Jumat, 24 September 2010

KUPANG - BAUMATA

KUPANG - BAUMATA


Perjalanan dari Kupang menuju Baumata - sebuah daerah mata air di
Timor- pada musim kering, menawarkan pengalaman unik. Ketika masih di
sekitar Kupang, pemandangan menyuguhkan pohon-pohon kering dan tanah
tandus. Namun, ketika mulai memasuki daerah Baumata, kita melihat
pohon-pohon yang permai dan menghijau. Mata air di Baumata menjaga
pohon-pohon di situ tetap segar, bahkan pada musim kering.

Bacaan firman hari ini membandingkan kehidupan dua kelompok orang.
Kelompok pertama, orang yang mau hidup sejalan dengan nasihat firman
Tuhan. Dan tinggal di situ. Artinya, tak henti-hentinya ia mau
menerima dan mempelajari firman Tuhan (ayat 3). Itu sebabnya ia
mampu bertahan dalam segala situasi sebab ia "berakar" kuat dalam
Tuhan. Tak hanya itu, keberpautannya dengan firman Tuhan membuat
hidupnya berbuah. Kelompok kedua adalah orang yang tidak punya
firman di hatinya, hingga dosa mudah menjerat hidupnya. Dan sungguh
ngeri ketika dikatakan bahwa orang semacam ini akan seperti "sekam
yang ditiup angin"; hidupnya terbuang sia-sia.

Siapa tak ingin berhasil bertahan menghadapi segala keadaan, dan
berbuah di hidupnya? Dengan kemampuan serta standarnya, manusia tak
mungkin mempertahankan hidupnya berkenan kepada Tuhan. Untuk itu,
firman-Nya mengingatkan kita lagi untuk tak kendur merenungkan
firman (ayat 2). Ketika pikiran dan hati terus berisi perenungan
akan firman-Nya, kita akan berakar dalam Dia yang selalu memberi
kekuatan. Langkah praktisnya, kita perlu sengaja memberi waktu
setiap hari untuk berwaktu teduh atau membaca Alkitab secara
teratur-bisa dengan daftar Bacaan Alkitab Setahun --ALS

INVESTASIKAN TABUNGAN FIRMAN TUHAN DI HATI ANDA
SUPAYA DAPAT MENGKLAIM HIDUP YANG BERBUAH BERSAMA-NYA

Mazmur 1

1 Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang
fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak
duduk dalam kumpulan pencemooh,
2 tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan
Taurat itu siang dan malam.
3 Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang
menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya;
apa saja yang diperbuatnya berhasil.
4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan
angin.
5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu
pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;
6 sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik
menuju kebinasaan.

Pengampunan

MENGAMPUNI KARENA TELAH DIAMPUNI


Perlakuan yang tidak menyenangkan, cibiran, dan perkataan yang
meremehkan dari orang lain sangat tentu tidak mengenakkan. Sebagai
makhluk yang memiliki emosi dan perasaan, manusia cenderung menerima
segala sesuatu dengan melibatkan emosi dan perasaannya. Perlakuan
buruk orang lain, termasuk anggota keluarga, tidak jarang
meninggalkan rasa kesal, jengkel, dan akar pahit bagi seseorang.

Apakah kita akan membiarkan rasa sakit hati menggerogoti damai
sejahtera dan sukacita kita? Apakah kita rela hidup dalam kesesakan
dan penderitaan terus-menerus dengan terus menyimpan kesalahan orang
lain? Sebagai orang yang memperoleh anugerah pengampunan Tuhan atas
segala dosa, apakah kita hanya mau mendapat pengampunan tanpa mau
mengampuni?

Untuk membantu Anda keluar dari keterpurukan rasa sakit hati,
kesesakan, dan penderitaan akibat kebencian dan kesalahan orang lain
yang mungkin masih Anda simpan, e-Konsel kali ini menghadirkan
tulisan-tulisan yang berkaitan dengan pengampunan. Pengampunan
sejati yang telah Tuhan Yesus berikan kiranya memampukan kita untuk
mengampuni orang lain dengan sungguh-sungguh.

Mari kita terima pengampunan Tuhan dan memberikan pengampunan kita
kepada orang yang menyakiti kita. Pastikan damai sejahtera dan
sukacita dari Allah Bapa kembali kita rasakan.

Tuhan mengampuni dan memberkati kita.

MENGAMPUNI ORANG LAIN

Karena Yesus telah membayar harga dosa di atas kayu salib,
Ia menyediakan pengampunan bagi semua orang.

Pengampunan Allah sangat besar, oleh karena itu respons seorang
Kristen yang telah diampuni adalah mengampuni orang lain. Yesus
mengajar para pengikut-Nya supaya saling mengampuni, bukan hanya
beberapa kali melainkan berkali-kali. Paulus berkata, "Sama seperti
Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat jugalah demikian" (Kolose
3:13).

Sama seperti dosa memisahkan manusia dari Allah, dosa memisahkan
manusia dari manusia. Karena itu, pengakuan dan pengampunan
antarmanusia merupakan jalan kasih. Pengampunan merupakan tindakan
yang terlibat dalam mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri
dan khususnya dalam orang-orang Kristen yang saling mengasihi
seperti Yesus mengasihi mereka.

Ketika seseorang sungguh-sungguh mengerti pengampunan Yesus dan apa
yang harus ditanggung-Nya untuk mati di kayu salib, dan ketika ia
telah menerima pengampunan ini dari Yesus, maka ia akan mampu
mengampuni orang lain. Tetapi jika ia tidak mengerti arti salib,
atau jika ia merasa bahwa ia tidak membutuhkan banyak pengampunan
dari Allah, maka mungkin ia tidak bersedia untuk mengampuni.

Pada waktu kita mengampuni seseorang, kita sendiri menanggung harga
dosa yang dilakukan terhadap kita. Sering harganya tinggi sehubungan
dengan emosi, sakit hati, dan kekecewaan. Karena itu, pengampunan
harus lebih merupakan suatu pilihan daripada suatu perasaan. Ini
adalah pilihan dan janji untuk tidak lagi menanggungkan dosa kepada
si pelanggar.

Ini adalah respons kasih yang aktif oleh seseorang yang didiami
Allah dan yang ingin supaya kehidupan Yesus dinyatakan melalui dia.
Pengampunan menerima rasa sakit yang disebabkan oleh pelanggaran dan
melepaskan hak untuk membalas dan untuk merasakan kepahitan hati
atau kemarahan. Jika seseorang terus-menerus menaruh dendam terhadap
seseorang, maka hal itu berarti pengampunan belum dilaksanakan.

Pengampunan dimulai dari jiwa seseorang ketika ia memutuskan untuk
mengampuni, bahkan sebelum orang yang berdosa itu bertobat. Suatu
sikap mengampuni memampukan seseorang yang disakiti hatinya untuk
memberikan pengampunan verbal secara cuma-cuma kepada orang berdosa
ketika orang tersebut mengakui dosanya dan bertobat. Suatu sikap
mengampuni mencegah kepahitan hati dan kemarahan, namun tidak
mencegah seseorang untuk berusaha memperbaiki keadaan dengan cara
melakukan konfrontasi seorang saudara seiman dalam kasih.

Sikap tidak mengampuni mengakibatkan hubungan yang buruk dan bahkan
masalah-masalah kesehatan. Sikap ini membuat orang yang tidak mau
mengampuni dan yang tidak diampuni tetap berada dalam belenggu. Sering akar
dari sikap tidak mengampuni tertanam dalam-dalam dan membuat
seseorang melanjutkan pola pemikiran dan tingkah laku yang merusak
dirinya dan orang lain.

Sikap tidak mengampuni juga sering menyebabkan seseorang menjadi
kesepian dan menaruh dendam. Karena ketidakadilan atau dosa yang
tidak mengampuni membentuk suatu penghalang bagi keintiman dan rasa
belas kasihan, maka kepekaan terhadap orang lain diganti dengan
perlindungan dan pembenaran diri sendiri. Pasangan-pasangan yang
mengeluh bahwa mereka memunyai masalah komunikasi mungkin
menyembunyikan sikap tidak mengampuni. Kemarahan dan kepahitan hati
sering sukar diatasi karena keduanya terserap ke dalam sifat orang
yang tidak mau mengampuni. Tetapi dengan pertolongan Allah kita
mungkin mengatasi pola-pola seperti itu.

Di samping menciptakan penghalang-penghalang antarmanusia, sikap
tidak mengampuni menjauhkan manusia dari Allah. Jika seseorang tidak
dapat mengalami kasih dan pengampunan Allah, ada kemungkinan ia
tidak mau mengampuni orang lain. Hati yang tidak mengampuni sering
menjadi penghalang bagi seseorang untuk menerima kasih Allah.
Kepahitan hati mengeraskan hati sehingga tidak mau menerima kasih
Allah dan kasih orang-orang lain.

Jika seseorang tidak mau mengampuni, ia tidak dapat menerima apa
yang ditawarkan Allah dengan cuma-cuma. Yesus memberikan peringatan
yang jelas sekali berkenaan dengan pengampunan (Matius 6:14-15).
Banyak orang hidup dalam penghukuman dan rasa bersalah karena mereka
telah menolak untuk mengampuni orang lain.

Pilihan untuk mengampuni akan mengaktifkan pekerjaan Roh Kudus dalam
kehidupan seseorang. Ketika seseorang memilih untuk mengampuni, ia
bertindak sesuai dengan sifat Allah. Ia sedang melakukan tepat
seperti apa yang sedang dilakukan Tuhan: mengampuni.

Pilihan untuk mengampuni melepaskan seseorang yang mengampuni itu
dari kepahitan hati dan kemarahan yang lebih lanjut dan membebaskan
dia untuk mengasihi dan hidup dalam hubungan dengan Allah dan orang
lain. Pilihan untuk mengampuni juga memberikan kebebasan kepada
orang yang bersalah untuk melakukan apa yang benar.

Pengampunan juga berarti memercayai Allah untuk menangani orang
yang bersalah maupun akibat-akibat kesalahannya. Pengampunan
melepaskan orang yang mengampuni dan orang yang diampuni dari
hubungan yang mempersalahkan, balas dendam, kepahitan hati, dan
kemarahan. Pilihan untuk mengampuni membuka arus kasih Allah melalui
orang yang mengampuni.

Berkat-berkat pengampunan sungguh mengagumkan, tetapi orang-orang
percaya harus mengatasi rintangan-rintangan tertentu terhadap
pengampunan. Satu rintangan yang menyangkal pelanggaran atau sakit
hati dengan tidak mengakui bahwa pelanggaran telah dilakukan
terhadap kita atau dengan menjadi marah dengan segera. Juga, ada
kecenderungan manusia untuk mempersalahkan orang lain dengan tujuan
membenarkan diri.

Sering dalam proses pengampunan seseorang harus mengakui
kesalahannya sendiri dalam keadaan itu. Ia mungkin harus mengakui
dosa dan juga mengampuni. Namun, pengakuan tidak boleh berisi
tuduhan seperti: "Ampunilah saya atas kemarahan saya terhadap Anda
karena Anda tidak berpikiran panjang."

Sebagian orang takut bahwa jika mereka mengampuni, mereka bersalah
karena justru memberi kebebasan kepada orang mengulangi
kesalahannya. Pengampunan tidak bersifat pasif; pengampunan
sebenarnya merupakan suatu pilihan yang membebaskan kita untuk
mengubah keadaan atau menyelesaikan masalah yang mungkin telah
mengakibatkan pelanggaran. Akhirnya, kita mungkin tidak mau
mengampuni karena kita memusatkan perhatian pada sakit hati pribadi
dan tetap memikirkan ketidakadilan dan tidak memilih untuk mengasihi
orang lain sama seperti diri sendiri.

Pembimbing perlu menjelaskan prinsip-prinsip dan sumber pengampunan
sehingga orang itu dapat mengampuni bukan hanya
pelanggaran-pelanggaran yang sekali-sekali, tetapi juga pengulangan
pelanggaran yang sama (Lukas 17:3-4).

Karena manusia tidak dapat dengan sepenuhnya mengalami arus
pengampunan dalam menghadapi ketidakadilan, kekerasan, penolakan,
kemarahan, dan sakit hati, maka perlu sekali adanya pengampunan
ilahi untuk mengalir melalui orang percaya yang disakiti. Sama
seperti Yesus mengampuni setiap orang, Ia hidup di dalam orang
percaya untuk mengampuni.

Pengampunan adalah tindakan bersama. Yesus memampukan orang-orang
percaya untuk mengampuni karena mereka memilih untuk mengampuni.
Sebaliknya, sikap tidak mau mengampuni adalah dosa dan memisahkan
orang yang tidak mengampuni itu dari Allah.

Dunia bukan tempat yang adil, namun ada Allah yang adil yang juga
mengasihi dan mengampuni. Banyak penderitaan berasal dari
ketidakadilan. Jika seseorang menghubungkan ketidakadilan kepada
Allah, maka ia tidak akan mengerti kasih dan pengampunan Allah.
Karena itu, seorang pembimbing mungkin perlu menggunakan banyak
waktu untuk mengajarkan sifat Allah, keadilan Allah, dan pengampunan
Allah sehingga orang yang dibimbing akan bersedia untuk mengampuni
dan diampuni.

Ketika seseorang sungguh-sungguh memilih untuk mengampuni, tindakan
itu dilaksanakan oleh kehendak dan dimampukan oleh Roh Kudus. Namun,
pembimbing dapat memberikan kepada orang yang dibimbing gambaran
mengenai langkah-langkah berikut menuju pengampunan.

1. Memberitahukan kepada Allah tentang situasinya, mengakui
dosa-dosa Anda, dan memohon kepada-Nya untuk memberikan
kesembuhan, pengampunan, dan kemampuan untuk mengampuni.
2. Ingatlah akan besarnya pengampunan Allah dan mahalnya harga salib
Kristus.
3. Pilihlah untuk mengampuni dan untuk tidak menanggungkan kesalahan
terhadap orang yang bersalah.
4. Jika Anda sendiri telah berdosa terhadap orang yang bersalah,
hampirilah dia dan akuilah dosa Anda sendiri dan mintalah
pengampunan tanpa mempersalahkan atau bahkan mengharapkan dia
untuk meminta pengampunan Anda.
5. Tetaplah bersikap mengampuni dan lawanlah pencobaan untuk menaruh
dendam untuk luka-luka masa lampau.
6. Jika sikap tidak mengampuni atau kepahitan hati lagi-lagi timbul
karena hal-hal yang mengingatkan kembali atau karena dosa itu
diulangi, pertahankan pilihan untuk mengampuni dengan
sungguh-sungguh sekalipun jika perasaan lambat untuk menerima.

Jika seorang yang dibimbing tetap merasa sakit hati karena suatu
kesalahan atau memunyai perasaan untuk tidak mengampuni setelah
memilih untuk mengampuni, pembimbing dapat mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berikut.

l. Apakah Anda masih sakit hati? Jika demikian, ingatlah bahwa
sebagian luka pribadi mungkin tidak sembuh sama cepatnya seperti
pilihan untuk mengampuni. Perasaan sakit hati tidak selalu
merupakan petunjuk dari sikap tidak mengampuni.
2. Apakah Anda memilih dengan tindakan Anda untuk tidak menuntut
pembayaran atas pelanggaran sehubungan dengan pembalasan dendam
atau keinginan agar orang yang bersalah menderita atas
tindakan-tindakannya?
3. Apakah Anda berdoa kiranya Allah akan mengampuni dan memberkati
orang yang bersalah?

Setelah mengajukan pertanyaan-pertanyaan ini, pembimbing dapat
menasihati orang yang dibimbing agar jangan tinggal dalam rasa sakit
hati dan jangan membawanya dalam percakapan dengan orang lain. Dalam
memilih untuk melupakan dengan cara sengaja tidak memikirkan atau
membicarakan rasa sakit hati, orang yang dibimbing tentu akan
melupakannya, dan perasaan luka akan hilang.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Bimbingan Berdasarkan Firman Allah
Judul buku asli: How to Counsel From Scripture
Penulis: Martin dan Deidre Bobgan
Penerjemah: Drs. Tan Giok Lie
Penerbit: Yayasan Kalam Hidup, Bandung 1996
Halaman: 190 -- 195


PROSES DAN LANGKAH PRAKTIS UNTUK MEMAAFKAN

PROSES MEMAAFKAN

Ada lima tahap penting dalam proses kita mengampuni orang lain.

1. Menyadari dan menerima rasa sakit hati.
2. Pahami alasannya.
3. Sadarilah.
4. Jangan mau jadi korban.
5. Menerima kenyataan.

Adanya kemampuan menyadari dan menerima rasa sakit hati kita
akibat perbuatan orang lain. Jangan menolak, menyangkal atau
menganggap remeh sakit hati Anda. Sadari juga akibat-akibat
yang sudah ditimbulkan rasa sakit itu.

Cobalah memahami alasan orang itu menyakiti hati Anda. Mengampuni
hanya akan terjadi bila kita mengulurkan tangan kita kembali
kepada pihak yang bersalah, berusaha melihat nilai-nilai baik
yang ada pada orang yang melukai kita, dan belajar memahami dari
perspektif orang tersebut, meski ini tidaklah mudah.

Sadarilah bahwa ada kalanya Anda tidak sanggup memikul
akibat itu sendirian. Anda perlu membagikan kesusahan dan
penderitaan Anda pada seseorang yang Anda percayai. Ada kalanya
Anda frustasi menghadapi kenyataan itu dan kadang menjadi begitu
sayang diri. Misal, muncullah pertanyaan: "mengapa saya harus
mengalami hal ini?" Kita juga perlu ingat bahwa masa lalu adalah
kenyataan yang tidak dapat diubah, kita harus belajar menerimanya
dan bahkan menjadikannya bagian penting dari pembentukan diri
kita seutuhnya. Dengan kesadaran ini akan muncul kekuatan dan
kemauan untuk membangun kembali hubungan dengan orang yang sudah
melukai kita. Pengampunan berarti kita membuka dan membangun
kembali hubungan yang sudah rusak dan retak tadi.

Kadang juga timbul kemarahan. Kita tidak mau menjadi korban dari
kesalahan orang lain.

Anda mulai menerima kenyataan Anda terluka dan harus menghadapi
secara riil. Pada tahap ini Anda berusaha menjadi pribadi yang
tetap bahagia meski mengalami kesusahan akibat ulah orang lain.
Satu hal yang kita syukuri adalah bahwa pengalaman terluka ini
akan membuat kita punya kekuatan untuk menghadapi luka yang akan
terjadi di masa yang akan datang. Dalam sebuah relasi yang dekat
dan kuat akan selalu ada kemungkinan untuk kita saling
mengecewakan.

BEBERAPA LANGKAH PRAKTIS UNTUK MEMAAFKAN

1. Mengakui kebutuhan Anda untuk disembuhkan.
2. Mengakui emosi yang negatif.
3. Belajar mengampuni.

Bagi banyak orang hal ini bukan masalah, tetapi jika kita terluka
dan tidak mengakui, maka jelas tidak ada tempat untuk
pertolongan. Mengakui kebutuhan kita merupakan suatu tanda
kesehatan mental yang baik dan bukti sikap yang jujur. Seringkali
kita ingin mengakui tapi kita takut untuk ditolak. Kerelaan untuk
belajar dan kerendahan hatilah yang akan mengizinkan kesembuhan
dimulai. Mulailah bersikap jujur dengan Allah, kemudian cari
teman yang bisa mengerti keadaan Anda. Kejujuran akan
mendatangkan kasih karunia Allah dalam hidup kita.

Beberapa di antara kita mengarungi kehidupan dengan mengumpulkan
emosi yang negatif. Kita tidak diajarkan bagaimana mengenali atau
mengkomunikasikan perasaan kita sehingga kita menimbun kemarahan,
kekecewaan, ketakutan, kepahitan, dan emosi negatif lain sejak
anak-anak. Kita menindih emosi negatif yang satu di atas yang
lain, sama seperti menumpuk sampah. Proses penimbunan emosi ini
menimbulkan akibat yang tragis.

Emosi itu sendiri bukanlah dosa. Emosi dapat menghasilkan sikap
berdosa jika diarahkan dengan cara yang negatif kepada Allah,
diri sendiri, dan orang lain. Untuk memutuskan lingkaran
penindasan emosi mintalah Allah untuk memberi Anda kesempatan
untuk mengungkapkannya kepada orang yang mengerti Anda dan
memberikan dorongan untuk jujur dengan perasaan Anda.

Mengampuni bukan sekadar melupakan kesalahan yang dilakukan
seseorang terhadap kita. Mengampuni berarti memaafkan orang untuk
kesalahan yang telah diperbuatnya. Mengampuni berarti menunjukkan
kasih dan penerimaan, meskipun disakiti. Mengampuni seringkali
merupakan suatu proses dan bukan suatu tindakan 'sekali jadi'.

Pengampunan adalah membuat keputusan secara sadar untuk berhenti
membenci karena kebencian itu sama sekali tidak ada gunanya. Kita
terus mengampuni sampai rasa sakit itu hilang. Semakin dalam
lukanya, semakin besar energi atau daya pengampunan itu
diperlukan. Memaafkan bukanlah tindakan yang dilakukan
kadang-kadang saja, melainkan merupakan sikap yang permanen. Sama
seperti seorang dokter harus membersihkan luka di tubuh kita dan
menjaga agar jangan terkena infeksi supaya dapat sembuh dengan
baik. Begitu pula kita harus menjaga kebersihan luka-luka batin
kita dari kepahitan supaya luka itu cepat sembuh.

Mengampuni adalah antiseptik bagi luka batin kita. Jika kita
sudah menerima pengampunan secara cuma-cuma oleh kurban Kristus,
Tuhan meminta kita memaafkan sesama kita yang bersalah kepada
kita. Tetapi itu tidak cukup. Sang Penebus, meminta kita menjadi
"agen" penebus yang mendistribusikan kasih dan pengampunan-Nya
itu kepada sebanyak mungkin orang. Inilah tugas konseling. Anda
dipanggil untuk melatih sesama mengampuni sesamanya.

Akhirnya, menerima maaf melegakan hati. Memaafkan diri sendiri itu
sehat. Memaafkan sesama, itu ilahi. Melatih orang memaafkan itu
mulia. Membantu orang menerima pengampunan Tuhan, itu memberinya
hidup kekal.

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Perlengkapan Seorang Konselor
Judul bab: Mencinta Hingga Terluka, Seni Memaafkan Sesama
Penulis: Julianto Simanjuntak
Penerbit: Layanan Konseling Keluarga dan Karir (LK3), Jakarta 2007
Halaman: 61 -- 62 dan 64 -- 66

BIMBINGAN ALKITABIAH _________________________________________________

KETIKA SUSAH MENGAMPUNI

Kita harus ingat, mengampuni bukanlah suatu perasaan tetapi
suatu keputusan -- suatu tindakan berdasarkan niat.
Kau memutuskan untuk mengampuni, baik suka atau tidak.
Kau menyediakan kerelaan, Allah akan memberikan kekuatan.

Beberapa orang berpikir bahwa kekristenan memberikan standar yang
tidak mungkin bagi orang-orang percaya untuk mengampuni mereka yang
telah menyakiti mereka. Tetapi bagi Allah "tidak ada yang mustahil."

Ada tiga alasan utama mengapa kita sulit untuk mengampuni.

1. Tidak sadar seberapa besar telah diampuni.

Kita tidak memiliki kesadaran yang cukup dalam mengenai seberapa
besar diri kita telah diampuni. Dosa orang lain terhadap kita
bukanlah apa-apa bila dibandingkan dosa kita terhadap Allah --
tetapi Dia telah mengampuni kita.

2. Tidak menyimpan rasa benci.

Menyimpan rasa benci atau kemarahan terhadap orang lain yang
telah menyakiti kita memberi kita kuasa dan kendali atas perasaan
tersebut, dan saat kita menyerah, kita merasa sedikit tidak
berdaya. Tetapi di dalam ketidakberdayaan kita, ingat kata-kata
ini: "Pembalasan itu adalah hak-Ku. Akulah yang akan menuntut
pembalasan, firman Tuhan." (Roma 12:19). Mengampuni berarti
melepaskan kendali dan memercayai Allah dengan hasilnya.

3. Tidak lagi bergantung kepada Tuhan.

Mengapa kita sulit mengampuni adalah apa yang kita sebut
"ketergantungan yang salah ditempatkan". Ini terjadi saat kita
secara keliru meyakini bahwa interaksi positif seseorang dengan
kita adalah penting agar kita merasa baik tentang diri sendiri,
jadi kita melepaskan ketergantungan kita pada Tuhan dan
bergantung pada orang lain. Kemudian saat mereka menyakiti kita,
karena yakin kita membutuhkan mereka, kita merasa mereka telah
menghancurkan jiwa kita. Itulah sebabnya kita sering kali terluka
oleh mereka yang terdekat dengan kita. Tetapi manusia tidak dapat
menghancurkan kita; hanya Tuhan yang dapat melakukan itu (lihat
Matius 10:28). Jauh lebih mudah untuk mengampuni bila kita
melihat bahwa hidup kita bukanlah di dalam manusia, tetapi di
dalam Allah.

REFERENSI ALKITAB

1. Perhatikan besarnya pengampunan Ilahi. (Mazmur 103:12)
"Sejauh timur dari barat demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita."

2. Tuhan hanya membenci kejahatan. (Roma 12:19)
"Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah kamu sendiri menuntut
pembalasan, tetapi berilah tempat kepada murka Allah, sebab ada
tertulis: Pembalasan itu hak-Ku, Akulah yang menuntut pembalasan,
Firman Tuhan."

3. Apa yang telah Allah lakukan bagi kita, harus kita lakukan bagi
orang lain. (Kolose 3:13)
"Sabarlah kamu seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang
akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang
lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu, kamu perbuat
jugalah demikian."

4. Sikap tidak mengampuni akan menghancurkan kita. (Ibrani 12:15)
"Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih
karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang
menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang."

5. Pengampunan adalah perintah utama kepada orang Kristen.
(2 Korintus 5:19)
"Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh
Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah
mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami."

6. Setan tidak memiliki hak dalam pengampunan. (2 Korintus 2:10-11)
"Sebab barangsiapa yang kamu ampuni kesalahannya, aku
mengampuninya juga. Sebab jika aku mengampuni , - seandainya ada
yang harus kuampuni -, maka hal itu kubuat oleh karena kamu di
hadapan Kristus, supaya iblis jangan beroleh keuntungan atas
kita, sebab kita tahu apa maksudnya."

7. Menolak mengampuni orang lain menghalangi pengampunan Tuhan bagi
kita. (Markus 11:25)
"Dan jika kamu berdiri untuk berdoa, ampunilah
dahulu sekiranya ada barang sesuatu dalam hatimu terhadap
seseorang, supaya juga Bapamu yang di sorga mengampuni
kesalahan-kesalahanmu."

8. Akibat serius terjadi bila kita menolak untuk mengampuni. (Matius 18:35)
"Maka Bapa-Ku yang di sorga akan berbuat demikian juga terhadap
kamu, apabila kamu masing-masing tidak mengampuni saudaramu
dengan segenap hatimu."

Diambil dan disunting dari:
Judul buku: Buku Pintar Konseling Krisis: Pertolongan Praktis
Alkitabiah di Masa Sukar
Judul buku asli: Your Personal Encourager
Penulis: Selwyn Hughes
Penerjemah: Genesis Team
Penerbit: Betlehem Publisher, 2002
Halaman: 26 -- 29

Tanpa Mencari Hormat

Tanpa Mencari Hormat

Matius 5 : 14–16

5:14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin
tersembunyi.
5:15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah
gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam
rumah itu.
5:16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka
melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga."


Kebaikan yang sesungguhnya adalah kebaikan yang dilakukan seseorang tanpa
mencari penghormatan; kebaikan yang dilakukan tanpa maksud untuk menunjukkannya
kepada orang lain supaya mendapat pujian. Ini bukan hal yang mudah, sebab
umumnya setiap orang memiliki kecenderungan mencari penghargaan dari apa yang
dilakukannya.

Kebaikan yang tulus lahir dari sikap batiniah seseorang; sesungguhnya adalah
kebaikan yang diraih melalui pergumulan berat disertai pertolongan Roh Kudus.
Dalam Mat. 5:45 diajarkan kepada umat pilihan, bahwa mereka harus seperti BAPA
yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan
menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Ini bukan
sesuatu yang mudah. Ini bagi manusia rasanya mustahil; tetapi apa yang mustahil
bagi manusia, tidak mustahil bagi ALLAH.

Hanyaoleh pimpinan Roh TUHAN setiap harilah kita didewasakan sehingga mencapai
satu tingkat kesempurnaan, meraih tingkat kebaikan yang TUHAN kehendaki. Jika
kita benar-benar menyadari bahwa semuanya tercapai oleh karena pimpinan TUHAN,
maka kita pun tidak akan sanggup menyombongkan diri bahwa apa yang kita capai
adalah karena jasa atau kehebatan kita. Kita tahu bahwa jika bukan TUHAN yang
menuntun kita, kita tidak bisa mencapai kebaikan seperti BAPA.

Jadi jika kita bisa berbuat baik, kita tidak merasa berjasa; kita juga tidak
merasa hebat, karena hanya oleh pertolongan Roh Kudus lah kita dapat berbuat
baik. Kebaikan yang dihayati seperti ini akan membuat kita benar-benar
memuliakan BAPA di Surga. Seperti diungkapkan oleh TUHAN Yesus, "Demikianlah
hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu
yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga." (ay. 16) Artinya, bukan diri
kita yang dimuliakan atau dipuji, melainkan BAPA di Surga.

Dalam dunia ini banyak perbuatan baik yang dilakukan seseorang yang membuat
orang tertarik kepada seorang individu, tertarik kepada manusianya, sehingga
fokusnya adalah ke orang yang melakukan perbuatan baik itu. Tetapi TUHAN
mengajarkan kepada kita perbuatan baik yang dikehendaki oleh TUHAN adalah
perbuatan baik yang membuat orang terfokus kepada TUHAN. Jika perbuatan baik
yang dilakukan oleh orang percaya adalah perbuatan baik hasil pimpinan Roh
Kudus dan memiliki kualitas yang tinggi, yaitu seperti BAPA, maka perbuatan
baik yang dilakukan itu adalah perbuatan baik yang memuliakan BAPA di Surga.

Fokus Doa Jumat

FOKUS DOA JUMAT


Umat Muslim tidak terlalu berpikir tentang hubungan pribadi dengan
Allah, mengenal Allah, atau mendengar dari Allah. Doa-doa wajib
dalam Islam setiap harinya telah terpola dan terfokus dan
diekspresikan dengan rasa hormat yang tertuju pada Allah. Walaupun
permohonan doa-doa pribadi dimungkinkan dalam ajaran Islam, namun
doa-doa wajib yang formal merupakan suatu kewajiban dari kegiatan
doa yang paling penting bagi umat Muslim.

Doa-doa dalam Islam pada umumnya tidak dimaksudkan untuk membawa
diri seseorang ke dalam hubungan pribadi dengan Allah. Bahkan,
ketika umat Muslim berbicara dalam doa sebagai komunikasi dengan
Allah, mereka tidak berpikir bahwa Allah sebetulnya hendak berbicara
balik kepada mereka. Komunikasi itu selalu satu arah. Dalam
kepercayaan minoritas Islam Sufi yang sangat kecil, orang bisa
berbicara menemui Allah. Walaupun demikian, kepercayaan dan praktik
di antara orang-orang Sufi lebih menekankan pada pengalaman berada
di dalam yang ilahi daripada mengenal Allah dalam pengertian
berhubungan yang berorientasi pada komunikasi. Dalam kehidupan orang
Kristen, pengertian mengenal Tuhan melalui hubungan secara pribadi
merupakan kunci dari iman (Yohanes 17:3). Menurut Islam ortodoks
Allah tidak pernah berbicara kepada manusia secara langsung, dan
sebetulnya Ia bahkan tidak berbicara kepada siapa pun secara tidak
langsung (melalui para malaikat) sejak masa Muhammad. Umat Muslim
secara universal percaya bahwa Muhammad adalah nabi terakhir dan
terbesar dari segala nabi. Menurut mereka Muhammad membawa pewahyuan
terakhir yang diucapkan oleh Allah yang pada akhirnya menjadi kitab
Al-Quran.

Doa diyakini sebagai sarana untuk mengendalikan umat Islam dari
berbuat kesalahan dan penyimpangan moral. Menurut sebuah kisah
tradisional, suatu saat seseorang bertanya kepada Muhammad,
"Perbuatan apakah yang terbaik?" Ia menjawab, "Menyampaikan doa-doa
pada waktu yang telah ditetapkan." Ketika ditanyai lagi, "Apakah
kebaikan yang berikutnya?" Ia menjawab, "Menjadi baik dan berbakti
kepada kedua orangtuamu." Saat ditanyai lagi, "Apakah kebaikan
berikutnya lagi?" Ia menjawab, "Berpartisipasi dalam Jihad dalam
jalan Allah." Doa merupakan hal yang sangat penting dalam Islam.

Kaum Kho

Hari ini menjelang tengah hari, ribuan suku Kho di daerah pegunungan
Pakistan Utara akan menuju ke masjid-masjid lokal mereka. Hampir
tidak ada di antara mereka yang pernah bertanya, "Apakah Allah masih
berbicara kepada manusia sekarang ini?" Banyak di antara mereka
berpikir bahwa doa mereka akan mendatangkan pahala dari Allah.

Kelompok suku Kho berjumlah sekitar 320.000 jiwa. Belum ditemukan
adanya orang percaya dalam suku ini. Pada saat ini belum ada yang
berupaya secara khusus untuk memberitakan Injil pada mereka. Suku
Kho masih menutup diri terhadap Injil. Kebanyakan dari mereka
tinggal di lereng-lereng dataran tinggi, yang sulit bagi pertanian
karena kemiringan tanah di pegunungan yang kering.

Bahasa utama suku Kho adalah Khowar digunakan di perumahan, di
desa-desa, dan juga bagi anak-anak dalam pendidikan nonformal
tentang adat-istiadat, tradisi, nilai-nilai kepercayaan dari
masyarakat suku Kho. Tradisi lisan bahasa Khowar sarat dengan puisi
dan nyanyian yang sangat disukai dari generasi ke generasi.

Permohonan Doa
* Berdoa agar Tuhan melunakkan hati suku Kho yang masih sangat
menentang terhadap Injil.
* Berdoa agar Tuhan membangkitkan orang percaya yang bersedia
tinggal dalam waktu yang lama untuk melayani suku-suku di Pakistan
Utara.
* Doakan agar kaum Kho menerima mimpi-mimpi dan penglihatan dari
Tuhan Yesus.

Iman

Iman artinya....

Percaya bahwa pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.

Sebab Firman Tuhan katakan dlm II Timotius
4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

BAGAIMANA KERENDAHAN HATI DAPAT MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN?

BAGAIMANA KERENDAHAN HATI DAPAT
MENINGKATKAN KEBAHAGIAAN?

"Berbahagialah orang yang miskin dihadapan Allah, karena merekalah yang empunya
Kerajaan Sorga" (Matius 5:3)

Pertama, kerendahan hati dapat mengurangi stress Jika saya rendah hati, saya
akan menyadari bahwa saya belum mengerti semuanya dan saya belum mencapai
semuanya. Saya tidak akan menuntut diri saya sempurna sebab Tuhan tidak
menuntut saya menjadi sempurna supaya saya berbahagia.

Jika saya rendah hati, saya bisa menerima kenyataan hidup dengan apa yang seharusnya
terjadi. Saya bisa menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan dan
doa-doa saya. Jika saya rendah hati, saya bisa mengurangi stress saya, hal ini
berdampak pada meningkatnya kebahagiaan saya.

Kedua, kerendahan hati dapat meningkatkan kualitas hubungan Jika saya rendah
hati, saya akan tertarik dan peduli kepada orang lain. Saya akan mendengarkan
dan berusaha tidak akan memotong pembicaraan orang lain dan membuat cerita baru
yang lebih bagus. Jika saya rendah hati, saya akan selalu berusaha membesarkan
hati orang lain, hal itu tentunya akan berdampak kepada orang-orang akan
tertarik dan suka bergaul dengan saya.

Ketiga, kerendahan hati itu mengaktifkan kuasa Allah untuk melakukan keajaiban
dalam hidup kita Alkitab berkata, "... Allah menentang orang yang congkak,
tetapi mengasihani orang yang rendah hati" (Yakobus 4:6). Jika saya rendah
hati, saya berani mengakui bahwa ketidakberdayaan saya, itulah sebabnya saya hanya
bergantung kepada Tuhan, saya memerlukan belas kasihan Tuhan untuk menolong
saya.

Bertimeus, pengemis miskin yang buta adalah contoh orang yang rendah hati. Ia
mengakui ketidakberdayaannya. Ia berteriak memohon belas kasihan Tuhan. Kuasa
Alllah bekerja di dalam hidupnya. Bertemeus dicelikkan matanya dan diubahkan
hidupnya.

Saudaraku, kini saatnya kita memohon belas kasihan Tuhan atas hidup kita. Akuilah
ketidakberdayaan kita, mohonlah agar Tuhan mengasihani kita. Saya percaya Tuhan
mengubah hidup anda. kuasaNya bekerja memberikan kemenangan dan kemerdekaan.

Hari sabat

"Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"
(1Kor 4:6b-15; Luk 6:1-5)


"Pada suatu hari Sabat, ketika Yesus berjalan di ladang gandum, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya, sementara mereka menggisarnya dengan tangannya. Tetapi beberapa orang Farisi berkata: "Mengapa kamu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?"Lalu Yesus menjawab mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan oleh Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar, bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan mengambil roti sajian, lalu memakannya dan memberikannya kepada pengikut-pengikutnya, padahal roti itu tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam?" Kata Yesus lagi kepada mereka: "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat." (Luk 6:1-5), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Orang-orang Farisi memang begitu berpegang teguh pada tata tertib yang berlaku, mentaati dan melaksanakan apa yang tertulis apa adanya, tanpa memperhatikan semangat atau jiwa tata tertib tersebut. Dasar dan tujuan pembuatan dan pemberlakuan tata tertib adalah cintakasih, dengan kata cintakasih mendasari atau mengatasi tata tertib. Yang utama dan pertama-tama dihayati dan dilaksanakan adalah cinta kasih, itulah arti dari "Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat". Maka dengan ini kami mengingatkan dan mengajak kita semua untuk mawas diri: apakah cinta kasih menjiwai cara hidup dan cara bertindak kita dimanapun dan kapanpun. Jika kita hidup dan bertindak berdasarkan atau dijiwai oleh cinta kasih hendaknya tidak was-was jika terpaksa hidup dan bertndak tidak sesuai/persis pada tata tertib yang berlaku. Cinta kasih itu bebas alias tanpa batas, sedangkan kebebasan dibatasi cinta kasih, artiinya kita dapat bertindak apapun asal tidak melecehkan harkat martabat manusia, entah diri kita sendiri maupun saudara-saudari kita yang kena dampak tindakan kita. Sebagai contoh konkret adalah suami-isteri yang saling mengasihi dapat berbuat apapun di kamar ketika sedang berduaan memadu kasih. Hendaknya kita mengasihi tanpa pandang bulu, SARA, pangkat, jabatan atau kedudukan. Jika ada orang yang sungguh membutuhkan cinta kasih, entah suku, agama atau ras apapun hendaknya ditanggapi secara positif. Kami berharap para pemimpin, atasan, orangtua atau pemuka hidup bersama dapat menjadi teladan dalam penghayatan atau pelaksanaan tata tertib yang dijiwai oleh cintakasih. Ingat dan hayati ajaran cinta kasih dari Paulus ini, yaitu "Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu" (1Kor 13:4-7).
• "Kami bodoh oleh karena Kristus, tetapi kamu arif dalam Kristus. Kami lemah, tetapi kamu kuat. Kamu mulia, tetapi kami hina. Sampai pada saat ini kami lapar, haus, telanjang, dipukul dan hidup mengembara, kami melakukan pekerjaan tangan yang berat. Kalau kami dimaki, kami memberkati; kalau kami dianiaya, kami sabar; kalau kami difitnah, kami tetap menjawab dengan ramah; kami telah menjadi sama dengan sampah dunia, sama dengan kotoran dari segala sesuatu, sampai pada saat ini" (1Kor 4:10-13), demikian kesaksian iman Paulus. Kesaksian iman Paulus ini kiranya baik menjadi bahan bagi kita untuk mawas diri: sejauh mana kita sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus, hidup dan bertindak seperti Paulus tersebut, misalnya ketika dimaki memberkati, ketika dianiaya disikapi dengan sabar, ketika difitnah ditanggapi dengan ramah, dan siap sedia dinilai sebagai sampah masyarakat. Setia pada iman tidak akan terlepas dari aneka macam bentuk caci maki, fitnah maupun aniaya, entah secara jasmani maupun spiritual. Ingatlah dan hayati bahwa derita yang lahir dari kesetiaan hidup beriman adalah jalan keselamatan, jalan untuk hidup sejahtera dan damai sejati. Para ibu kiranya memiliki pengalaman penderitaan yang lahir dari kesetiaan sebagai seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya: bukankah anak-anak sering merepotkan ibu dan ibu menanggapinya dengan sabar, ramah dan penuh berkat?. Maka dengan rendah hati kami berharap kepada para ibu agar dapat menjadi saksi atau teladan dalam hal kesabaran, keramahan dan kemurahan hati atau berkat ketika sedang menderita atau mengalami cobaan hidup. Keutamaan kesabaran dan keramahan pada saat ini sungguh mendesak untuk dihayati dan disebarluaskan dalam kehidupan bersama dimanapun dan kapanpun.

"TUHAN itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.TUHAN menjaga semua orang yang mengasihi-Nya, tetapi semua orang fasik akan dibinasakan-Nya" (Mzm 145:17-20).

Pelajaran Kepemimpinan dari Ezra (2)

PELAJARAN KEPEMIMPINAN DARI EZRA (2)

DAFTAR ISI
EDITORIAL
ARTIKEL: Kepemimpinan Ezra: Tobat Nasional
KUTIPAN
JELAJAH BUKU: Mezbah Doa Para Pemimpin
PERISTIWA
STOP PRESS: Pembukaan Kelas Dasar-Dasar Iman Kristen (DIK)

==================================**==================================
EDITORIAL

Shalom,

Keruntuhan dan pembuangan Yehuda ke Babel terjadi dalam tiga tahap.
Demikian pula pemulihan kaum sisa pembuangan sebagai penggenapan
nubuatan Yeremia terjadi dalam tiga tahap. Pada tahap kedua Allah
memakai Ezra untuk memimpin langsung perjalanan pascapembuangan
untuk membawa mereka kembali ke tanah air mereka setelah selama 70
tahun dalam pembuangan. Sekitar 11.700 orang Yahudi mendapat
pelajaran hidup sangat berharga karena ketidaktaatan akan perintah
Allah mendapatkan hukuman untuk hidup jauh dari tanah perjanjian.

Rupanya pola dan kebiasaan hidup selama di pembuangan telah
menghilangkan kebiasaan hidup sebagai umat pilihan Allah. Allah
mempersiapkan Ezra untuk memimpin dan membawa keluar sisa kaum
Yehuda yang pulang dengan komitmen untuk kembali kepada firman Allah
dan bertobat dari ketidaksetiaan kepada Allah. Ezra mengemban misi
utama untuk mengajarkan kembali Taurat dan menerapkan pola hidup
yang berdasar pada kebenaran hukum Allah serta mengajak orang-orang
yang kembali dari pembuangan tersebut untuk bergantung kepada-Nya.
Semoga artikel yang kami siapkan kali ini boleh menambah wawasan
kepemimpinan Anda.

Selamat menyimak. Tuhan memberkati.

Pimpinan Redaksi e-Leadership,
Desi Rianto
< ryan@in-christ.net >
http://lead.sabda.org
http://fb.sabda.org/lead

==================================**==================================

TUHAN itu jauh dari pada orang fasik, tetapi doa orang benar
didengar-Nya. (Amsal 15:29)
< http://alkitab.sabda.org/?Ayub+42:2 >

==================================**==================================
ARTIKEL

KEPEMIMPINAN EZRA: TOBAT NASIONAL

Seperti Ezra, seorang pemimpin Kristen harus menyelidiki firman
Tuhan sebagai sebuah perenungan atau meditasi rohani melalui doa
dan saat teduh setiap hari. Roh Kudus akan memberi kekuatan mental
melalui doa-doa yang kita naikkan.

Sama seperti Ezra, pemimpin Kristen yang baik akan hancur hati --
meskipun bukan berarti berlarut-larut dalam kesedihan -- ketika
melihat jemaat atau orang-orangnya jatuh dalam dosa. Dari hati
yang hancur itulah muncul doa yang tulus kepada Tuhan.

Ezra bin Seraya adalah seorang ahli kitab yang mahir dalam Taurat
(Ezra 7:6; Nehemia 8:3). Ia memahami segala perintah dan ketetapan
Tuhan bagi orang Israel (Ezra 7:11). Ia juga seorang imam, pemimpin
doa dan ibadah (Ezra 7:11). Di Persia, tempat bangsa Israel dibuang,
Ezra dipercaya oleh raja Artahsasta (Artahsasta I) untuk menangani
kehidupan bangsa Israel. Kedudukannya di pemerintahan Persia
barangkali semacam Kepala Departemen Urusan Orang Yahudi.

Sama seperti raja Koresy dulu, Artahsasta sangat menghargai
orang-orang Israel yang tinggal di negerinya. Bahkan, ia mendorong
mereka untuk pulang dan membangun kembali Bait Allah di Yerusalem.
Untuk itu, raja Artahsasta mengutus Ezra beserta rombongan
orang-orang Israel untuk pulang ke Yerusalem pada tahun 458 SM.

Raja Artahsasta memandang Ezra sebagai pemimpin atau pemuka bangsa
Israel. Karena itu, raja memfasilitasi perjalanan Ezra dan rombongan
Israel tersebut. Artahsasta sangat baik, ia memberi Ezra segala yang
diingininya (Ezra 7:6b). Raja memberikan banyak bantuan material dan
finansial untuk pembangunan Rumah Tuhan di Yerusalem (Ezra 7:20).
Dalam surat resminya, raja mengatakan bahwa ia telah memerintahkan
semua bendaharanya untuk membantu keuangan yang Ezra perlukan (Ezra
7:21).

Sebagai seorang pemimpin kepercayaan, Ezra diberi wewenang oleh raja
untuk mengangkat pemimpin-pemimpin lainnya. Artahsasta memberinya
tugas dan otoritas: "..., hai Ezra, angkatlah pemimpin-pemimpin dan
hakim-hakim sesuai dengan hikmat Allahmu yang menjadi peganganmu,
supaya mereka menghakimi seluruh rakyat yang diam di daerah seberang
sungai Efrat, yakni semua orang yang mengetahui hukum Allahmu...."
(Ezra 7:25)

Kepemimpinan Ezra sendiri sangat menonjol di kalangan orang-orang
Israel yang merindukan tanah air mereka itu. Dengan penuh
kewibawaan, Ezra menghimpun orang-orang Israel dan memimpin mereka
untuk pulang (Ezra 7:28b).

Bangsa Israel menghormati Ezra sebagai seorang pemimpin dalam
pengajaran firman Tuhan. Mereka mengakui kepakaran Ezra dalam
[pengetahuan tentang] Taurat. Mereka menghormati urapan jawatan
sebagai pengajar yang Tuhan berikan kepada hamba-Nya itu. Setelah
pendirian tembok kota Yerusalem selesai, Ezra mengajarkan Taurat
kepada seluruh rakyat sehingga mereka menjadi sadar dan bertobat
(Nehemia 8:1-10:39).

Kehidupan Doanya

Ezra pastilah seorang pemimpin yang memiliki kehidupan doa yang
kuat. Alkitab mencatat bahwa tangan Tuhan melindunginya (Ezra 7:6c)
dan Allah begitu melimpahkan kemurahan atas kehidupan dan pelayanan
kepemimpinannya (Ezra 7:9). Orang yang dekat dan mengandalkan Tuhan
pasti diberkati-Nya secara khusus.

Kehidupan doa Ezra, dalam arti hubungan akrabnya dengan Tuhan,
dibangun di atas dasar firman Tuhan. Ezra memiliki tekad yang sangat
kuat untuk meneliti Taurat Tuhan (Ezra 7:10). Ezra melakukan
penyelidikan itu tidak semata-mata sebagai sebuah studi atau riset
ilmiah karena ia seorang pakar Taurat, tetapi juga sebagai
perenungan atau meditasi rohani sehari-hari karena ia seorang imam.

Belakangan ini banyak pemimpin Kristen mengambil studi lanjut (S-2
atau S-3) di bidang teologi, baik teologi sebagai ilmu murni ataupun
ilmu terapan. Tetapi, sering kali pendalaman firman Tuhan melalui
studi seperti itu hanya untuk menambah ilmu dan tingkat kemampuan
akademis, tidak ada hubungannya dengan kehidupan doa. Seorang
pemimpin Kristen juga harus menyelidiki firman Tuhan sebagai sebuah
perenungan atau meditasi rohani melalui doa dan saat teduh setiap
hari.

Sebelum memimpin bangsa Israel pulang ke Yerusalem, Ezra melakukan
tindakan berikut ini: "Aku menguatkan hatiku, karena tangan Tuhan,
Allahku, melindungi aku" (Ezra 7:28b). Ezra memantapkan hati,
pikiran, dan mental, sebelum menjalankan kepemimpinannya. Dari
kalimat itu, tampak bahwa Ezra memohon kekuatan yang dari Tuhan.
Demikian juga pemimpin Kristen masa kini, Roh Kudus akan memberi
kekuatan mental melalui doa-doa yang kita naikkan.

Spirit doa Ezra sangat terlihat dari tindakannya menggerakkan umat
Israel untuk berdoa puasa secara massal. Karena telah memperoleh
banyak harta serta dukungan moral dari raja Artahsasta, Ezra merasa
malu meminta lagi bantuan pengawalan militer dari kerajaan Persia
itu (Ezra 8:22). Di sisi lain, ia menyadari bahwa perjalanan pulang
menuju Yerusalem sangat berisiko, apalagi rombongannya besar dan
membawa banyak barang berharga.

Ezra percaya bahwa Tuhan sanggup melindungi perjalanan pulang
mereka. Karena itu, Ezra memaklumkan doa puasa, memerintahkan umat
Israel untuk merendahkan diri dan memohon perlindungan dari Tuhan
(Ezra 8:21). Ada kalanya kita tidak bisa lagi meminta bantuan
manusia. Dalam hal ini, seorang pemimpin dituntut untuk mengandalkan
Tuhan, bergantung pada perlindungan-Nya yang ajaib.

Doa Pertobatan

Ezra melihat bahwa orang-orang Israel yang pulang itu sudah
menyimpang dari perintah Tuhan. Sampai-sampai para imam pun telah
mengambil perempuan kafir menjadi istri-istri mereka. Perilaku
menyimpang dari perintah Tuhan itu merupakan kekejian di hadapan
Allah Israel (Ezra 9:1-2, 14).

Melihat dosa itu, Ezra berkabung, tulisnya: "Ketika aku mendengar
perkataan itu, maka aku mengoyakkan pakaianku dan jubahku dan aku
mencabut rambut kepalaku dan janggutku dan duduklah aku tertegun."
(Ezra 9:3) Seorang pemimpin sejati akan hancur hati ketika rakyat
atau jemaatnya jatuh di dalam dosa.

Hancur hati merupakan modal dasar bagi sebuah doa yang berkenan.
Sering kali pemimpin Kristen tidak merasa bersalah apa pun ketika
ada anak buahnya yang jatuh dalam dosa. Ia tidak menyesal karena
gagal membina domba-dombanya. Pemimpin Kristen yang baik akan hancur
hati -- meskipun bukan berarti berlarut-larut dalam kesedihan --
ketika melihat jemaat atau orang-orangnya jatuh dalam dosa. Dari
hati yang hancur itulah muncul doa yang tulus kepada Tuhan, sama
seperti Ezra yang kemudian berdoa memohonkan pengampunan bagi umat
Israel.

Sangat menarik jika kita mencermati reaksi Ezra kepada kaum Israel
yang berdosa itu. Ia tidak marah, dongkol, atau kecewa kepada
mereka. Ezra bukan tipe pemimpin yang suka menghakimi, menuduh, dan
mempersalahkan orang-orangnya. Tetapi, Ezra juga sangat merindukan
pertobatan kaumnya itu.

Ezra adalah seorang pemrakarsa kebangunan rohani. Akan tetapi ia
mempertobatkan orang bukan dengan khotbahnya yang berapi-api; ia
mempertobatkan orang banyak melalui doa yang dinaikkannya dengan
penuh penghayatan mendalam. Ia tidak berdiri di podium untuk
menyampaikan khotbah, tetapi ia berdiri di depan jemaah untuk
menaikkan doa-doa penyesalan (Ezra 9:5-15). Ezra berlutut,
mengoyakkan pakaian dan jubahnya, lalu menadahkan tangannya ke
hadirat Tuhan, serta menaikkan doa-doa penyesalan (Ezra 9:5).

Apa yang terjadi kemudian? Sementara Ezra berdoa dan mengaku dosa
sambil menangis, umat Israel berbondong-bondong datang dalam jumlah
yang sangat besar. Orang-orang itu menangis keras-keras (Ezra 10:1).
Terjadilah pertobatan nasional dan pembaharuan komitmen kepada
Tuhan. Terkadang pemimpin Kristen tidak perlu berkhotbah untuk
menyadarkan kesalahan jemaatnya; mereka cukup berdoa, dan Roh Kudus
menjamah setiap orang sehingga mereka pun bertobat.

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul buku: Mezbah Doa Para Pemimpin
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
Halaman: 57 -- 62

Artikel ini pernah dipublikasikan di e-Doa
Alamat URL: http://doa.sabda.org/ezra_tobat_nasional

==================================**==================================
KUTIPAN

Kepemimpinan adalah kombinasi antara strategi dan karakter. Namun,
jika Anda harus memilih salah satunya, relakanlah strategi.
(Norman Schwargkopf)

=================================**===================================
JELAJAH BUKU

Judul buku: Mezbah Doa Pemimpin
Penulis: Haryadi Baskoro
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta 2008
Ukuran buku: 12 x 19 cm
Tebal: 130 halaman

Hari-hari ini ada berbagai buku kepemimpinan Kristen yang ditulis.
Tidak jarang juga ada banyak buku-buku kepemimpinan Kristen yang
membahas seluk-beluk kepemimpinan yang berhasil dalam menangkap visi
dan mengembangkan kapasitas diri, mengelola organisasi dsb.. Akan
tetapi di balik melimpahnya buku kepemimpinan yang saat ini beredar,
sangat jarang kita temukan buku kepemimpinan yang membahas mengenai
pelajaran hidup kepemimpinan dari tokoh-tokoh Alkitab.

Buku "Mezbah Doa Para Pemimpin" menyoroti riwayat para pemimpin
yang ditunjuk oleh Allah dalam mewujudkan rencana-Nya. Khususnya
masalah kehidupan pribadi dan kerohanian doa mereka yang dikupas dan
dikemas dengan gaya bahasa yang cukup sederhana dan mudah dipahami
menjadikan buku ini sangat menarik untuk dijadikan standar jika
ingin dipakai Allah untuk menjadi pemimpin berhasil. Ada dua puluh
tokoh pemimpin yang dibahas dalam buku ini yang menyoroti masalah
panggilan hidup sebagai pemimpin serta kehidupan doanya. Dari dua
puluh tokoh pemimpin yang dibahas Ezra merupakan salah satu pokok
bahasan di dalamnya.

Tepatnya pada bab yang kesepuluh penulis membahas kepemimpinan Ezra.
Ezra adalah seorang ahli kitab suci yang sangat piawai, tidak
mengherankan bila ia dipercaya oleh raja Artahsasta menangani
kehidupan bangsa Israel. Bukan hanya penanganan terhadap
kehidupannya saja melainkan ia dipercaya untuk menjadi pemimpin
dalam membawa keluar bangsa Israel dari pembuangan. Bangsa Israel
menghormati Ezra bukan saja sebagai seorang pemimpin saja melainkan
pengajar Taurat kepada seluruh rakyat sehingga mereka menjadi sadar
dan bertobat. Selain itu ia memiliki kehidupan doa yang luar biasa,
semangat doa Ezra sangat terlihat dari tindakannya menggerakkan
umat Israel untuk berdoa dan berpuasa sebagai satu wujud
kebergantungan kepada Allah sang pencipta. Ia juga dapat dikatakan
seorang pemrakarsa kebangunan rohani yang luar biasa dan hebat.

Semoga buku ini menginspirasi dan memotivasi Anda dalam mewujudkan
kepemimpinan yang berhasil. Keberhasilan seorang pemimpin ditunjang
melalui sikap kebergantungan sepenuhnya kepada Tuhan. Bagaimana
dengan kepemimpinan Anda saat ini? Temukan jawabannya setelah Anda
membaca buku. (DR)

======================================================================
PERISTIWA

22 September...

1. 1499 – Perjanjian Basel: Swiss menjadi negara merdeka.
2. 1761 – George III dan Charlotte dari Mecklenburg-Sterlitz
ditahbiskan sebagai Raja dan Ratu Britania Raya
3. 1970 – Tunku Abdul Rahman, Perdana Menteri pertama Malaysia,
mengundurkan diri dari jabatannya.

Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/September_22

Just share

very inspiring


Question 1:
Jika km mengetahui seorg wanita hamil, yg sdh memiliki 8 org anak, 3 diantaranya tuli, 2 diantaranya buta, 1 org keterbelakangan mental n wanita tsb terkena sipilis, apakah anda akan merekomendasikan ia untuk melakukan aborsi?

Bacalah pertanyaan selanjutnya dahulu sblm melihat jwban utk pertanyaan ini

Question 2:
Skrg waktunya utk pemilihan pemimpin dunia baru & hanya suara anda yg akan dihitung. Berikut ini adlh fakta dari ke tiga kandidat terpilih

Candidate A -
Bekerja sm dgn politisi yg tidak jujur n konsultasi dgn astrologis. Ia memiliki 2 istri. Ia jg merokok dan minum 8 - 10 martini perhari.

Candidate B -
Ia dikeluarkan dr kantor 2x, tidur smp siang, pemakai opium waktu waktu sekolah n minum seperempat whiskey tiap mlm.

Candidate C -
Ia adlh pahlawan perang, vegetarian, tdk merokok, minum bir kadang-kadang n tdk prnh selingkuh.

Kandidat mana yang akan kamu pilih?
Buat keputusan, jgn mengintip, then scroll down for the
answer.


Candidate A: is Franklin D. Roosevelt.
Candidate B: is Winston Churchill.
Candidate C: is Adolph Hitler.


And, by the way, jwaban utk pertanyaan aborsi:
Jika jawabanmu IYA, km baru sj membunuh Beethoven.


Cukup menarik bkn? Membuat org berpikir sebelum menilai seseorg

Jgn pernah takut mencoba sesuatu yg baru

Remember:
Amatir membuat bahtera nuh
Profesional membuat titanic
Tetapi manakah yg tengelam?

Itu kenapa sesuatu yg kelihatannya sempurna blum tentu sempurna,demikian pula sesuatu yg biasa sj bisa menjadi luar biasa
So...
Be WISE & Don't Judge Others by the CoVer !!
Yg keliatan baik blm tentu baik
Yg keliatan Buruk, blm tentu Buruk

Latar belakang,kekurangan seseorg Ga akan bisa menghambat seseorg utk bs berhasil dlm hidupnya... Yg terpenting sll mengandalkan Tuhan dlm setiap perkara hidupnya Percaya Krn Tuhan dpt melakukan hal yg tdk mgkn dimata manusia

Keep FOCUS on GOD + HE will do a wonderfull things in ur Life (*)

Bukan Untuk Yang Tidak Penting

Bukan Untuk Yang Tidak Penting


Lukas 12 : 13-15

12:13. Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah
kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku."
12:14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat
Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?"
12:15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap
segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya
tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu."


TUHAN Yesusmenolak orang yang datang meminta-NYA untuk membantunya dalam berbagi
warisan. Ini bukan berarti TUHAN menolak orang ini, tetapi yang ditolak adalah
bisnisnya. Misi TUHAN Yesus adalah menyelamatkan manusia dan membawa mereka ke
langit baru dan bumi baru, bukan mengurusi masalah fana yang tidak penting.


Ternyata banyak orang seperti orang di kisah ini. Mereka berurusan dengan TUHAN
hanya untuk bisnis di bumi ini. Selanjutnya di keabadian mereka tidak akan
berurusan dengan TUHAN. Betapa liciknya orang yang melibatkan TUHAN hanya dalam
masalah-masalah pemenuhan kebutuhan jasmani saat masih mengenakan tubuh jasmani
di bumi. Mereka tidak mau masuk kepada proses penyempurnaan dari TUHAN, tetapi
kalau mati nanti minta dibawa ke Surga. Maunya enaknya saja.

TUHAN kita dahsyat. Tentunya dari-NYA kita mengharapkan hal-hal yang tidak
mungkin dilakukan oleh manusia atau kuasa lain. Kalau hanya mengenai kesehatan,
rezeki, karier dan lain sebagainya, kita bisa berusaha mencapainya dengan
sekuat tenaga, dan TUHAN pasti menegakkan hukum-NYA: apa yang ditabur orang,
itu juga yang dituainya. Tetapi untuk menjadi sempurna atau memiliki kehidupan
sesuai dengan kehendak TUHAN, harus ada pertolongan TUHAN, sebab manusia tidak
bisa melakukannya sendiri maupun dengan bantuan kuasa lain. Manusia hanya perlu
memiliki kemauan, kerinduan, dan tekad yang kuat untuk masuk kepada proses
penyempurnaan.

Jadikita perlu berhati-hati dengan ajaran yang menggiring pemikiran orang untuk
mengandalkan kuasa TUHAN untuk masalah-masalah hidup di dunia ini, mengalami
kuasa TUHAN hari ini di bumi ini, tetapi tidak mempersoalkan dengan serius
rencana TUHAN agar manusia kembali kepada rancangan-NYA yang mula-mula. Hal ini
menggiring jiwa kepada tujuan yang salah. Banyak orang berpikir ia sedang
berurusan dengan TUHAN di bumi, dan ia akan diterima BAPA selamanya. Padahal
dengan keinginannya berurusan dengan TUHAN hanya mengenai kehidupan di dunia
ini, di keabadian mereka tidak akan dikenal oleh BAPA.

TUHAN Yesus berkata, "Carilah dahulu Kerajaan Allah," artinya yang harus
diutamakan adalah bagaimana menjadi warga Kerajaan Surga yang baik.
Berurusanlah dengan TUHAN dalam rangka mau menjadi warga Kerajaan Surga yang
baik. Yang terpenting adalah perjalanan menuju Kerajaan-NYA dan berkat abadi
yang TUHAN sediakan. Berkat inilah yang seharusnya menjadi fokus kita. Adapun
berkat jasmani sudah TUHAN sediakan, tidak perlu diminta lagi. Dengan bekerja
untuk meraihnya, TUHAN pasti menyertai dan membekati kita dengan berkat
jasmani.


Jangan libatkan TUHAN untuk urusan yang tidak penting; berurusanlah dengan-NYA
untuk menuju kesempurnaan


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

MATA TUHAN

MATA TUHAN


Banyak sekolah di Inggris kini dilengkapi dengan kamera pemantau
(webcam) di tiap kelas yang terhubung ke jaringan internet.
Hasilnya? Orangtua bisa memantau apa yang sedang dilakukan anaknya
di kelas, kapan pun dan dari mana pun. Dari komputer di kantornya,
seorang ibu bisa melihat putrinya sedang membuat prakarya di kelas.
Sementara sang ayah yang sedang berada di luar negeri juga bisa
melihat putrinya di kelas dari komputer lewat internet. Webcam
membuat orangtua seolah-olah punya "mata super". Tingkah laku anak
bisa dipantau dari jarak ribuan kilometer!

Mata Tuhan ibarat webcam yang ada di segala tempat. Ia memantau apa
pun yang kita lakukan. Tidak ada satu pun tempat orang bisa
bersembunyi dari hadapan-Nya (ayat 7-10). Di tempat gelap sekalipun
Tuhan melihat (ayat 11, 12). Bahkan, mata Tuhan bisa melihat apa yang
tidak tampak di luar, yaitu pikiran (ayat 2) dan hasrat hati kita
(ayat 4). Bagi mereka yang mengasihi Tuhan, ini kabar baik. Tuhan
hadir dalam apa pun yang kita lakukan. Dia ada di mana pun kita
pergi. Tak perlu kita merasa takut. Sebaliknya, bagi mereka yang
berkubang dalam dosa, ini kabar buruk. Ternyata kita tidak punya
tempat dan kesempatan untuk menghindar dari sorotan mata Tuhan!

Apa sajakah rencana Anda hari ini? Ingatlah: setiap saat mata Tuhan
memandang Anda. Maka, jagalah kata-kata, sikap, dan tingkah laku
Anda agar selaras dengan kehendak-Nya. Buatlah Tuhan tersenyum saat
melihat bagaimana Anda memakai tiap jam yang berlalu. Di atas semua
itu, sadari dan nikmati kehadiran-Nya tiap saat.

SELAMA HIDUP KITA DIAWASI MATA TUHAN TAK ADA YANG PERLU DITAKUTKAN


Mazmur 139:1-12

1 Untuk pemimpin biduan. Mazmur Daud. TUHAN, Engkau menyelidiki dan
mengenal aku;
2 Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti
pikiranku dari jauh.
3 Engkau memeriksa aku, kalau aku berjalan dan berbaring, segala
jalanku Kaumaklumi.
4 Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya,
semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.
5 Dari belakang dan dari depan Engkau mengurung aku, dan Engkau
menaruh tangan-Mu ke atasku.
6 Terlalu ajaib bagiku pengetahuan itu, terlalu tinggi, tidak
sanggup aku mencapainya.
7 Ke mana aku dapat pergi menjauhi roh-Mu, ke mana aku dapat lari
dari hadapan-Mu?
8 Jika aku mendaki ke langit, Engkau di sana; jika aku menaruh
tempat tidurku di dunia orang mati, di situpun Engkau.
9 Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung
laut,
10 juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu
memegang aku.
11 Jika aku berkata: "Biarlah kegelapan saja melingkupi aku, dan
terang sekelilingku menjadi malam,"
12 maka kegelapanpun tidak menggelapkan bagi-Mu, dan malam menjadi
terang seperti siang; kegelapan sama seperti terang.

Perlindungan Bagi Yang Pantas

Perlindungan Bagi Yang Pantas


Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Matius 18 : 23–25


18:23Sebab hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja yang hendak mengadakan
perhitungan dengan hamba-hambanya.
18:24Setelah ia mulai mengadakan perhitungan itu, dihadapkanlah kepadanya
seorang yang berhutang sepuluh ribu talenta.
18:25Tetapi karena orang itu tidak mampu melunaskan hutangnya, raja itu
memerintahkan supaya ia dijual beserta anak isterinya dan segala miliknya untuk
pembayar hutangnya.

Setelah menyadari keringkihan manusia, bagaimana agar kita memperoleh
perlindungan TUHAN? TUHAN memberikan perlindungan-NYA kepada orang-orang yang
pantas dilindungi-NYA. IA melindungi orang-orang yang mau hidup dalam rencana
dan kehendak-NYA, yaitu orang-orang yang memberi diri untuk dimuridkan dan
diproses untuk menuju kesempurnaan yang BAPA inginkan.

TUHAN Yesus mengisahkan tentang hamba yang dihapuskan utangnya sebesar 10.000
talenta oleh raja, namun kemudian ia tidak memaafkan temannya yang berutang
kepadanya sebesar 100 dinar. Adapun 1 dinar adalah upah rata-rata pekerja dalam
sehari pada saat itu, sementara 1 talenta adalah 6000 dinar. Jadi utangnya
kepada raja adalah senilai upah pekerja selama 60.000.000 hari, atau lebih dari
164.383 tahun! Namun si hamba yang telah diampuni ini bertindak sewenang-wenang
terhadap sesamanya. Ia sombong, menekan sesamanya, dan tidak mau mengampuni
sesamanya. Akibatnya, perlindungan dari raja yang sebelumnya telah diperoleh
karena kemurahan hati raja dicabut. Si hamba jahat ini akhirnya dijebloskan ke
penjara sepanjang hidupnya.

Orang seperti hamba yang jahat ini sudah pasti anak setan yang akan menjadi
warga neraka bersama dengan iblis. Tetapi kalau harus jujur, kita dapat melihat
bahwa gambaran tentang hamba yang jahat ini masih nyata di dalam diri banyak
orang Kristen hari ini. Tidak sedikit orang Kristen yang sudah menerima
pengampunan dari TUHAN ternyata tidak hidup sesuai rencana dan kehendak TUHAN.
Mereka hanya menyibukkan diri untuk rencananya sendiri. Mereka rela menekan
orang lain dan bertindak sewenang-wenang terhadap orang lain untuk kepentingan
dirinya sendiri. Yang penting adalah kehendaknya dipuaskan. Sebagaimana si hamba
yang jahat, orang-orang seperti ini juga adalah orang-orang bodoh yang akhirnya
tidak akan memperoleh perlindungan abadi TUHAN, sebab mereka memang tidak pantas
dilindungi. Mereka telah menolak perlindungan TUHAN.

Patut kita perhatikan, bahwa janji TUHAN untuk menyertai orang percaya adalah
hanya untuk orang percaya yang menjadi saksi atau melakukan kehendak-NYA (Mat.
28:19–20), bukan orang yang sibuk dengan urusan dan kepentingannya sendiri.
Karena itu marilah kita selalu belajar untuk mengenal rencana dan kehendak TUHAN
dalam hidup kita. Dengan hidup dalam rencana dan kehendak-NYA, tanpa meminta
kepada TUHAN pun otomatis kita mendapat perlindungan dari-NYA; bukan hanya
selama hidup di bumi ini, tetapi perlindungan abadi.


TUHAN melindungi orang-orang yang pantas dilindungi-NYA, yaitu yang mau hidup
dalam rencana dan kehendak-NYA.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Diiberkati lewat pencobaan

DIBERKATI LEWAT PENCOBAAN


Kata "pencobaan" pada umumnya mengandung konotasi "negative", sesuatu yang tidak menyenangkan dan tidak diharapkan. Yesus sendiri dalam Doa Bapa Kami mengajarkan : "Janganlah masukkan kami ke dalam pencobaan". Tetapi faktanya, "pencobaan" itu bisa terjadi se-waktu2 dalam hidup kita. Sebagai orang Kristen, bagaimanakah sikap / cara pandang kita bila harus menghadapi "pencobaan" ini ?

1. PENCOBAAN harus dianggap sebagai KEBAHAGIAAN Yakobus 1:2 "Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan".

Sikap/cara pandang terhadap pencobaan sangat penting, bahkan lebih penting dari pencobaan itu sendiri, karena akan menentukan "menang kalahnya" kita terhadap pencobaan itu. Contoh: Daud dan Saul waktu menghadapi Goliat.

Ketika mendengar perkataan Goliat, Saul dan seluruh Israel cemas hati. Ketika melihat Goliat, semua orang Israel melarikan diri. Ketika Saul mendengar bahwa Daud akan pergi melawan Goliat, dia berkata: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia" (1 Sam.17:11,24,33).

Bandingkan dengan Daud yang berkata: "Siapa orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemooh barisan Allah yang hidup? Engkau mendatangi aku dgn pedang, tombak, dan lembing, tetapi aku mendatangi engkau dengan nama Tuhan semesta alam, dan supaya segenap jemaah ini tahu, bahwa Tuhan menyelamatkan bukan dengan pedang dan bukan dengan lembing. Sebab di tangan Tuhanlah pertempuran…" (1 Sam.17:26,45,47).

Daud dan Saul melihat pencobaan yang sama (Goliat), tetapi Saul dan segenap orang Israel cemas, lari dan ketakutan, bukan karena dikalahkan Goliat, tapi dikalahkan PIKIRANNYA sendiri. Cara pandang yang salah terhadap pencobaan, menghasilkan reaksi yang berbeda di dalam diri Saul dan orang-2 Israel, yang akhirnya berakhir dengan kekalahan. Berbeda dengan Daud, ia mengalahkan pencobaannya (Goliat) dengan iman kepada Tuhan.

Ada cerita ilustrasi. Suatu hari Tuhan memerintahkan malaikat maut mengumumkan di bumi, bahwa pada akhir tahun nanti ada 10,000 orang yang akan dipanggil Tuhan. Ternyata pada akhir tahun yang meninggal ada 30,000 orang. Tuhan memerintahkan malaikat maut untuk meneliti, mengapa ada 20,000 orang meninggal sebelum "waktuNya". Ternyata setelah diteliti, mereka meninggal akibat ketakutan mereka sendiri karena mendengar pengumuman malaikat maut bahwa akan ada 10,000 orang dipanggil Tuhan pada akhir tahun itu.

Bukankah kita sering kalah dengan pikiran kita, dan bukan kalah dengan pencobaan itu sendiri.

2. PENCOBAAN adalah UJIAN IMAN yang menghasilkan KETEKUNAN Yakobus 1:3 "sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan".

Keselamatan kita diperoleh dengan cuma-2, gratis, karena pemberian Allah, tapi IMAN kita bertumbuh karena ujian. Ujian adalah SATU-2NYA CARA untuk naik ke level yang lebih tinggi. Ujian adalah satu-2nya cara untuk membuktikan "progress" / kemajuan kita. Oleh sebab itu pencobaan harus dipandang sebagai KESEMPATAN untuk naik kelas dalam kerohanian kita.

Samuel Johnson berkata: "Great works are performed not by strength, but by perseverance". Pekerjaan besar terbentuk bukan dengan kekuatan, tetapi dengan ketekunan. Pada dasarnya manusia mudah melakukan sesuatu yang baik dalam jangka pendek, tetapi Ke-Kristen-an adalah suatu "perjalanan" dalam jangka panjang, karena itu dibutuhkan KETEKUNAN dan KEMAUAN yang lebih besar daripada KEMAMPUAN untuk menyelesaikannya.

Thomas á Kempis berkata: "There is no means of escaping from tribulation and sorrow, except to bear them patiently". Tak ada artinya melarikan diri dari penderitaan dan kesesakan, kecuali memikulnya dengan sabar. Hadapi pencobaan dengan tekun, kita pasti "naik kelas".

3. PENCOBAAN adalah BERKAT YANG MENYEMPURNAKAN Yakobus 1:4 "Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun".

Banyak orang beragama yang tekun berbuat baik, agar mencapai level "kesempurnaan" rohani. Tetapi bagi orang Kristen, KETEKUNAN berbuat baik itu bukan untuk mencapai level "kesempurnaan", melainkan suatu PROSES TANGGUNG JAWAB yang menyempurnakan , utuh dan tak berkekurangan.

Mat.25:23 "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu".

Pencobaan yang saat ini kita hadapi adalah PROSES TANGGUNG JAWAB YANG SEMAKIN BESAR sebagai "reward" (hadiah) atas kesetiaan kita memikul tanggung jawab pada pencobaan yang lebih "kecil" sebelumnya.

Pilot-2 American Airlines dilatih dengan menggunakan simulator yang diberi beban sedikit-2 dan semakin berat untuk mempersiapkan mereka menghadapi potensi problem dalam penerbangan yang mungkin akan mereka hadapi ketika menjalankan tugasnya di masa mendatang.

Lewat pencobaan-2 yang kita hadapi di masa lalu maupun di masa kini, Tuhan sedang melatih kita untuk sedikit demi sedikit siap menghadapi pencobaan yang lebih besar, yang tidak diharapkan di masa mendatang.

1 Kor.10:13 "Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya".

Tuhan melindungi kita dengan janji FirmanNya, Ia akan mengontrol pencobaan yang kita hadapi untuk tidak melampaui kekuatan kita, sehingga kita mampu menunjukkan kecakapan kita dalam menghadapi masalah-2 yang senantiasa akan tetap berukuran "biasa" bagi kita, di mana saja dan kapan saja, meskipun kelihatannya dan dirasakannya "luar biasa", sehingga berkat yang kita terima SEMPURNA, UTUH dan TAK BERKEKURANGAN

SALAH BERTANYA

SALAH BERTANYA


Ada orang berkata, "Pertanyaan yang benar sudah merupakan setengah
dari jawaban yang benar". Artinya jika salah bertanya, kita akan sukar
memperoleh jawaban yang benar. Sebaliknya, jika kita mengajukan
pertanyaan yang tepat, maka terbentang pula jalur menuju jawaban yang
benar. Salah satu kendala pelayanan adalah ketika kita salah bertanya.
Seperti Musa yang risau dengan bertanya, "Siapakah aku?" Ia
mempertanyakan kesanggupannya sendiri. "Apakah aku mampu?" Saat itu,
Musa pada usia delapan puluh sudah tidak yakin akan panggilan yang
pernah bergelora di hatinya empat puluh tahun sebelumnya. Kalau dulu
ia gagal, apalagi sekarang. Ia merasa tak berdaya. Pertanyaannya
terpusat pada dirinya. Padahal pemeran utamanya bukan Musa, melainkan
Tuhan. Siapa Tuhan lebih penting daripada siapa Musa. "AKULAH AKU"
lebih penting daripada "siapa aku". Membawa Israel keluar dari Mesir
adalah rencana Tuhan. Musa hanya utusan-Nya. Tuhan tak mempersoalkan
apakah Musa mampu, melainkan apakah ia mau. Hal selebihnya ada dalam
kendali kuasa-Nya.

Bagaimana dengan kita? Bukankah tekanan dan tantangan berat di pelayanan
kerap membuat panggilan hati dan semangat kita goyah? Kita pun tergoda
bertanya, "Apakah saya mampu?" Sasaran pertanyaan kita adalah "saya".
Saatnya kita mengganti pertanyaan "siapa saya" dengan "siapa Tuhan".
Dialah Tuhan Sang Pengutus. Apakah yang tidak sanggup Dia lakukan? Jika
Dia mengutus, Dia pasti memperlengkapi. Ingat, pelayanan pertama-tama bukan
soal kesanggupan, melainkan kesediaan kita. Tuhan hanya butuh kesediaan
kita untuk berkata seperti Yesaya, "Ini aku, utuslah aku!" -- PAD

JANGAN MELAKUKAN PELAYANAN KARENA MERASA SANGGUP
TETAPI MINTALAH KESANGGUPAN DARI DIA SAAT KITA MELAYANI


Keluaran 3:10-17

10 Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk
membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
11 Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang
akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
12 Lalu firman-Nya: "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda
bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah
membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah
kepada Allah di gunung ini."
13 Lalu Musa berkata kepada Allah: "Tetapi apabila aku mendapatkan
orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah
mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana
tentang nama-Nya? --apakah yang harus kujawab kepada mereka?"
14 Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah
mengutus aku kepadamu."
15 Selanjutnya berfirmanlah Allah kepada Musa: "Beginilah kaukatakan
kepada orang Israel: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham,
Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu: itulah
nama-Ku untuk selama-lamanya dan itulah sebutan-Ku turun-temurun.
16 Pergilah, kumpulkanlah para tua-tua Israel dan katakanlah kepada
mereka: TUHAN, Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan
Yakub, telah menampakkan diri kepadaku, serta berfirman: Aku sudah
mengindahkan kamu, juga apa yang dilakukan kepadamu di Mesir.
17 Jadi Aku telah berfirman: Aku akan menuntun kamu keluar dari
kesengsaraan di Mesir menuju ke negeri orang Kanaan, orang Het,
orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus, ke suatu
negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

Berani Transaksi

Berani Transaksi


Lukas 14 : 28–33

14:28Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara
tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk
menyelesaikan pekerjaan itu?
14:29Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat
menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia,
14:30sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup
menyelesaikannya.
14:31Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak
duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia
sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang?
14:32Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk
menanyakan syarat-syarat perdamaian.
14:33Demikian pulalah tiap-tiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan
dirinya dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku.


TUHAN menyelamatkan kita supaya kita berbuat baik, seperti yang dipersiapkan
oleh-NYA sebelumnya. Kitabisa mencapai kebaikan yang TUHAN kehendaki apabila
kita bersedia barter dan berani melakukan transaksi. Kemustahilan untuk menjadi
sempurna tidak mustahil lagi asalkan kita berani bertransaksi; kita berani
barter. Kita harus bersedia melakukan apa pun yang TUHAN kehendaki kita
lakukan.

TUHAN Yesusberkata, "Jika kamu tidak melepaskan dirimu dari apa yang kamu
miliki, kamu tak dapat menjadi murid-Ku." (ay. 33) Inilah transaksi atau barter
itu. Melepaskan diri dari segala milik artinya adalah melepaskan segala
keterikatan, keinginan duniawi, cita-cita dan kepentingan pribadi, dan segala
filosofinya yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH. Kita tidak boleh terikat
kepada apapun dan siapapun juga yang berpotensi mengalihkan fokus kita dari
BAPA. Intinya, kita harus terikat kepada BAPA saja. Jadiharuslah melekat di
pikiran kita, bahwa untuk bisa mengerjakan keselamatan, untuk bisa mencapai
kebaikan yang dikehendaki TUHAN, kita harus berani bertransaksi.

Itulah sebabnya TUHAN Yesus mengingatkan, bahwa kalau kita mau mengikut DIA
menjadi murid-NYA, kita harus menghitung dahulu anggarannya (ay. 28–32). Karena
tidak mungkin kita bisa menjadi murid-NYA dan menyambut karya Roh Kudus dalam
hidup kita, kalau hati kita masih penuh dengan percintaan dunia. Orang yang
masih mencintai dunia tidak akan pernah mengerti kebenaran. Hanyaorang yang
mempunyai komitmen untuk tidak duniawi, tidak materialistik dan tidak terikat
dengan kesenangan dunialah yang akanmemperoleh pengertian-pengertian baru
terhadap harta yang sesungguhnya, yaitu kebenaran.

Jadi itulah syarat untuk mencapai kebaikan yang dikehendaki TUHAN, untuk bisa
mengerjakan keselamatan yang diberikan TUHAN; yang adalah usaha TUHAN
mengembalikan manusia pada rancangan-NYA. Sekali lagi ini hal yang mustahil
bagi manusia, sebab manusia pada umumnya tidak mampu melepaskan dirinya dari
apa yang dimilikinya. Itulah harganya dalam transaksi ini, apakah kita bersedia
dan sanggup membayarnya dengan menukar (barter) segala percintaan dunia kita
untuk kemudian mengerjakan keselamatan dari ALLAH kita, yaitu dikembalikan
kepada rancangan TUHAN yang semula? Maukah kita melakukan sesuatu yang mustahil
bagi manusia lain?

Ingat, karena TUHAN telah menembus kemustahilan untuk merebut kita dari tangan
kuasa kegelapan, IA juga menyediakan segala fasilitas kepada manusia untuk
kembali kepada rancangan TUHAN yang semula melalui Roh dan Firman-NYA.
Keputusan ada di tangan kita, apakah kita berani menyambutnya dengan barter.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

http://virtuenotes.blogspot.com adalah renungan harian online yang hadir bagi
setiap umat Kristiani yang rindu menjadi anak TUHAN sepenuhnya. Anda bisa
subscribe di sana guna mendapatkan Renungan Virtue Notes setiap hari di inbox
email Anda.


GBus,
http://virtuenotes.blogspot.com

Spread The Word through Social Media? Why not?
FB : virtue.notes@gmail.com


Renungan Virtue Notes on Twitter:
http://twitter.com/virtuenotes

Renungan Virtue Notes on Posterous:
http://virtuenotes.posterous.com/

Renungan Virtue Notes on Tumblr:
http://virtuenotes.tumblr.com/

Renungan Virtue Notes on Mim:
http://mim.yahoo.com/virtuenotes

Renungan Virtue Notes on Foursquare:
http://foursquare.com/user/virtuenotes


[Non-text portions of this message have been removed]

Renungan GRM

Renungan GRM


"Segala jalan org adalah bersih menurut pandangannya sendiri,tetapi Tuhanlah yg menguji hati" Ams 16:2~ tiap hari kah kita pakai "cermin rohani" spt kita bercermin setiap hari? hati2 dng sikap hati yg selalu merasa benar.. ~GATE OF RESTORATION MINISTRIES~

KASIH YANG BERBEDA

KASIH YANG BERBEDA


Suatu kali saya mendengar seorang anak perempuan berkata kepada ibunya
demikian, "Bu, kok guru Sekolah Minggu tuh beda dengan guru di
sekolah, ya?" Ketika sang ibu memintanya memperjelas maksudnya, ia
berkata, "Kalau ada anak bandel di sekolah, pasti akan dimarahi. Tapi
kalau di Sekolah Minggu, kok anak bandel justru dipeluk?" Saya jadi
tercenung. Tentu saja tidak semua guru sekolah bersikap begitu. Namun,
pengalaman anak tersebut bisa menggambarkan bahwa sikap "berbeda" dari
guru Sekolah Minggu itu membuatnya tak takut atau malas beribadah.
Sebab apa pun keadaannya, ia tahu guru-guru punya kasih yang cukup
besar untuk menerimanya. Kasih Tuhan bagi manusia juga "berbeda". Tak
biasa, bahkan tak masuk akal. Bagaimana tidak? Manusia yang gagal
menjalankan hukum-Nya, malah dijangkau dan dipeluk-Nya. Manusia yang
sudah tidak diterima manusia lain, yang sudah dijauhi dan dikucilkan
masyarakatnya, seperti Zakheus (Lukas 19:1-10) dan wanita Samaria
(Yohanes 4:4-19), malah dihampiri Tuhan. Dan, kasih-Nya yang besar
itu, menyelamatkan jiwa mereka. Kasih Tuhan yang berbeda inilah yang
mesti diteruskan anak-anak Tuhan kepada orang-orang yang menjalani
hidup dengan "nakal, bandel", agar mereka selamat. Anak Tuhan perlu
menunjukkan kasih yang berbeda, lebih dari yang biasa dilakukan
kebanyakan orang. Yakni dengan bersikap lemah lembut, dengan berbelas
kasihan pada jiwa mereka, yang perlu diselamatkan (2 Timotius 2:25).
Bahkan orang yang sudah tidak diterima di mana pun, harus dapat
diterima oleh anak-anak Tuhan, dengan kekuatan kasih Allah. Kasih itu
dapat memenangkan jiwa mereka --AW

HATI SESEORANG BISA TERBUKA MENDENGAR INJIL DENGAN RELA
KETIKA KASIH MENJADI KUNCI PEMBUKANYA


2 Timotius 2:23-26

23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,
sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas
dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Apakah yang lebih penting

"Apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?"


(2Tes 1:1-5.11b-12; Mat 23:13-22)

"Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, karena kamu menutup pintu-pintu Kerajaan Sorga di depan orang. Sebab kamu sendiri tidak masuk dan kamu merintangi mereka yang berusaha untuk masuk. [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti akan menerima hukuman yang lebih berat.] Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu? Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat. Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?"(Mat 23:13-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Setiap hari kiranya kita berdoa `Bapa kami', jika tidak melupakan kebutuhan doa harian. Dalam doa Bapa kami antara lain kita berdoa/berkata "Dimuliakanlah namaMu…..di atas bumi seperti di dalam sorga". Dengan kata lain kita mendambakan cara hidup dan cara bertindak yang memuliakan Tuhan dalam situasi dan kondisi apapun dan dimanapun. Memuliakan Tuhan berarti menomorsatukan atau mengutamakan Tuhan di dalam segala sesuatu. Maka sabda atau pertanyaan Yesus kepada para ahli Taurat dan orang-orang Farisi "apakah yang lebih penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?" baik menjadi permenungan atau refleksi kita semua. Apakah yang lebih penting harta benda/uang atau kesucian hidup? Makanan dan pakaian atau manusia, tubuh atau jiwa? Sebagai orang beriman sejati tentu saja kita akan memilih dan mengutamakan kesucian hidup manusia alias keselamatan jiwa manusia. Maka marilah keselamatan jiwa manusia senantiasa kita jadikan acuan atau barometer keberhasilan cara hidup dan cara bertindak kita, bukan harta benda, uang atau aneka hal-hal duniawi. Sekiranya kita kaya akan harta benda atau uang hendaknya memfungsikannya untuk mengusahakan kesucian hidup atau keselamatan jiwa kita sendiri maupun mereka yang kena dampak hidup dan tindakan kita. Dalam dunia pendidikan hendaknya ledih diutamakan agar para peserta didik lebih tumbuh berkembang sebagai pribadi yang baik dan cerdas spiritual daripada kecerdasan intelektual atau kepandaian.
• "Allah kita menganggap kamu layak bagi panggilan-Nya dan dengan kekuatan-Nya menyempurnakan kehendakmu untuk berbuat baik dan menyempurnakan segala pekerjaan imanmu, sehingga nama Yesus, Tuhan kita, dimuliakan di dalam kamu dan kamu di dalam Dia, menurut kasih karunia Allah kita dan Tuhan Yesus Kristus." (2Tes 1:11b-12). Kita semua dipanggil untuk menyempurnakan kehendak untuk berbuat baik dan segala pekerjaan iman kita, maka marilah kita saling membantu dan mengingatkan dalam melaksanakan tugas panggilan ini. Dengan kata lain kita semua diharapkan semakin baik, yang antara lain ditandai senang berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku secara universal, dimana saja dan kapan saja, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Sekali lagi saya katakan bahwa perbuatan baik adalah yang menyelamatkan jiwa manusia Masing-masing dari kita kiranya telah menerima kebaikan Allah secara melimpah ruah melaui mereka yang telah berbuat baik kepada kita atau mengasihi kita, sehingga kita dapat tumbuh berkembang dan hidup sebagai mana adanya pada saat ini. Maka untuk meningkatkan perbuatan baik berarti dengan suka rela berani menyalurkan atau meneruskan kebaikan-kebaikan yang ada pada diri kita masing-masing. Kami percaya bahwa dalam diri kita masing-masing apa yang baik lebih banyak daripada apa yang buruk, maka berikanlah apa yang baik kepada orang lain, lebih-lebih nilai-nilai atau keutamaan-keutamaan hidup. Nilai atau keutamaan hidup semakin dibagikan atau diberikan kepada orang lain tidak akan berkurang sedikitpun, bahkan semakin bertambah, semakin handal, kuat dan mendalam. "Ilmu iku kelakone kanthi laku" = nilai atau keutamaan kehidupan itu terjadi karena dihayati atau dilaksanakan, bukan dikatakan atau dijadikan bahan diskusi.

"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi! Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari. Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib di antara segala suku bangsa. Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah. Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi TUHANlah yang menjadikan langit." (Mzm 96:1-5)

Setengah Masa Hidup Kita Habis Bersama Teknologi

Setengah Masa Hidup Kita Habis Bersama Teknologi


Kita menghabiskan hampir setengah dari waktu bangun kita untuk online, menelepon, atau menonton televisi, menurut hasil sebuah survei di Inggris. Demikian ditulis Media Indonesia.

Menurut survei itu, rata-rata orang dewasa bangun selama 15 jam 45 menit dalam sehari dan sekitar 45 persen dari waktu itu dihabiskan dengan penggunaan teknologi.

Berdasarkan hasil survei banyak dari kita mengalami peningkatan kemahiran dan bisa melakukan berbagai hal dengan teknologi itu pada saat bersamaan - pengguna komputer yang mengirim email sambil mendengarkan musik atau menonton televisi, atau berkirim sms dan berselancar di internet pada saat yang bersamaan.

Masih berdasarkan hasil survei sebagian orang dapat menghabiskan antara delapan hingga tujuh jam sehari dalam menggunakan internet.

Informasi itu terdapat dalam laporan tahunan badan pengatur siaran Inggris Ofcom Communications Market.

Masyarakat berusia antara 14 dan 24 tahun adalah yang paling terampil menjalankan berbagai hal sekaligus - Multi Tasking - mereka memanfaatkan waktu dengan media antara lima hingga kurang dari dua jam sehari.

Orang dewasa menonton video berdurasi 212 menit - termasuk televisi, klip online, progam televisi dan DVD- setiap hari.

Penggunaan media memuncak pada jam 9 malam, yang didorong oleh tayangan prime time televisi.

Rata-rata warga Inggris menghabiskan 91 menit sehari dalam mendengarkan radio, sekitar 90 menit sehari dihabiskan untuk sms, jejaring sosial dan beremail.

Sementara itu, usia diatas 55 tahun mengalami peningkatan penggunaan komputer dimana setengahnya mengakses pita lebar - kebanyakan untuk email.

Minat mereka dalam jejaring sosial memiliki jumlah ganda dalam 2 tahun terakhir, dengan sekitar 12 persen dari peselancar di atas 50 tahun kini anggotanya.

Philips mengatakan : "Orang yang lebih muda telah menunjukkan perubahan yang besar dalam bagaimana kita menggunakan media. tetapi pembagian antara yang muda dan tua dalam penggunaan teknologi mulai menyempit."

Lebih dari 70 persen orang memiliki akses terhadap komputer di rumahnya, sepertiganya menggunakan komputer saat bekerja.

Ada juga ledakan jumlah penggunaan telepon genggam untuk menjelajah internet, mulai dari 9 juta menjadi 13,5 juta hanya dalam setahun, hal ini terutama didorong meningkatnya kepopuleran telepon pintar seperti iPhone.

Bagaimanapun, survei itu juga memuat berita baik untuk mereka yang takut kematian dari media tradisional akibat internet.

Dalam setahun terakhir di Inggris 24 juta perangkat TV high definition terjual dan sekitar 5 juta rumah kini menonton saluran HD (High Definitions).

Kepopuleran TV telah terangkat oleh kuatnya pertumbuhan dari perekam video digital, sekitar 37 persen dari rumah tangga kini memilikinya.

Roma 10:14-15 mengatakan: "Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

Jelaslah dalam konteks modern agar banyak jiwa diselamatkan, kita harus mengoptimalkan tehnologi internet dan multi media, karena cara berkomunikasi inilah yang kini terbukti menjadi gaya hidup manusia saat ini, dibanding sarana khotbah tradisional dan sejenisnya.

Setiap kita diutus untuk menyampaikan kabar baik, dan kini kita pun harus mampu mengoptimalkan internet dan multi media untuk menyampaikan kabar baik keseluruh dunia.

JIKA INTERNET DAN MULTI MEDIA TIDAK DIOPTIMALKAN UNTUK MENGABARKAN KABAR BAIK, KABAR KESELAMATAN, MAKA KABAR BURUK LAH YANG AKAN MENGUASAINYA

Ayat Alkitab: Roma 10:13-17

10:13

Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.

10:14

Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?

10:15

Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"

10:16

Tetapi tidak semua orang telah menerima kabar baik itu. Yesaya sendiri berkata: "Tuhan, siapakah yang percaya kepada pemberitaan kami?"

10:17

Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.


http://www.wilotocorp.com

Keringkihan

Keringkihan


Hidup Dalam Perlindungan TUHAN


Yakobus 4 : 13–15


4:13 Jadisekarang, hai kamu yang berkata: "Hari iniatau besok kami berangkat ke
kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat
untung",
4:14 sedang kamu tidak tahu apa yang akanterjadi besok. Apakah arti hidupmu?
Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
4:15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup
dan berbuat ini dan itu."


TUHAN lah Perlindunganku", demikian kita nyanyikan lagu di gereja. Tetapi tanpa
disadari, banyak orang tidak mengerti apa artinya berlindung kepada TUHAN itu.
Buktinya, mereka merasa sudah atau sedang berlindung kepada Tuhan, padahal
mereka menolak perlindungan TUHAN. Bagaimana hal ini terjadi?

Manakala seseorang dalam keadaan tanpa masalah dalam segala segi kehidupannya,
ia tidak sungguh-sungguh berlindung kepada TUHAN. Setelah masalah timbul,
barulah ia berurusan dengan TUHAN. Kalau begitu TUHAN dipandang laksana ban
serep: kalau ban tidak pecah, tak akan dicari; TUHAN disamakan dengan rumah
sakit, kalau orang tidak sakit parah, tidak perlu berurusan dengannya. Padahal
kita sangat membutuhkan perlindungan TUHAN setiap saat, tanpa mengurangi bahwa
tetap ada bagian tanggung jawab kita yang memang harus kita lakukan. Contoh:
Mengendarai motor tidak ugal-ugalan, karena tidak ingin mendapat kecelakaan di
jalan.

Ada pengertian penting yang harus dipahami untuk hidup dalam perlindungan
TUHAN. Seseorang tidak dapat membutuhkan dan berlindung kepada TUHAN, kalau
tidak mengakui bahwa dirinya adalah mahkluk yang sangat lemah dan ringkih.
Bukankah Alkitab berkata hidup manusia seperti uap? Karena itu kita harus
memahami kenyataan mengenai keringkihan manusia.

Pertama, manusia memiliki tubuh fana yang kemampuannya sangat terbatas. Tubuh
manusia yang telah jatuh dalam dosa sangat rapuh, bukan bertulang besi, berotot
kawat dan berkulit baja. Kunjungi rumah sakit dan akan kita sadari betapa
rapuhnya tubuh manusia.

Kedua, manusia hidup di dunia yang penuh bahaya melampaui kekuatan dirinya. Di
masa depan, manusia lebih diperhadapkan dengan keadaan dunia yang penuh ancaman
seperti bencana alam, bencana buatan manusia, epidemi penyakit dan sebagainya.

Ketiga, adanya kuasa gelap yang jahat, yang berusaha menyeret kepada kegelapan
abadi. Ingat, bahaya iblis bukan pada sepak terjangnya yang membuat hidup
manusia sengsara di dunia ini, melainkan pada usahanya mempersiapkan manusia
menjadi warga api kekal. Kalau iblis hanya membuat manusia sengsara di bumi,
itu bukan masalah sama sekali, justru bisa menguntungkan, karena sengsara di
bumi bisa menggiring manusia ke dalam Kerajaan ALLAH. Berwaspadalah, karena
iblis hanya dapat dilawan dan diatasi jika kita bersama TUHAN.

Kita harus selalu menghayati keringkihan diri kita ini, supaya kita tidak
sombong. Jangan berpuas diri apabila keadaan kita hari ini tanpa masalah, sebab
kita tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Kembangkan sikap rendah hati, dan
dengan tulus kita belajar berlindung kepada TUHAN sembari tetap melakukan
bagian tanggung jawab kita yang memang harus kita lakukan.


Dengan menghayati keringkihan diri kita sebagai manusia, kita belajar hidup
dalam perlindungan TUHAN.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com