Jumat, 26 November 2010

Orang Kristen Pajangan

Orang Kristen Pajangan

2 Timotius 3: 1-5
3:1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang
sukar.3:2 Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka
akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan
berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan
agama,3:3 tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang,
tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik,3:4 suka mengkhianat,
tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada
menuruti Allah.3:5 Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada
hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

Menakutkan sekali apabila seseorang merasa ada di pihak yang benar, padahal
tidak; merasa sudah ada dalam keselamatan, padahal belum; merasa sedang
bertumbuh, padahal sudah mati. Kuasa kegelapan yang jahat dan sangat cerdas bisa
mengondisikan orang-orang Kristen seperti ini, sehingga mereka menjadi tersesat,
tetapi tidak menyadari kesesatannya; mereka tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu.
Kondisi seperti ini terjadi terutama ketika fokus kehidupan seseorang selalu
diarahkan kepada kesenangan hidup hari ini. Ini adalah penjara besar yang
membelenggu hampir semua orang di bumi ini.
Kalau kita mau mengerti kondisi yang sebenarnya dalam hidup kita, kita harus
memiliki kesungguhan memeriksa diri oleh tuntunan Roh Kudus dan pemberitaan
Firman Tuhan yang murni. Jika tidak demikian, maka kita masih ada dalam belenggu
kuasa kegelapan sampai tidak bisa lepas lagi untuk selamanya. Mendeteksi keadaan
yang sebenarnya sedini mungkin adalah hal yang mutlak harus dilakukan. Terlambat
berarti binasa. Dalam hal ini, Iblis akan berusaha membuat orang menunda
memeriksakan diri dengan jujur dan bertobat.
Orang-orang yang tidak menyadari keadaannya tersebut akan makin banyak kita
jumpai di dalam gereja. Paulus menyatakan bahwa secara lahiriah mereka
menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakikatnya mereka memungkiri kekuatannya.
(ay. 5). Kata "ibadah" dalam teks ini adalah εὐσέβεια (evsébīa) yang artinya
"hidup saleh" atau "hidup kudus". Orang yang hidup dalam kebenaran dan kesucian
adalah orang yang beribadah. Dengan demikian yang memberi nilai ibadah seseorang
bukanlah liturgi atau kegiatan gereja, melainkan kehidupan kita setiap hari.
Kata "kekuatan" (δύναμις, dýnamis) mengacu kepada yang memberi arti atau yang
memberi nilai. Ibadah tanpa kekuatan adalah bak dummy handphone: yang ada hanya
casing luarnya, tanpa perangkat elektroniknya. Handphone itu tidak ada
kekuatannya, sebab tak lebih dari sekadar pajangan. Jadi, orang Kristen yang
beribadah hanya secara lahiriah ialah orang Kristen pajangan; pajangan di
gereja, pajangan di pelayanan, tetapi tidak memiliki kehidupan yang semakin
saleh menurut Tuhan. Di mata manusia barangkali dipandang baik, tetapi di mata
Tuhan tidak. Inilah tipu daya kuasa kegelapan yang membuat seseorang merasa diri
sudah saleh, padahal belum. Ia tidak tahu hakikat kesalehan menurut Tuhan. Untuk
mengerti kesalehan yang benar, kita harus memahami pribadi Kristus sebagai
teladan yang benar bagi kita, sebab Ia lah pokok keselamatan bagi mereka yang
taat kepada-Nya.

Yang memberi nilai ibadah bukanlah liturgi atau kegiatan gereja, melainkan
kehidupan kita setiap hari.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar