mzm 34:2-6).

KETENANGAN SEJATI

KETENANGAN SEJATI

Film Love on Diet mengisahkan tentang seorang gadis yang mengalami
patah hati. Karena tak tahan menanggung sakit hati, ia pun mencari
pelarian. Caranya: dengan terus menerus makan. Akibatnya, tubuh yang
tadinya ideal berubah drastis karena obesitas. Maka, sisa film itu
kemudian membeberkan perjuangannya yang berat untuk mengembalikan
berat tubuh idealnya.

Ketika orang tertekan, umumnya mereka mencari pelarian untuk
mengatasinya. Mulai dari makan banyak, belanja gila-gilaan,
menenggak minuman keras, merokok, mengisap narkoba, atau melakukan
hal-hal negatif lain. Sayangnya, semua itu takkan pernah benar-benar
mengatasi stres atau sakit hati. Sebaliknya, justru akan membawa
pada masalah lain yang jauh lebih besar.

Mari kita meneladani Daud. Ketika musuh mengejarnya, ia berlindung
kepada Tuhan. Ia tak berlari ke tempat yang salah, dan dari Tuhan ia
mendapat pertolongan. Dalam hadirat Tuhan, ia menemukan ketenangan
sejati. Kepercayaan kepada Allah (ayat 9), itulah yang membuat hati
Daud tenang, sebab Daud mengenal siapa Allah yang ia sembah. Daud
tahu hidupnya ada dalam perlindungan Allah Mahakuasa yang
mengasihinya.

Hidup tidak akan pernah luput dari masalah. Ketika hati menjadi
sesak, jangan lari pada yang lain. Curahkan isi hati kita kepada
Allah saja, melalui doa dan pujian. Serahkan kekhawatiran dan beban
kita kepada Allah. Jika ada sakit hati, mintalah Allah memampukan
kita untuk mengampuni, sebagaimana Dia telah mengampuni kita.
Mintalah kekuatan dan kedamaian dari Allah agar kita dapat terus
melangkah menghadapi tantangan setiap hari -—VT

DUNIA HANYA MENAWARKAN KETENANGAN YANG SEMU
HANYA DI DALAM KRISTUS ADA KETENANGAN YANG SEJATI

http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+62

Mazmur 62
1 Untuk pemimpin biduan. Menurut: Yedutun. Mazmur Daud. (62-2)
Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah
keselamatanku.
2 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
3 Berapa lamakah kamu hendak menyerbu seseorang, hendak
meremukkan dia, hai kamu sekalian, seperti terhadap dinding yang
miring, terhadap tembok yang hendak roboh?
4 Mereka hanya bermaksud menghempaskan dia dari
kedudukannya yang tinggi; mereka suka kepada dusta; dengan
mulutnya mereka memberkati, tetapi dalam hatinya mereka
mengutuki. Sela
5 Hanya pada Allah saja kiranya aku tenang, sebab dari pada
-Nyalah harapanku.
6 Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota
bentengku, aku tidak akan goyah.
7 Pada Allah ada keselamatanku dan kemuliaanku; gunung batu
kekuatanku, tempat perlindunganku ialah Allah.
8 Percayalah kepada-Nya setiap waktu, hai umat, curahkanlah
isi hatimu di hadapan-Nya; Allah ialah tempat perlindungan kita.
Sela
9 Hanya angin saja orang-orang yang hina, suatu dusta saja
orang-orang yang mulia. Pada neraca mereka naik ke atas, mereka
sekalian lebih ringan dari pada angin.
10 Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh
harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin
bertambah,janganlah hatimu melekat padanya.
11 Satu kali Allah berfirman, dua hal yang aku dengar:
bahwa kuasa dari Allah asalnya,
12 dan dari pada-Mu juga kasih setia, ya Tuhan; sebab
Engkau membalas setiap orang menurut perbuatannya.


http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+49-50
http://alkitab.sabda.org/?Roma+1

Kematian sebagai sebuah pertemuan

Kematian sebagai sebuah pertemuan

Kejadian 49:29-50:14

Bagaimana kita memandang kematian? Apakah sebagai akhir atau sesuatu yang
melanjutkan hidup yang sudah kita lalui meski dalam cara yang berbeda?
Bagaimana kita menyikapi kematian? Ini bukan pertanyaan yang akan diterima
dengan nyaman oleh kebanyakan orang. Mengapa? Sebab ada sesuatu yang misterius
tentang apa yang terjadi dalam kematian dan akibatnya sesudah itu yang kita
tidak tahu, di luar kendali kita, dan bersifat final. Itu sebabnya kita gelisah
bahkan takut. Namun ada orang yang dapat menatap bahkan mempersiapkan kematian
serta penguburannya dengan penuh keyakinan. Yakub termasuk orang yang demikian.

Ketika ia mengumpulkan anak-anaknya dan memberikan nubuat berkat, intinya
ia menyiapkan perpisahan dirinya dari mereka. Berulang kali ia meminta dan
memastikan berbagai hal sehubungan dengan penguburannya. Dan seperti cara kematian
Abraham, ia pun meninggal dengan cara yang sangat indah. Ia menarik kakinya,
berbaring, lalu pergi.

Oleh karena Yusuf adalah pembesar Mesir, kematian Yakub, ayahnya, mendapat
penghormatan dan tata cara penguburan menurut kebudayaan Mesir. Ada persamaan
dan perbedaan penting antara perlakuan Mesir dan perlakuan keluarga Israel
tentang orang mati. Keduanya sama-sama meyakini adanya hidup kelanjutan dari
orang yang sudah mati, seperti yang ditandai oleh pengawetan mayat pada orang
Mesir. Pada keluarga bapak leluhur tidak diadakan pengawetan mayat, tetapi
ungkapan "dikumpulkan bersama Abraham, Sara, Ishak, Ribka, Lea..."
menunjukkan bahwa ada sesuatu yang berlanjut di antara mereka.

Demikianlah kita seharusnya memandang kematian, yaitu sebagai permulaan
dari kekekalan yang indah dan bukan sekadar akhir dari kehidupan yang fana.
Keindahan kekekalan itu dapat kita nikmati bila kita berada dalam hubungan yang
benar dengan Allah, oleh iman kepada Anak-Nya, Tuhan Yesus Kristus. Kematian
akan mempertemukan kita dengan Allah dan orang-orang beriman yang sudah
mendahului kita.

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||

Bukan Hanya Menghibur

2 Tawarikh 6:12-17
Mazmur 46-48;
Kisah Para Rasul 28

Setelah menyimak oratorium Messiah, seseorang
mendatangi George Frideric Handel, komposer musik panjang tersebut. Ia memuji
dan menyatakan betapa para penonton sangat terhibur oleh karya itu. Oratorium memang mirip
dengan musik opera, hanya saja tanpa drama dan pembabakan, dan mengandung unsur
hiburan yang kuat. Namun, dalam karya yang memotret sosok Kristus ini, Handel
memiliki tujuan yang berbeda. Hiburan hanyalah tujuan samping. Maka, ia
menanggapi orang itu dengan berkata, "Saya sungguh prihatin kalau ternyata
hanya berhasil menghibur mereka—saya berharap membuat mereka menjadi lebih baik."
Lebih dari sekadar menggubah mahakarya, ia ingin memperkenalkan dan
memasyhurkan Mesiasnya.

Salomo membangun Bait Allah yang megah. Perlu tujuh
tahun untuk mendirikannya, dengan materi dari kayu berkualitas terbaik yang
dilapisi emas. Sebuah karya arsitektur yang tiada bandingannya. Ketika
meresmikannya, bisa saja ia membusungkan dada atas pencapaian agung tersebut.
Namun, ia memilih untuk berlutut menyembah Allah, menunjukkan kasih dan
penghormatannya yang mendalam. Ia mengakui bahwa Allah-lah Raja yang
sesungguhnya, pemegang wewenang dan kekuasaan tertinggi. Dengan teladannya, ia
menggugah segenap bangsanya untuk turut menyembah Allah.

Begitu juga tujuan kita berkarya. Bukan sekadar
untuk mengundang decak kagum dunia, membusungkan dada, mengejar hobi, atau
memuaskan kesenangan pribadi, melainkan untuk memuliakan Allah. Sebuah karya
yang tampaknya sepele sekalipun akan menjadi besar jika dapat menggugah orang
untuk memuliakan Dia.

KARYA DAN TINDAKAN KITA
MENJADI BERARTI

KETIKA DIPERSEMBAHKAN
BAGI KEMULIAAN YANG MAHATINGGI

Penulis: Arie Saptaji

|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Mazmur 119:1-18

Mazmur 119:1-18


1. Berbahagialah orang-orang yang hidupnya tidak bercela, yang hidup menurut Taurat TUHAN.

2. Berbahagialah orang-orang yang memegang peringatan-peringatan-Nya, yang mencari Dia dengan segenap hati,

3. yang juga tidak melakukan kejahatan, tetapi yang hidup menurut jalan-jalan yang ditunjukkan-Nya.

4. Engkau sendiri telah menyampaikan titah-titah-Mu, supaya dipegang dengan sungguh-sungguh.


5. Sekiranya hidupku tentu untuk berpegang pada ketetapan-Mu!


6. Maka aku tidak akan mendapat malu, apabila aku mengamat-amati segala perintah-Mu.

7. Aku akan bersyukur kepada-Mu dengan hati jujur, apabila aku belajar hukum-hukum-Mu yang adil.


8. Aku akan berpegang pada ketetapan-ketetapan-Mu, janganlah tinggalkan aku sama sekali.

9. Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu.

10. Dengan segenap hatiku aku mencari Engkau, janganlah biarkan aku menyimpang dari perintah-perintah-Mu.

11. Dalam hatiku aku menyimpan janji-Mu, supaya aku jangan berdosa terhadap Engkau.

12. Terpujilah Engkau, ya TUHAN; ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.

13. Dengan bibirku aku menceritakan segala hukum yang Kauucapkan.

14. Atas petunjuk peringatan-peringatan-Mu aku bergembira, seperti atas segala harta.

15. Aku hendak merenungkan titah-titah-Mu dan mengamat-amati jalan-jalan-Mu.

16. Aku akan bergemar dalam ketetapan-ketetapan-Mu; firman-Mu tidak akan kulupakan.

17. Lakukanlah kebajikan kepada hamba-Mu ini, supaya aku hidup, dan aku hendak berpegang pada firman-Mu.

18. Singkapkanlah mataku, supaya aku memandang keajaiban-keajaiban dari Taurat-Mu.

Api Memperanakan Api - Leonard Ravenhill

Api Memperanakan Api - Leonard Ravenhill

Pendoa, haruslah seorang manusia baja, karena mereka akan diserang oleh setan sebelum mereka mencoba menyerang kerajaannya.

Sebagaimana dalam bidang kehidupan Kristen yang lainnya, doapun dapat menjadi tidak seimbang. Usaha tidak dapat menggantikan doa. E.M. Bounds mengatakan "Adalah lebih baik membiarkan pekerjaan dilakukan dalam kesalahan daripada membiarkan doa terabaikan." Juga dia mengatakan, " Orang yang paling berdaya guna dalam penyebaran pengetahuan akan Allah, dalam melaksanakan pekerjaanNya di muka bumi, dan yang berdiri sebagai bendungan untuk menahan gelombang kejahatan adalah mereka yang berdoa bagi para pemimpin gereja. Allah bergantung pada mereka, memakai mereka, dan memberkati mereka."

Sungguhlah, kegerakan terhambat oleh karena kurangnya doa. Tidak ada yang setan atau neraka takuti lebih daripada ketakutan mereka kepada para pendoa. Namun untuk hidup baik engkau tidak harus hidup lebih lama. Seorang yang mati pada umur dua puluh delapan tahun mungkin saja usia hikmatnya seperti orang yang berusia seratus tahun.

Sesuai dengan sifat alaminya, api akan memperanakan api. Kalau didekatnya ada barang yang mudah terbakar, maka dengan cepat api akan melalapnya. Api tidak akan bisa membuat es, iblis pasti tidak akan mampu membuat orang saleh; sebagaimana gembala yang kurang berdoa tidak akan menghasilkan prajurit doa; namun satu letupan api yang kecil bisa menghanguskan seluruh kota. Sebuah lilin bisa menyalakan ribuan lilin yang lain! Para bintang ternama dalam blantika pemenang-pemenang jiwa (seperti Carey, Payson, dsb) dinyalakan oleh kehidupan doa David Brainerd yang tiada taranya itu.

William Carey membaca kisah kehidupan Brainerd, dan sesuatu bergetar dalam dada pemenang jiwa yang masih muda itu, yang kemudian mengantarkan dia mendarat di tanah berbatuan india. Oleh api yang menyala dalam jiwa Brainerd, lilin yang ada dihati Edward Payson dinyalakan Allah. Dari buku harian rasul bagi bangsa Indian di Amerika Utara itu -- rasul yang tubuhnya rusak oleh sakit-penyakit, dan yang bermantelkan kulit sapi -- Payson termotivasi, dan pada usia dua puluh tahun kehidupan doanya yang hampir-hampir mengungguli kehidupan doa Brainerd.

Lilin yang lain yang dinyalakan oleh Brainerd, pendoa ulung yang dikuburkan pada "usia masak" dua puluh sembilan tahun, adalah Robert Murray McCheyne. Raksasa doa inilah yang membuktikan bahwa jiwa manusia dapat dilatih dengan cara membaca buku kisah kehidupan Brainerd.

Pemenang jiwa yang besar lainnya, Jonathan Edwards mengamati Brainerd (sementara anak perempuannya Jerusha -- tunangan Brainerd -- menangis), ketika tubuh Brainerd semakin melemah. Edwards menulis, "Puji Tuhan oleh kemurahanNya Brainerd meninggal di rumahku, sehingga saya bisa mendengar doanya, dapat bersaksi akan penyerahan hidupnya, dan diilhami oleh teladannya.

" Ketika Brainerd mati, Wesley sedang pada puncak pertarungan rohaninya. Dengar apa yang dikatakan Master Wesley dalam suatu konferensi di Inggris. Wesley mengatakan, "Apa yang dapat dilakukan untuk mengobarkan kembali pekerjaan Allah yang telah pudar ?" Dan kemudian penginjil yang tak kenal lelah, "tak kenal belas kasihan", yang menggoncangkan tiga benua itu menjawab pertanyaannya sendiri dengan mengatakan, "Marilah setiap pengkhotbah, bacalah dengan seksama kisah kehidupan David Brainerd."

Sampai di sini kita telah bisa menderetkan: Payson, McCheyne, Carey, Edwards, Wesley -- orang-orang terkemuka, semuanya dinyalakan dari satu api, dan semuanya berhutang pada Brainerd yang penuh sakit-penyakit namun yang banyak memberi (menularkan rohnya).

Disadur dari Why Revival Tarries
Oleh Leonard Ravenhill

http://www.thecall.or.id/artikeldsp.php?id=5


[Non-text portions of this message have been removed]

"Ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu."


(Yer 15:10.16-21; Mat 13:44-46)

"Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah. Setelah ditemukannya mutiara yang sangat berharga, ia pun pergi menjual seluruh miliknya lalu membeli mutiara itu." (Mat 13:44-46), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Isi Warta Gembira singkat di atas ini kiranya senada dengan kisah Werkudoro dalam pewayangan. `Pendowo Limo'/lima bersaudara waktu itu memperoleh info dari orang bijak bahwa `air kehidupan sejati' ada di dalam kedalaman samudera (`ing telenging samodra'), dan untuk menuju tempat tersebut harus melintasi hutan belantara yang sarat dengan ancaman dan tantangan. Mendengar info tersebut Werkudoro, meskipun dilarang oleh saudara-saudaranya, pergi meninggalkan saudara-saudaranya untuk mencari `air kehidupan sejati' tersebut. Semangat ksatria Werkudoro yang tak takut ancaman dan rela meninggalkan segalanya tersebut kiranya baik kita tiru. Apakah hidup anda, keluarga anda, kebersamaan anda di tempat kerja atau di masyarakat sedang mengalami kekacauan atau ketidak damaian? Ada kemungkinan anda harus mencari dan menemukan `mutiara' yang terpendam dalam diri anda atau kebersamaan anda. "Mutiara" tersebut antara lain karisma, spiritualitas, jiwa atau visi yang harus anda fahami dan hayati. Maka tinggalkan dambaan, cita-cita, kerinduan, harapan atau impian pribadi guna mencari, menggeluti dan melaksanakan `jiwa kehidupan sejati' seperti karisma, spiritualitas atau visi. Kita semua dipanggil untuk tidak hidup dan tidak bertindak mengikuti selera atau keinginan diri pribadi, melainkan hidup dan bertindak sesuai spiritualitas atau visi hidup atau kerja bersama. Sebagai contoh perkenankan saya mengangkat hidup berkeluarga, hidup suami-isteri, yang menjadi dasar hidup bersama dimanapun dan kapanpun. Para suam-isteri yang telah saling berjanji untuk saling mengasihi baik dalam untung maupun malang, sehat maupun sakit sampai mati kami harapkan hidup dan bertindak berdasarkan atau dijiwai oleh kasih. Maka hendaknya dihayati ajaran kasih dari Paulus ini " Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu." (1Kor 13:4-7)
• "Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam. Tidak pernah aku duduk beria-ria dalam pertemuan orang-orang yang bersenda gurau; karena tekanan tangan-Mu aku duduk sendirian, sebab Engkau telah memenuhi aku dengan geram." (Yer 15:16-17). Marilah kutipan dari kitab Yeremia di atas ini kita renungkan dan hayati. Sabda Tuhan kita nikmati karena menjadi kegirangan dan kesukaanku. Maka marilah kita baca, renungkan dan hayati sabda Tuhan sebagaimana tertulis di dalam Kitab Suci. Jika anda tidak memiliki Kitab Suci, baiklah cukup membaca dan merenungkan kembali apa yang saya coba kutipkan dan refleksikan setiap hari; apa yang saya kutip dan coba refleksikan sesuai dengan kelendarium liturgy, maka jika setiap hari mengikuti selama dua atau tiga tahun kita akan mengetahui isi-isi pokok seluruh kitab suci. Sabda-sabda Tuhan memang sungguh nikmat, menggirangkan dan menggairahkan, maka ketika anda merasa lesu, tak bergairah, frustrasi dst.. baiklah sejenak membaca dan merenungkan sabda Tuhan. Ingatlah dan sadarilah bahwa aneka tuntunan kehidupan, entah berupa peraturan atau kebijakan sedikit banyak bersumber dari sabda Tuhan, maka sikapi aneka peraturan dan kebijakan dengan sabda Tuhan. Sabda Tuhan yang utama dan petama adalah perintah untuk saling mengasihi, maka sikapi aneka peraturan dan kebijakan dalam dan oleh cintakasih, dengan demikian akan nikmat, menggirangkan dan menggairahkan adanya, peraturan atau kebijakan tidak lagi menjadi beban melainkan menjadi santapan yang nikmat dan menggairahkan. Aneka peraturan dan kebijakan dibuat dan diberlakukan untuk membantu kita dalam rangka mencari dan menemukan `mutiara kehidupan'.

"Lepaskanlah aku dari pada musuhku, ya Allahku; bentengilah aku terhadap orang-orang yang bangkit melawan aku. Lepaskanlah aku dari pada orang-orang yang melakukan kejahatan dan selamatkanlah aku dari pada penumpah-penumpah darah. Sebab sesungguhnya, mereka menghadang nyawaku; orang-orang perkasa menyerbu aku, padahal aku tidak melakukan pelanggaran, aku tidak berdosa, ya TUHAN, aku tidak bersalah, merekalah yang lari dan bersiap-sia" (Mzm 59:2-5a)

Belajar Teologi Itu Berbahaya?

Belajar Teologi Itu Berbahaya?

Matius 28 : 16-20

28:16. Dan kesebelas murid itu berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah
ditunjukkan Yesus kepada mereka.
28:17 Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala
kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman."


Tidak sedikit orang yang beranggapan bahwa belajar teologi itu hanya
menggunakan pikiran atau logika saja, sehingga hatinya tidak tergarap. Mereka
berpikir belajar teologi itu membahayakan bagi pembentukan sikap hati. Bahkan
ada sementara orang yang memberikan konotasi negatif terhadap teologi itu
sendiri, dengan mengkaitkan teologi sebagai ajaran yang "sedikit menyimpang
dari kebenaran Alkitab", "hanya menggunakan otak saja", dan lain-lain. Mereka
juga lantas berucap bahwa belajar teologi membuat seseorang menjadi sombong
rohani seperti orang Farisi. Tentu saja semua itu pandangan yang picik dan
salah. Mereka yang memberikan tuduhan itu sendiri tanpa sadar juga sedang
berteologi. Bukankah kalau seseorang berkata "ALLAH itu begini", "ALLAH itu
begitu", ia telah berteologi? Semua orang bisa berteologi, dan memang berhak
untuk itu, tetapi jika tidak memiliki dasar berteologi yang sehat, kuat dan
murni, maka itu bisa sangat berbahaya.

Banyak orang yang melontarkan kritikan terhadap orang-orang yang belajar di
seminari atau sekolah tinggi teologia tidak sadar bahwa mereka sendiri
berteologi dan beroperasi di lingkungan pelayanan dan mengajar jemaat dengan
teologinya sendiri. Beberapa dari mereka menjadi pengkhotbah kaum awam dengan
tidak dibekali dasar teologi yang memadai. Namun jemaat menganggap mereka imam
dan guru, menghormati dan memercayai mereka. Sekalipun ajarannya tidak
berdasarkan penafsiran yang semestinya atas Alkitab, jemaat mudah menerimanya.

Janganlah kita berprasangka buruk kepada para pendeta dan teolog yang memang
menekuni bidangnya. Kritikan yang menghancurkan kepercayaan dan penghormatan
jemaat kepada pendeta khususnya dan jabatan-jabatan gereja pada umumnya
berbahaya untuk perkembangan gereja pada masa yang akandatang. Tanpa disadari,
jemaat bisa kehilangan kepercayaan terhadap hamba-hamba TUHAN yang memang
berhak dan mampu mengajar dengan benar, termasuk mengajar di sekolah-sekolah
teologi, juga terhadap orang-orang yang bergumul di dalamnya yang memang diberi
talenta oleh TUHAN untuk menjadi pemandu jemaat mengenal Alkitab dan
kebenaran-NYA.

Oleh sebab itu kita semua harus belajar teologi. Meskipun demikian, untuk itu
seseorang tidak harus masuk sekolah tinggi teologi, tetapi tekun giat menggali
kebenaran Firman TUHAN melalui berbagai sarana. Rajinlah menggali Alkitab,
membaca buku-buku rohani yang bermutu, dan mendengarkan khotbah-khotbah yang
menyampaikan Firman yang murni, maka teologi kita akan sehat dan murni. Begitu
pula untuk para hamba TUHAN di gereja, diharapkan menjadi alat TUHAN yang
efektif untuk menyampaikan kebenaran Firman TUHAN yang murni, menjadi sahabat
jemaat dalam memberikan pemahaman-pemahaman yang sehat akan Firman TUHAN.


http://virtuenotes.blogspot.com

Bukan hanya menghibur

BUKAN HANYA MENGHIBUR

Setelah menyimak oratorium Messiah, seseorang mendatangi George
Frideric Handel, komposer musik panjang tersebut. Ia memuji dan
menyatakan betapa para penonton sangat terhibur oleh karya itu.
Oratorium memang mirip dengan musik opera, hanya saja tanpa drama
dan pembabakan, dan mengandung unsur hiburan yang kuat. Namun, dalam
karya yang memotret sosok Kristus ini, Handel memiliki tujuan yang
berbeda. Hiburan hanyalah tujuan samping. Maka, ia menanggapi orang
itu dengan berkata, "Saya sungguh prihatin kalau ternyata hanya
berhasil menghibur mereka—saya berharap membuat mereka menjadi lebih
baik." Lebih dari sekadar menggubah mahakarya, ia ingin
memperkenalkan dan memasyhurkan Mesiasnya.

Salomo membangun Bait Allah yang megah. Perlu tujuh tahun untuk
mendirikannya, dengan materi dari kayu berkualitas terbaik yang
dilapisi emas. Sebuah karya arsitektur yang tiada bandingannya.
Ketika meresmikannya, bisa saja ia membusungkan dada atas pencapaian
agung tersebut. Namun, ia memilih untuk berlutut menyembah Allah,
menunjukkan kasih dan penghormatannya yang mendalam. Ia mengakui
bahwa Allah-lah Raja yang sesungguhnya, pemegang wewenang dan
kekuasaan tertinggi. Dengan teladannya, ia menggugah segenap
bangsanya untuk turut menyembah Allah.

Begitu juga tujuan kita berkarya. Bukan sekadar untuk mengundang
decak kagum dunia, membusungkan dada, mengejar hobi, atau memuaskan
kesenangan pribadi, melainkan untuk memuliakan Allah. Sebuah karya
yang tampaknya sepele sekalipun akan menjadi besar jika dapat
menggugah orang untuk memuliakan Dia —-ARS

KARYA DAN TINDAKAN KITA MENJADI BERARTI
KETIKA DIPERSEMBAHKAN BAGI KEMULIAAN YANG MAHATINGGI


http://alkitab.sabda.org/?2Tawarikh+6:12-17


12 Kemudian berdirilah ia di depan mezbah TUHAN di hadapan segenap
jemaah Israel, lalu menadahkan tangannya;
13 karena Salomo telah membuat sebuah mimbar tembaga yang
panjangnya lima hasta, lebarnya lima hasta dan tingginya tiga
hasta,yang ditaruhnya di halaman--;ia berdiri di atasnya lalu
berlutut di hadapan segenap jemaah Israel dan menadahkan
tangannya ke langit,
14 sambil berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel! Tidak ada Allah seperti
Engkau di langit dan di bumi; Engkau yang memelihara perjanjian
dan kasih setia kepada hamba-hamba-Mu yang dengan segenap hatinya
hidup di hadapan-Mu;
15 Engkau yang tetap berpegang pada janji-Mu terhadap hamba-Mu
Daud, ayahku, dan yang telah menggenapi dengan tangan-Mu apa yang
Kaufirmankan dengan mulut-Mu, seperti yang terjadi pada hari ini.
16 Maka sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, peliharalah apa yang
Kaujanjikan kepada hamba-Mu Daud, ayahku, dengan berkata:
Keturunanmu takkan terputus di hadapan-Ku dan tetap akan duduk di
atas takhta kerajaan Israel, asal anak-anakmu tetap hidup menurut
hukum-Ku sama seperti engkau hidup di hadapan-Ku.
17 Maka sekarang, ya TUHAN, Allah Israel, biarlah terbukti
kebenaran firman-Mu yang telah Kauucapkan kepada hamba-Mu Daud.

Mikhail bertanya

Mikhail bertanya

Mikhail kembali mengunjungi kota itu melalui gerbang timur pintu selatan. Ditemani Malaikat pendampingnya, Kasebo dan Kadambu, Mikhail bertanya kepada Pilamni sang penjaga gerbang, ''Bagaimana perkembangan kota ini. Apakah sudah berjalan sesuai perintahNYA yang kusampaikan,'' tanyanya kepada Pilamni. Malaikat serafim inipun menjawab ''semuanya terkendali,''. Sembari menutup sayapnya, Mikhail bertanya keberadaan sang pemegang kunci. Dengan sedikit tertunduk, Pilamni berdecak sejenak dan menundukkan kepalanya. Setelah menarik nafas, Pilamni menjawab ''Sang pemegang kunci sedang bersedih. Mendengar jawaban tersebut, Mikhail menjadi penasaran dan memelototkan matanya dan membuka sayapnya menunjukkan rasa penasarannya. Melihat sikap Mikhail, Pilamni spontan melanjutkan kalimatnya ''Sang Pemegang Kunci bersedih karena masih banyak Anak Pilihan yang sudah dimateraikan masih dilanda kesedihan dan kepahitan akibat krisis ekonomi dan belum tergenapinya janji yang
sudah dinubuatkan beberapa hamba Tuhan. Dengan suara lirih, Mikhail berucap ''andaikan semuanya mau patuh melaksanakan titahNYA tentunya tidak akan ada kesedihan, kekecewaan dan kepahitan karena kesedihan, kekecewaan dan kepahitan tidak seharusnya berada di Sorga,''

Orang yang menebarkan benih baik ialah anak manusia

"Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia"


(Yer 14:17-22; Mat 13:36-43)

"Maka Yesus pun meninggalkan orang banyak itu, lalu pulang. Murid-murid-Nya datang dan berkata kepada-Nya: "Jelaskanlah kepada kami perumpamaan tentang lalang di ladang itu." Ia menjawab, kata-Nya: "Orang yang menaburkan benih baik ialah Anak Manusia; ladang ialah dunia. Benih yang baik itu anak-anak Kerajaan dan lalang anak-anak si jahat. Musuh yang menaburkan benih lalang ialah Iblis. Waktu menuai ialah akhir zaman dan para penuai itu malaikat. Maka seperti lalang itu dikumpulkan dan dibakar dalam api, demikian juga pada akhir zaman. Anak Manusia akan menyuruh malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan mengumpulkan segala sesuatu yang menyesatkan dan semua orang yang melakukan kejahatan dari dalam Kerajaan-Nya. Semuanya akan dicampakkan ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. Pada waktu itulah orang-orang benar akan bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa mereka. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar!" (Mat 13:36-43), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Yesus adalah Pewarta Kabar Baik, mewartakan apa-apa yang baik entah melalui sabda-sabda/kata-kataNya maupun perilaku atau cara hidup dan cara bertindakNya. Panggilan atau tugas pengutusan tersebut kini dilanjutkan atau dilaksaanakan oleh para murid atau pengikutNya, antara lain oleh para Gembala, pastor/ pendeta, guru agama, orangtua dst.. Setiap kali kita mengikuti atau partisipasi di dalam ibadat bersama pada umumnya diwartakan Sabda Tuhan, entah melalui pembacaan, renungan atau refleksi atau kotbah/homili. Isi pewartaan tersebut adalah tuntunan dan tuntutan bagi kita semua untuk dilaksanakan jika kita mendambakan hidup baik, damai sejahtera, bahagia dan selamat lahir batin, jasmani maupun rohani. Kebanyakan dari kita adalah pendengar, maka pertanyaan penting bagi kita semua "apakah kita dapat mendengarkan dengan baik apa yang dibacakan, direnungkan, direfleksikan atau dikotbahkan". Jika kita dapat menjadi pendengar baik maka berarti kita tanah baik yang ditaburi benih baik dan dengan demikian cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun berbuah kebaikan-kebaikan, apa-apa yang baik dan menyelamatkan, lebih-lebih dan terutama menyelamatkan jiwa manusia. Cara hidup dan cara bertindak kita `bercahaya seperti matahari dalam Kerajaan Bapa/Allah'. Marilah kita menjadi pendengar baik, dengan rendah hati sambil membuka hati, jiwa, akal budi dan tubuh terhadap aneka sapaan dan sentuhan Allah melalui para pewarta kabar baik masa kini, seperti uskup, pastor/pendeta/kyai/biksu, dst..maupun guru-guru agama. Kami berharap para orangtua mendidik dan membina anak-anaknya untuk menjadi pendengar baik sedini mungkin.
• "Ya TUHAN, kami mengetahui kefasikan kami dan kesalahan nenek moyang kami; sungguh, kami telah berdosa kepada-Mu. Janganlah Engkau menampik kami, oleh karena nama-Mu, dan janganlah Engkau menghinakan takhta kemuliaan-Mu! Ingatlah perjanjian-Mu dengan kami, janganlah membatalkannya! Adakah yang dapat menurunkan hujan di antara dewa kesia-siaan bangsa-bangsa itu? Atau dapatkah langit sendiri memberi hujan lebat? Bukankah hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu" (Yer 14:20-22). Kutipan doa ini kiranya baik kita renungkan atau refleksikan, lebih-lebih ayat terakhir yang berbunyi "Bukankan hanya Engkau saja, ya TUHAN Allah kami, Pengharapan kami, yang membuat semuanya itu". Semuanya, apa yang baik, indah, luhur dan mulia adalah karya Allah, dan itu semua kiranya dapat kita lihat dan nikmati saat ini juga, karena semuanya itu ada di sekitar kita, di lingkungan hidup kita. Memang di sekitar atau di lingkungan hidup kita juga ada yang buruk/jahat, amburadul, remeh dan amoral, sebagai buah karya setan melalui orang-orang fasik atau jahat. Hendaknya harapan, dambaan, kerinduan dan impian kita terarah pada apa yang biak, indah, luhur dan mulia, dengan kata lain hidup baik dan berbudi pekerti luhur. Untuk itu marilah pertama-tama kita kenangkan orangtua kita masing-masing, yang dengan penuh kasih, pengorbanan dan perjuangan menaburkan apa yang baik, indah, luhur dan mulia pada diri kita masing-masing. Memang ada sedikit perbedaan kwalitas benih yang ditaburkan, tergantung dengan anugerah Allah yang diterima dan dihayati oleh orangtua kita masing-masing. Maka ketika di dalam hidup bersama dan kerja bersama kita menghadapi aneka perbedaan kwalitas maupun bentuk, hendaknya saling dibagikan dan kemudian disinerjikan., sehingga kita bersama-sama berjalan dalam pengharapan akan Allah Yang Esa, yang menganugerahkan segala sesuatu yang kita butuhkan.

"Janganlah perhitungkan kepada kami kesalahan nenek moyang kami; kiranya rahmat-Mu segera menyongsong kami, sebab sudah sangat lemah kami. Tolonglah kami, ya Allah penyelamat kami, demi kemuliaan nama-Mu! Lepaskanlah kami dan ampunilah dosa kami oleh karena nama-Mu! Biarlah sampai ke hadapan-Mu keluhan orang tahanan; sesuai dengan kebesaran lengan-Mu, biarkanlah hidup orang-orang yang ditentukan untuk mati dibunuh!" (Mzm 79:8-9.11)

Air susu dibalas air tuba

AIR SUSU DIBALAS AIR TUBA

Peribahasa "air susu dibalas air tuba" tentu sudah kerap kita
dengar, dan kita merasa tak mungkin membalas kebaikan seseorang
dengan kejahatan. Akan tetapi, sadarkah kita bahwa orang percaya
yang berbuat dosa, juga dapat disebut tidak tahu diri dan tidak tahu
berterima kasih? Seperti perbuatan-perbuatan keji bangsa Israel,
yang dipaparkan dalam bacaan kita sebagai sikap tidak tahu membalas
budi Tuhan. Yerusalem membalas kebaikan Tuhan dengan
perbuatan-perbuatan yang menyakiti hati-Nya.

Yerusalem adalah ibarat bayi yang dibuang orangtuanya. Dengan belas
kasih, Tuhan memelihara dan membesarkannya (ayat 6,7). Bahkan,
sebagai wujud kasih yang dalam, Tuhan "memperistri" Yerusalem (ayat
8-13). Inilah gambaran perjanjian anugerah Tuhan kepada Israel.
Namun, apa balasan Yerusalem? Segala kebaikan dan tanda kasih Tuhan
"dihambur-hamburkan untuk para kekasihnya", yaitu dengan menyembah
segala berhala sesembahan bangsa kafir (ayat 15). Padahal seharusnya
Israel menyembah Tuhan saja.

Jangan berpikir bahwa ini hanya realitas yang terjadi pada zaman
dulu. Gereja—persekutuan orang percaya saat ini juga kerap
bertingkah seperti istri yang tidak setia. Yakni ketika ia
membiarkan pola hidup duniawi merasuk dan merusak jemaatnya. Ketika
jemaat Tuhan hidup demi kesenangannya sendiri, bukan menyenangkan
Tuhan. Sebagai manusia baru yang telah ditebus oleh darah Tuhan
Yesus, selayaknya kita menjauhi dosa, serta melayani Tuhan dan
sesama dengan penuh kasih. Dengan demikian kita tak membalas
kasih-Nya dengan "air tuba", tetapi juga dengan sesuatu yang
menyukakan-Nya -—ENO

BETAPA SENANGNYA TUHAN apaBILA ANAK-ANAK-NYA
HIDUP SEPERTI DIA, MENGASIHI-NYA, DAN SELALU BERSAMA-NYA

http://alkitab.sabda.org/?Yehezkiel+16:1-22


1 Lalu datanglah firman TUHAN kepadaku:
2 "Hai anak manusia, beritahukanlah kepada Yerusalem
perbuatan-perbuatannya yang keji
3 dan katakanlah: Beginilah firman
Tuhan ALLAH kepada Yerusalem:Asalmu dan kelahiranmu ialah dari
tanah Kanaan; ayahmu ialah orang Amori dan ibumu orang Heti.
4 Kelahiranmu begini: Waktu engkau dilahirkan, pusatmu tidak
dipotong dan engkau tidak dibasuh dengan air supaya bersih; juga
dengan garampun engkau tidak digosok atau dibedungi dengan
lampin.
5 Tidak seorangpun merasa sayang kepadamu sehingga diperbuatnya
hal-hal itu kepadamu dari rasa belas kasihan; malahan engkau
dibuang ke ladang, oleh karena orang pandang enteng kepadamu pada
hari lahirmu.
6 Maka Aku lalu dari situ dan Kulihat engkau menendang-nendang
dengan kakimu sambil berlumuran darah dan Aku berkata kepadamu
dalam keadaan berlumuran darah itu: Engkau harus hidup
7 dan jadilah besar seperti tumbuh-tumbuhan di ladang! Engkau
menjadi besar dan sudah cukup umur, bahkan sudah sampai pada masa
mudamu. Maka buah dadamu sudah montok, rambutmu sudah tumbuh,
tetapi engkau dalam keadaan telanjang bugil.
8 Maka Aku lalu dari situ dan Aku melihat engkau, sungguh, engkau
sudah sampai pada masa cinta berahi. Aku menghamparkan kain-Ku
kepadamu dan menutupi auratmu. Dengan sumpah Aku mengadakan
perjanjian dengan engkau, demikianlah firman Tuhan ALLAH, dan
dengan itu engkau Aku punya.
9 Aku membasuh engkau dengan air untuk membersihkan darahmu dari
padamu dan Aku mengurapi engkau dengan minyak.
10 Aku mengenakan pakaian berwarna-warna kepadamu dan memberikan
engkau sandal-sandal dari kulit lumba-lumba dan tutup kepala dari
lenan halus dan selendang dari sutera.
11 Dan Aku menghiasi engkau dengan perhiasan-perhiasan dan
mengenakan gelang pada tanganmu dan kalung pada lehermu.
12 Dan Aku mengenakan anting-anting pada hidungmu dan anting-anting
pada telingamu dan mahkota kemuliaan di atas kepalamu.
13 Dengan demikian engkau menghias dirimu dengan emas dan perak,
pakaianmu lenan halus dan sutera dan kain berwarna-warna;
makananmu ialah tepung yang terbaik, madu dan minyak dan engkau
menjadi sangat cantik, sehingga layak menjadi ratu.
14 Dan namamu termasyhur di antara bangsa-bangsa karena
kecantikanmu, sebab sangat sempurna adanya, oleh karena semarak
perhiasan-Ku yang Kuberikan kepadamu, demikianlah firman Tuhan
ALLAH."
15 "Tetapi engkau mengandalkan kecantikanmu dan engkau seumpama
bersundal dalam menganggarkan ketermasyhuranmu dan engkau
menghamburkan persundalanmu kepada setiap orang yang lewat.
16 Engkau mengambil dari pakaian-pakaianmu untuk membuat
bukit-bukit pengorbananmu berwarna-warni dan engkau bersundal di
situ;seperti itu belum pernah terjadi dan tidak akan ada lagi.
17 Engkau mengambil juga perhiasan-perhiasanmu yang dibuat dari
emas-Ku dan perak-Ku, yang Kuberikan kepadamu, dan engkau membuat
bagimu patung-patung lelaki dan engkau bersundal dengan mereka.
18 Engkau mengambil dari pakaianmu yang berwarna-warni untuk
menutupi mereka dan engkau mempersembahkan kepada mereka minyak-
Ku dan ukupan-Ku.
19 Juga makanan-Ku yang Kuberikan kepadamu--tepung yang terbaik,
minyak dan madu Kuberikan makananmu--engkau persembahkan kepada
mereka menjadi persembahan yang harum, demikianlah firman Tuhan
ALLAH.
20 Bahkan, engkau mengambil anak-anakmu lelaki dan perempuan yang
engkau lahirkan bagi-Ku dan mempersembahkannya kepada mereka
menjadi makanan mereka. Apakah persundalanmu ini masih perkara
enteng
21 bahwa engkau menyembelih anak-anak-Ku dan menyerahkannya kepada
mereka dengan mempersembahkannya sebagai korban dalam api?
22 Dalam segala perbuatan-perbuatanmu yang keji dan persundalanmu
itu engkau tidak teringat lagi kepada masa mudamu, waktu engkau
telanjang bugil sambil menendang-nendang dengan kakimu dalam
lumuran darahmu.

Apakah teologi itu?

Apakah Teologi Itu?

Lukas 2 : 41–52

2:41. Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari rayaPaskah.
2:42 Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem
seperti yang lazim pada hari raya itu.
2:43Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah
Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya.
2:44 Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan
mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di
antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
2:45 Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil
terus mencari Dia.
2:46 Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk
di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada mereka.
2:47 Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan
segala jawab yang diberikan-Nya.
2:48 Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata
ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami?
Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau."
2:49 Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu,
bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?"
2:50 Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka.
2:51 Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam
asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
2:52 Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan
makin dikasihi oleh Allah dan manusia.


Kita sudah sering mendengar kata teologi, tetapi sedikit yang mengetahui arti
yang sebenarnya. Teologi adalah gabungan dari dua kata Yunani, yaitu Theós
(θεός) dan lógos (λόγος). Theós artinya ALLAH, dan lógos artinya perkataan,
ucapan, ilmu, pengetahuan atau pengertian. Maka teologi dapat diartikan
sebagai ucapan tentang ALLAH, Firman tentang ALLAH, atau pengetahuan tentang
ALLAH. Dalam arti sempit, teologi artinya ilmu tentang ALLAH, sedangkan dalam
arti luas teologi adalah studi tentang keberadaan ALLAH, eksistensi
pribadi-NYA, menyangkut karyakarya dan rencana-rencana-NYA untuk dipahami
orang percaya sebagai pedoman atau kompas kehidupan.

Dari pemahaman inilah orang percaya seharusnya melandaskan pola berpikir,
sikap hidup dan segala keputusannya. Dengan demikian maka teologi adalah pilar
kehidupan yang sangat menentukan kualitas hidup seseorang. Untuk itu teologi
yang benar adalah yangberbasis pada ekstraksi yang murni dan benar dari Alkitab,
sejajar dengan pengenalan akan TUHAN.

Perlu diketahui bahwa sebagai manusia, Yesus sendiri juga harus melalui
proses mempelajari teologi. Lukas mencatat ketika berusia 12 tahun, Ia
tertinggal di Bait ALLAH, mendengarkan dan bertanya kepada para alim ulama.
Yesus bukan mau menguji para alim ulama. Keadaan tanya jawab yang digambarkan
Lukas memang lazim terjadi saat itu. Itu membuktikan bahwa Yesus memang mau
tahu.


Sangat disayangkan terdapat persepsi yang salah mengenai teologi. Ada orang
yang berpandangan bahwa teologi adalah ilmu yang sulit dipahami, sehingga
umumnya orang Kristen awam akan menolak atau resisten begitu mendengar kata
teologi. Mereka menganggap bahwa teologi ada di kursi gading di mana yang bisa
mencapai ke sana hanyalah para manusia yang "cerdik" yang sudah mengenyam
pendidikan di sekolah-sekolah tinggi teologi.

Ada lagi orang-orang yang beranggapan bahwa teologi hanya dapat dipahami oleh
mereka yang memiliki karunia khusus. Tentu saja pandangan ini salah. Di
samping itu dikesankan juga bahwa yang dapat mengenal rahasia TUHAN adalah
hanya mereka yang memiliki pengalaman khusus dengan TUHAN. Ini justru dapat
membangun mental block, di mana orang merasa tidak akan mampu memahami
Alkitab. Mereka sudah menyerah sebelum berperang, mundur sebelum bertanding.
Teologi tidak hanya diajarkan di sekolah Alkitab atau Sekolah Tinggi Teologia,
tetapi seharusnya diajarkan di gereja bagi semua orang yang mengaku murid
Kristus.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Senin, 26 Juli 2010

Iman Korporat....

Supaya apa yang kita impikan bersama menjadi kenyataan, paling tidak ada 3 komponen yang perlu diperhatikan, yaitu :
Satu visi, satu paham dan satu komitmen untuk bergerak bersama. Maka Tuhan akan buka jalan.

Karena itu Roma 12:16 katakan : "Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pandai!

Dan II Kor 13:11 katakan : " Akhirnya, saudara-saudaraku, bersukacitalah, usahakanlah dirimu supaya sempurna. Terimalah segala nasihatku! Sehati sepikirlah kamu, dan hiduplah dalam damai sejahtera; maka Allah, sumber kasih dan damai sejahtera akan menyertai kamu!
Filipi 2:1- 3katakan :. Jadi karena dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, karena itu sempurnakanlah sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri;

Mg Biasa XVII : Kej 18:20-32; Kol 2:12-14; Luk 11:1-13

"Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?"
"Apa gunanya berdoa? Berdoa tidak ada gunanya sama sekali, maka tak usah berdoa lagi tidak apa-apa. Saya sudah mengikuti novena tanpa henti, berdoa di gereja, di tempat ziarah dll, tetapi semua permohonan saya tiada satupun yang dikabulkan", demikian keluh kesah seseorang yang pernah saya dengar sendiri. Jika mendengarkan ujud-ujud doa permohonan dalam novena-novena memang sering menimbulkan pertanyaan pada diri saya atau membuat saya tertawa, maklum ada permohonan kepada Allah agar segera menjadi kaya, naik pangkat, ada juga yang mohon agar teman atau tetangganya yang menjengkelkan atau merepotkan segera dipanggil Allah alias meninggal dunia, dst…Mereka kiranya salah dalam berdoa atau mengajukan permohonan kepada Allah, mereka memproyeksikan keinginan atau nafsunya kepada Allah alias Allah dipaksa memenuhi keinginan atau nafsu mereka. Allah akan mengabulkan doa atau permohonan kita yang baik dan benar, yaitu demi keselamatan jiwa manusia, entah jiwa kita sendiri maupun jiwa sesama atau saudara-saudari kita. Allah, Bapa yang baik tahu apa yang kita butuhkan, maka marilah kita berdoa antara lain sebagaimana diajarkan oleh Yesus ini: .

"Dikuduskanlah nama-Mu; datanglah Kerajaan-Mu" (Luk 11:2).

Di dalam berdoa hendaknya pertama-tama dan terutama mohon kedatangan atau kehadiran Allah dalam diri kita maupun lingkungan hidup kita; namun sebenarnya Allah senantiasa telah hadir dan berkarya dalam diri kita masing-masing maupun lingkungan hidup kita. Maka awal doa hendaknya menjadari dan menghayati kehadiran dan karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh maupun lingkungan hidup kita. Agar kita dapat menyadari dan menghayati kehadiran dan karya Allah maka kita harus bersikap rendah hati, dengan rendah hati kita melihat dan mendengarkan kehadiran dan karya Allah, yang antara lain "dalam tumbuh-tumbuhan, memberi daya tumbuh, dalam binatang-binatang, memberi daya rasa, dalam manusia, memberi pikiraan; jadi Allah juga tinggal dalam aku, memberi aku ada, hidup, berdaya rasa dan berpikiran. Bahkan dijadikan olehNya aku bait-Nya, karena aku telah diciptakan serupa dan menurut citra yang Mahaagung" (St. Ignatius Loyola: Latihan Rohani no 235). Setelah melihat dan mendengarkan kehadiran dan karya Allah di dalam ciptaan-ciptaanNya termasuk dalam diri kita sendiri, marilah kita laksanakan ajakan, sentuhan atau sapaanNya.

Di dalam doa kita hendaknya juga mohon agar dapat menguduskan nama Allah di dalam hidup kita sehari-hari, yang berarti menghormati, mengabdi, memuji dan memuliakan Allah dalam dan melalui ciptaan-ciptaanNya. Kita harus melakukan hal itu "karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Kamu juga, meskipun dahulu mati oleh pelanggaranmu dan oleh karena tidak disunat secara lahiriah, telah dihidupkan Allah bersama-sama dengan Dia, sesudah Ia mengampuni segala pelanggaran kita, dengan menghapuskan surat hutang, yang oleh ketentuan-ketentuan hukum mendakwa dan mengancam kita. Dan itu ditiadakan-Nya dengan memakukannya pada kayu salib" (Kol 2:12-14). Hidup dan segala sesuatu yang kita miliki, kuasai dan nikmati sampai saat ini adalah anugerah Allah, yang kita terima melalui mereka yang telah berbuat baik kepada atau mengasihi kita, maka selayaknya di dalam hidup sehari-hari kita senantiasa mengutamakan peran, kehadiran dan karya Allah di dalam ciptaan-ciptaanNya, terutama dalam diri manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah.

"Berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya" (Luk 11:3)

Permohonan agara kita setiap hari dapat makan secukupnya, sesuai norma atau aturan hidup sehat kiranya menjadi harapan dan dambaan kita semua. Makanan secukupnya bukan sebanyak-banyaknya dan apa yang dimaksudkan dengan makanan disini kiranya semua kebutuhan hidup sehat seperti sandang/pakaian, papan/tempat tinggal dan pangan/makanan. Maka kami mengingatkan kita semua: hendaknya menjauhkan diri dari aneka bentuk keserakahan atau yang berlebihan, dengan kata lain menjadi orang yang bersikap mental `pengumpul'. Marilah kita mohon agar kita dapat hidup sederhana, dan ketika kita semua dapat hidup sederhana kiranya tidak ada orang yang kelaparan atau kehausan, kurang gizi alias menderita karena tidak dapat menikmati `sandang, papan dan pangan' selayaknya.

Dalam hal makan dan minum hendaknya berpedoman pada hidup sehat, bukan suka atau tidak suka, nikmat atau tidak nikmat. Marilah kita berpedoman pada `empat sehat lima sempurna' (nasi/jagung/ubi dst, sayur, daging, buah-buahan dan susu). Jika hendak melakukan diet hendaknya berpedoman pada norma kesehatan sebagaimana disarankan oleh para dokter, bukan berpedoman pada keinginan sendiri, sehingga kurang gizi. Kami berharap kepada para orangtua untuk memperhatikan anak-anaknya, lebih-lebih pada usia balita, agar makan dan minum yang bergizi. Kepada para ibu kami harapkan untuk memberi ASI alias menyusui anaknya sedapat mungkin sampai satu tahun atau lebih, jangan hanya satu sampai tiga bulan saja, sebagaimana dilakukan oleh sebagian ibu muda pada masa kini.

"Ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami" (Luk 11:4)
Dalam bacaan pertama dari Kitab Kejadian hari ini dikisahkan dialog antara Abraham dengan Allah, doa permohonan kasih pengampunan Allah kepada umatNya. Demi sedikit orang baik dan benar, yang sungguh beriman atau mempersembahkan diri seutuhnya kepada Allah, Allah tidak akan memusnahkan sebagian besar umatNya yang berdosa., Allah mengampuni mereka melalui orang-orang benar dan baik atau berbudi pekerti luhur. Di dalam doa Bapa Kami, yang diajarkan oleh Yesus dan kiranya setiap hari kita doakan, kita berdoa dan mohon "ampunilah kami akan dosa kami, sebab kami pun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami". Hendaknya doa ini tidak hanya manis di mulut tetapi juga manis di dalam tindakan kita, dengan kata lain marilah kita saling mengampuni satu sama lain di dalam hidup sehari-hari.

Para ibu kiranya memiliki pengalaman banyak dan mendalam perihal "mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami", antara lain pengampunan yang diberikan kepada anak-anaknya, lebih-lebih ketika mereka masih bayi atau selama usia balita. Anaknya di tengah malam rewel, mengganggu tidur atau istirahat, sang ibu pasti mengampuninya dengan penuh kasih dan kelemah-lembutan. Maka kami berharap para ibu untuk terus memperdalam dan memperkuat keutamaan mengampuni orang yang bersalah tersebut, dan dengan rendah hati menyebarluaskan kepada sesamanya. Memang itu jati diri para ibu/perempuan, yang memiliki rahim, dimana di dalam rahim tumbuh berkembang `buah kasih/anak' dalam kasih pengampunan atau kerahiman, maka hendaknya para ibu/perempuan sungguh dapat menjadi saksi `kerahiman' bagi sesamanya. Refleksikan pengalaman anda ketika sedang mengandung, keutamaan-keutamaan macam apa yang anda hayati ketika sedang mengandung? Hendaknya pengalaman tersebut terus dihayati, diperdalam dan disebarluaskan.

Di dalam doa kita juga mohon kasih pengampunan Allah. Marilah kita sadari dan hayati bahwa kita telah menerima kasih pengampunan Allah secara melimpah melalui saudara-saudari kita, terutama melalui ibu kita masing-masing yang telah mengandung dan melahirkan kita.

"Aku hendak bersyukur kepada-Mu dengan segenap hatiku, di hadapan para allah aku akan bermazmur bagi-Mu. Aku hendak sujud ke arah bait-Mu yang kudus dan memuji nama-Mu, oleh karena kasih-Mu dan oleh karena setia-Mu; sebab Kaubuat nama-Mu dan janji-Mu melebihi segala sesuatu. Pada hari aku berseru, Engkau pun menjawab aku, Engkau menambahkan kekuatan dalam jiwaku."
(Mzm 138:1-3)