Sabtu, 30 Oktober 2010

Kisah Pertobatan Bintang Film Porno

Kisah Pertobatan Bintang Film Porno

Yesus sangat mencintai siapa saja yang mau menerima-Nya sebagai Juru
Selamat, bahkan Shelley Lubben, seorang bintang film porno, bisa Tuhan
jamah, Tuhan menangkan dan hidupnya berubah total. "Sewaktu kamera mulai
merekam, saya merasa sepertinya setan datang kepada saya, dan saya merasa
hampir dapat melihat dia sambil berkata, 'Kau lihat kan Shelley, setiap
orang akan mencintaimu sekarang. Aku akan membuatmu terkenal!'" ujar
Shelley memulai kesaksian hidupnya. Ini adalah ketenaran yang diimpikan
oleh semua orang. Saat Shelley pertama kali diperkenalkan kepada produser
film porno perdananya, produsernya spontan bertanya, "Di mana kamu
mendapatkan wanita yang luar biasa ini?" Dan karir Shelley pun melonjak
dari seorang amatir menjadi seorang yang profesional dalam dunia film
dewasa bersama dengan bintang film porno terkenal lainnya. Shelley Lubben
bahkan memenangkan penghargaan sebagai pendatang baru bintang porno
terbaik. Tapi ketenaran membuatnya harus membayar sebuah harga yang
mahal. "Hal itu menghancurkan saya. Saya kehilangan kefeminiman saya, saya
kehilangan setiap bagian dari Shelley setiap saya memerankan peran porno."
Wanita dari Glendora, California itu, tidak pernah berpikir bahwa hidupnya
akan menjadi seperti itu. Sebagai seorang anak, Shelley membuka hatinya
untuk Kristus dan berharap dia akan menjadi seorang pengkhotbah dan seorang
penulis. "Dulu saya sangat mencintai Tuhan. Dulu Tuhan sering berbicara
kepada saya, dan ketika itu saya suka menulis puisi tentang Dia dan saya
suka pergi dan menceritakan tentang Injil kepada setiap orang yang ingin
mendengarnya. Saya sangat mencintai Tuhan saat saya masih kecil". Namun
cara pandang Shelley tentang cinta berubah. Kepolosan Shelley terenggut
darinya karena sebuah kejadian yang sangat traumatik baginya. "Saat saya
berusia 9 tahun, saya dilecehkan secara seksual oleh seorang remaja
laki-laki dan saudara perempuannya yang mana dia adalah teman sekelas saya.
Sebagai seorang anak kecil, cukup berat membawa beban pedih itu
kemana-mana. Saya tidak tahu bagaimana harus mengatasinya secara emosional.
Saya marah karena saya penasaran tentang seks. Hal itu membuat saya merasa
dicintai sekaligus merasa kotor. Dan saya pun mulai jatuh bangun dalam hal
ini. Pada waktu saya remaja, saya mau menunjukkan hal itu." Shelley
mengubur sakit hatinya dengan seks dan obat-obatan terlarang. Pada waktu
Shelley berusia 18 tahun, orang tuanya tidak dapat menanggung kehidupan
Shelley lagi. Shelley pun berjalan di jalannya sendiri dan ia sangat
membutuhkan uang untuk bertahan hidup. Hingga suatu saat, seseorang
menawarkannya untuk mendapatkan uang dengan mudah. "Seorang yang terlihat
baik menghampiri saya. Dia merangkul saya dan berkata, 'Kamu tahu, ada
seorang pria di dalam apartemen di kompleks itu yang berpikir kalau kamu
sangat cantik dan dia ingin kamu bercinta dengannya. Dia akan memberi kamu
35 dollar'. Dan saya terkejut, tidak tahu harus berkata apa. Saya pernah
berhubungan seks, tapi saya belum pernah menjadi seorang pelacur. Jadi ada
bagian dari diri saya seperti berkata, saya sudah tidak punya apa-apa lagi
untuk dimakan, orang tua saya tidak peduli sama saya, Tuhan tidak pernah
peduli pada saya, jadi kenapa tidak saya terima tawaran ini. Saya juga
sudah tidak peduli lagi akan diri saya sendiri. Dan sejak itulah akhirnya
saya terjun dalam industri seks," ujar Shelley mengisahkan awal dirinya
mengenal dunia prostitusi. Dunia pelacuran pun menjadi jalan hidupnya.
Shelley hamil oleh salah seorang pelanggannya, tapi Shelley memutuskan
untuk tetap membesarkan anak itu seorang diri. Setelah beberapa tahun,
Shelley mulai jatuh bangun menghadapi gaya hidupnya yang berantakan dan
ingatannya kembali kepada hubungan yang pernah dia miliki dengan Tuhan
sewaktu ia kecil. "Saya tidak pernah kehilangan iman saya dalam Tuhan,
tapi saya sudah tidak percaya lagi kepada-Nya. Saat itu saya merasa tidak
bisa lagi mempercayai siapapun dan saya hanya melakukan apa yang menurut
saya memang perlu untuk saya lakukan. Itulah cara saya menimbang dan
menjalani kehidupan saya." Dunia pelacuran lambat laun mulai luntur dalam
hidupnya. Shelley takut diperkosa atau dilempar ke dalam penjara seperti
pekerja seks lainnya. "Namun saat itu ada seseorang yang berkata kepada
saya, 'Kenapa kamu tidak menjadi bintang porno saja?' Saya bilang, 'Porno?'
Mereka bilang, 'Iya!'. Dan saya bilang, 'Saya belum pernah berpikir untuk
melakukan itu. Kamu tahu dari mana?' Dan dia bilang bahwa mereka akan
membayar saya 2000 dollar untuk sebuah film porno. Saya bertanya, 'Itu
untuk satu film?' Saya tidak tahu dunia seperti apa yang akan saya hadapi
saat itu, mungkin seperti pelacuran, hanya saja yang ini legal. Jadi saya
tidak perlu masuk penjara. Dan tawaran itu sangat menggiurkan bagi saya."
Tapi Shelley tidak tahu tentang harga yang harus ia bayar sebagai seorang
bintang film porno. Pada hari pertama saat shooting akan berlansung, dia
pun menemukan jawabannya. "Tepat pada saat saya memasuki adegan itu,
rasanya seperti ada restu dari setan dan urapan kegelapan yang jatuh pada
saya. Sesuatu yang menakutkan, sesuatu yang sangat gelap. Tidak seperti
dunia pelacuran, sepertinya saya tahu kalau saya berada dalam teritorinya
iblis. Seperti diperhadapkan dengan setan, saya sungguh tidak percaya bahwa
saya akan melakukan hal ini!" Namun Shelley mampu melewati hal itu dan
karirnya melonjak. Ketenaran dan kekayaan menjadi suatu hal yang adiktif.
Di balik layar, Shelley hancur. "Saya pikir saya tidak akan pernah keluar
dari pornografi karena saya merasa tidak ada pilihan lain untuk saya!" Di
saat-saat yang paling gelap dalam kehidupannya, Shelley merasakan kasih
Tuhan menjamahnya. Bahkan Shelley mulai merasakan Roh Tuhan sebelum dia
berpose di depan kamera. "Tuhan seperti hadir di ruangan itu dan berkata,
'Tolong jangan lakukan ini!' Tuhan benar-benar hadir! Dia berkata,
'Shelley, tolong jangan lakukan hal ini!' Dan saya berkata, 'Ya, tapi
Engkau tidak memelihara hidup saya. Apa yang harus saya lakukan? Saya mahir
dalam hal ini. Mereka mencintai saya. Mereka pikir saya hebat. Orang tua
saya saja tidak peduli. Dan Tuhan, Engkau juga tidak peduli pada saya!'
Tapi Yesus berkata, 'Aku peduli! Aku sudah menanggung semuanya di kayu
salib untuk kamu. Aku sudah bayar semuanya di sini. Aku mengampuni kamu.'
Dan saya berkata, 'Bagaimana bisa Engkau mengampuni saya? Saya sudah
melakukan banyak hal yang sangat buruk!'" kisah Shelley sambil menangis.
Shelley tidak siap untuk menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Tapi dia sudah
tidak menjadi bintang film porno lagi. Shelley terkena penyakit kelamin dan
secara diam-diam meninggalkan dunia film dewasa. Panggilan untuk bangkit,
kembali datang dalam hidupnya. "Saya mengalami sebuah kecelakaan mobil
yang sangat parah. Mobil yang saya naiki terguling-guling dan saya yakin
saat itu saya pasti mati. Saya pasti mati dalam kecelakaan ini. Saya yakin
saya pasti akan masuk neraka. Itu hal pertama yang muncul dalam pikiran
saya, saya pasti masuk neraka! Tapi ternyata saya selamat tanpa lecet
sedikitpun. Saya bilang, Tuhan benar-benar sedang berbicara kepada saya.
Saya tidak akan kembali menoleh ke belakang. Tuhan yang tahu apa yang akan
saya lakukan selanjutnya. Tepat setelah itu saya bertemu dengan seseorang
yang sekarang sudah menjadi suami saya, Garrett," kisah Shelley
menceritakan bagaimana Tuhan menyatakan kuasa-Nya atas hidupnya. Garrett,
suami Shelley saat ini, menceritakan mengenai awal hubungannya dengan
Shelley. "Waktu itu saya sedang berada di titik terbawah dalam hidup saya.
Saya mulai memakai obat-obatan terlarang. Waktu saya bertemu Shelley, saya
bertemu dengan seseorang yang berada di level hidup yang sama dengan saya,
dan kami mulai menjadi sahabat baik. Kami tidak dapat dipisahkan. Saya
tidak pernah berhasrat untuk melakukan hubungan seksual dengan Shelley,
hubungan kami seperti sahabat. Cerita tentang Tuhan dan Yesus saat kami
masih kecil mulai membangun kami, dan kami pun memiliki hubungan
persahabatan yang semakin erat. Dan kami benar-benar menyadari bahwa
hubungan kami mulai menuju ke arah yang berbeda." Pria yang awalnya adalah
sahabatnya tak lama kemudian menjadi suaminya. Bersama-sama, Shelley dan
Garrett kembali kepada Yesus. Dan Tuhan menolong mereka dengan membersihkan
kehidupan mereka. "Saya mulai melihat Tuhan sebagai sosok Bapa. Bukan
seperti Tuhan yang ada di langit dan berkata supaya kita harus mengikuti
segala perintah-Nya, kalau tidak kita akan dihukum. Tuhan menjadi seperti
seorang Bapa untuk saya," ujar Shelley mengisahkan awal pemulihan dalam
hidupnya. Tuhan secara ajaib menyembuhkan penyakit kelamin Shelley. Namun
pemulihan dirinya secara emosional memerlukan waktu yang cukup lama.
Shelley bergumul untuk belajar menjadi seorang istri dan ibu dari 3 orang
anak perempuan. Shelley mempelajari Alkitab untuk menemukan
jawabannya. "Saya harus belajar untuk mengampuni setiap orang karena saya
menyalahkan semua orang atas segala hal yang terjadi dalam kehidupan saya.
Jadi Tuhan ajarkan saya tentang pengampunan, karena kalau Tuhan telah
mengampuni saya, kenapa saya tidak bisa mengampuni orang lain?" Shelley
juga telah mengampuni dirinya sendiri dan dia telah meninggalkan masa
lalunya untuk selamanya. "Sewaktu kita secara sadar mempraktekkan prinsip
firman Tuhan, lambat laun hal itu akan menjadi kebiasaan dan terjadi dengan
sendirinya di dalam diri kita. Merupakan hal yang alami bagi saya untuk
melakukan firman Tuhan dari 2 Korintus 10:5 (Kami mematahkan setiap siasat
orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia
untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan
menaklukkannya kepada Kristus). Sudah menjadi hal yang alami bagi saya
untuk menaklukkan segala pikiran yang negatif. Perlu waktu bertahun-tahun
bagi saya untuk mempraktekkan hal itu, karena bisa Anda bayangkan bahwa
saya memiliki banyak pikiran negatif yang harus ditaklukkan. Setan akan
berulang-ulang berkata kepada saya ini adegan filmnya, ini skenarionya,
ingat bahwa kamu dulu adalah seorang pelacur. Hal itu datang bertubi-tubi
selama proses pemulihan itu. Karena itu saya harus memilih untuk
mempercayai Firman Tuhan," Shelley mengisahkan proses pemulihan yang
terjadi dalam hidupnya. Saat ini Shelley pada akhirnya dapat membagikan
kebebasan yang dia temukan dalam Kristus kepada anak-anaknya dan juga
kepada dunia. "Tuhan berkata kepada saya bahwa tidak satu ons pun dari
sakit hati yang pernah saya alami menjadi sia-sia dan tidak mendatangkan
kebaikan. Yesus sangat setia kepada saya. Dalam setiap hal Dia sungguh
setia," ujar Shelley menutup kesaksiannya. Tuhan tidak pernah sedikitpun
melupakan Anda. Sekali Anda pernah berada di genggaman-Nya, tak akan ada
satu kuasa pun yang sanggup mengambil Anda dari genggaman kasih Tuhan.
Jangan pernah lupakan kasih-Nya dalam hidup Anda yang terkelam sekalipun.
(Kisah ini ditayangkan 27 November 2008 dalam acara Solusi Life di
O'Channel) Sumber : Shelley Lubben/jawaban.com

New Age Movement (NAM) (oleh J van Tiel)

NEW AGE MOVEMENT
DR. Julia Maria van Tiel
antropologi kesehatan

NAM apakah itu?
�Suatu kepercayaan alternatif baru
�Gerakan spiritual dalam milenium baru (Age Aquarius dalam astrologi)
�Melakukan �hare�pencerahan dan keharmonisan menuju New World Order
�Berdasarkan pada Monism (all in one), Phantheism (all is God), Tuhan impersonal, dan mistisism
�Kembali kepada Agama2 Timur (Hindu, Budha, Tao) agama Pagan, dan agama-agama Samawi.
�Synkretisme dan dapat muncul dalam warna warni ataupun agama tertentu.

NAM sebagai payung gerakan
�NAM tidak ada organisasi
�Gerakan dengan interesnya masingmasing (pendidikan, kesehatan, politik, ekologi, human potensial & motivator, guru spiritual, astrolog, dlsb)
�Menyiarkan visi humanisme, perdamaian, anti peperangan, dan rasa cinta

Karakteristik NAM
�Mengunduh dari berbagai sumber (religi, kepercayaan, budaya & science)
�Semua agama equal dan universal
�Sinkretik dengan berbagai agama
�Adaptif dengan pseudoscience
�Tidak mengenal konsep Nabi, malaikat, wahyu, setan, surga, neraka, dosa, pahala, tetapi enerji postip dan negatip
�Tidak mengenal Imam, tetapi Master dan Guru
�Tuhan yang impersonal berada dalam semua individu
�Percaya karma dan reinkarnasi


Theologi dalam NAM
�Monism �Tuhan satu untuk semua religi �wholeness (all in one)
�All is GOD (Tuhan impersonal)
�Tuhan dalam diri manusia (Man is God)
�Mental spiritual (Mind) merupakan kebenaran yang tertinggi
�Reduksi dalam bentuk enerji �inner energy (the power of God �eternal wisdom)
�Inner Energy mempengaruhi fisik dan badan astral (roh, jiwa)
�Sehat dipengaruhi oleh keseimbangan body �mind �soul
�Percaya akan datangnya New Age Messiah di abad ini (Indigo, Blue Star Children, Crystal Children)


Synchronity menuju keharmonisan
�Synchronity �share spiritual dengan sesama manusia
�Synchronity dapat tercapai jika setiap individu mempunyai keseimbangan body �mind �soul
�Synchronity akan mencapai dunia yang harmonis
�Tidak ada dominasi gender


Eat Pray & Love
Setiap pasangan akan tidak bahagia dan cerai akibat tidak ada synchronity spiritual antar suami istri. Agar synchronity dapat dicapai maka setiap individu harus mempunyai balancing dari body-mindsoul.

Dengan demikian kehidupan universe akan harmonis.


Sejarah
�Awal perkembangan transendental masy Eropa (Ralph Waldo Emerson 1803-1882); perkemb Theosophy dr Helena P Blavaktky - Rusia (1831-1891);perkem. Antroposophy dari Rudolf Steiner
�Jerman (1861-1925); Carl Jung �Swiss (1875 �1961)
�Berkembang di Inggris dibawa ke Amerika dan menyebar ke seluruh dunia
�Dimulai sekitar tahun 1960 �1970 (Flower Power, Flower Generation)
�Sebagai akibat dari stagnasi beragama
�Kehidupan sekuler
�John Lenon dengan musik Imagine mendedangkan love, peace, not war

Tokoh-tokoh
�Krishna Murti �theosof asal India, dikenal inkarnasi dari Mahatera Bodisatva
�Deepak Chopra �guru New Age, dokter holistik pengobatan ayurveda
�Fritjof Capra- ahli fisika Amerika asal Austria yang memadukan antara ilmu fisika dan mistik. Penulis buku2 new age, dan pendiri Center for ecoliteracy dan mempromosikan �cology & systems thinking�bagi anakanak sekolah.
�Stephen Covey �ekonom Amerika penulis buku best seller �even Habits of Highly Effective People, yang mana bukunya bukan saja menjadi buku pegangan pebisnis tetapi juga masuk ke kelompok guru.


Tokoh-tokoh
�Merilyn Ferguson �jurnalis majalah new age movement, penulis buku-buku antara lain yang terkenal The Aquarian Conspiracy
�AndrewWeil �dokter holistik bio-psiko-sosial-spiritual yang mengajarkan selfhealing, pengobatan dari dalam diri.
�Benyamin Creme �founder Yayasan Share International yang menyebarluaskan pemahaman NAM melalui kuliah-kuliah di berbagai negara. Ia mengaku
dirinya sebagai titisan Lord Maitreya.
�Alice Bailey �asal Inggris, penulis dan guru astrologi, spiritual, pengobatan dari dalam, dan occultisme.


Aquarian Conspiracy
(dari Merilyn Ferguson)
�Berawal dari transformasi spiritual (perubahan paradigma)
�Tingkat individu (perubahan pikiran dan spiritual)
�Tingkat masyarakat
�The whole earth conspiracy (negara tanpa batas, budaya sama, spiritual sama)


New Age Properties
�Musik & video, aroma untuk meditasi
�Amulet, perangkat astrologi, peramalan, neurofeedback, perangkat hipnose
�Psycho-therapuitik properties
�Obat-obatan back to the nature
�Makanan back to the nature


New Age Ritual
�Tidak ada seremoni ritus lintas sebagaimana agama Pagan
�Inisiasi membuka inner energy (Chi, Kundalini, aura, gelombang alpha)
�Meditasi
�Krisis karena spiritual belum lengkap


New Age Medicine
�Umumnya supranatural
�Etiologi penyakit karena masalah gangguan keseimbangan body-mind-soul
�Gangguan vibrasi negatip
�Semua terpusat pada masalah inner energy


Sistem pengobatan
�Holistik (bio-psiko-sosio-spiritual), dari dalam, selfhealing
�Balancing body-mind-soul
�Melalui peningkatan the inner energy
�Melalui kontempelasi (berimajinasi radikal)
�Menghindari hal-hal bervibrasi negatip (makanan, emosi, situasi)


Sistem perawatan kesehatan
�Holistik bio-psiko-sosio-spiritual
�New Age Diet (vegetarisme, vegan, Stone Age Diet)
�Meditasi mencari keseimbangan bodysoul-mind
�Back to the nature (hutan, laut, gunung)


Praktek pengobatan NAM
NAM banyak mengambil berbagai metoda terapi mulai dari yg tradisional s/d moderen dikombinasi dengan inner energy balancing dan konsentrasi memperbaiki brain wave (gelombang otak)
�Akupuncture, chiropractice, iridiology, brain gym, muscle touch, biofeedback dll


NAM & psikologi
�Fokus pada human potential & motivasi:
- dengan pemahaman all is God, Tuhan dalam setiap individu, humanity is GOD, maka manusia bisa meningkatkan kemampuan tanpa batas;
menggunakan metoda hipnose serta memotivasi secara radikal (Contoh NLP)
�Menggunakan teori psikologi transpersonal dari Carl Jung
�Lebih banyak masuk ke jalur perdagangan melalui seminar2 dan pelatihan (motivasi) mahal.

NAM & PSIKOLOGI
�Berbicara tentang mencapai memori fotografis
�Kesimbangan otak kiri dan kanan (IQ otak kiri; EQ & SQ otak kanan)
�Berupaya mencapai tingkat inteligensi yang paling tinggi
�Self suggestion


NAM & Fisika Murni
�Fisika murni (fisika kuantum dari Wolfgang Pauli�tentang atom, gelombang, dan enerji) diadopsi oleh Carl Jung untuk menjelaskan mental state dan spiritual yang sebenarnya tidak dilandasi oleh bukti ilmiah, experimen, dan matematika
�Fisika murni menjelaskan tentang fisik bukan non-fisik sebagaimana spriritual


NAM & Neuroscience
�Memanfaatkan pengertian brain wave untuk menjelaskan conciousness state
�Menggunakan teknologi biofeedback untuk meningkatkan conciousness state dan inner energy
�Menggunakan organ otak sebagai icon


God Spot
�Dipahami oleh New Ager bahwa Tuhan
berada di dalam otak manusia
�Berawal dari penelitian oleh tim neurologi
universitas California pada pasien epilepsi
yang mengalami serangan dg trigger katakata
tertentu dalam kegiatan spiritual.
Terdapat aktivitas meningkat pada lobus
temporalis.
�Penelitian selanjutnya pada eksperimen
kegiatan spiritual menunjukkan aktivitas ada
di berbagai bagian otak. Namun belum
dilakukan uji perbedaan dengan kegiatan
lain yang menggunakan juga konsentrasi.
�God Spot membawa konflik dengan agamagama
langit �sebab NAM mengatasnamakan
sebagai hasil penelitian ilmiah.

NAM & Science
�Tidak bisa tunduk pada scientific truth karena
the inner energy adalah yang paling sakral.
�Akibat dari pendekatan holistik menyebabkan
science akhirnya menjadi pseudoscience tetapi
diakui sebagai kebenaran (penggunaan fisika
kuantum untuk menjelaskan spiritual,
penggunaan neuroscience sebagai klaim
pengilmiahan proses peningkatan the inner
energy; )
�Mencampuradukkan science dan konsep
keTuhanan
�Mengutamakan testemoni


NAM & Science
�Penyalahgunaan penjelasan dan digunakan
secara salah ttg kecerdasan, kognitif, fungsi otak
kiri dan kanan.
�Tidak menggunakan dasar penelitian empirik
tetapi menggunakan testemoni, karena masalah
science dikaitkan dengan spiritual yang hanya
dapat dirasakan oleh si orang itu sendiri.
�Mengkritiki science dalam NAM dituntut untuk
merasakannya sendiri terlebih dahulu.

NAM & Pendidikan
�Keluarga dan anak sekolah menjadi sasaran
utama
�Menisbikan keunikan anak (mis. Stephen Covey
dlm The Seven Habit Highly Effective People )
�Ke arah holistik education (transpersonal
education termasuk: yoga, right brain learning,
meditation, centering, guided imagery, confluent
education, dll)
�Global education mengikuti agenda politik NAM
(brotherhood, one world goverment)
�Pengajaran agama yang sinkretik.

NAM vs Ilmu Pendidikan
�Kejeniusan dalam NAM didapatkan melalui
pelatihan meningkatkan the inner energy.
Semakin tinggi pelatihan dipercaya
semakin tinggi tingkat inteligensi
�Kejeniusan dalam ilmu kependidikan
adalah natur genetik +
pendidikan/pelatihan hingga menghasilkan
preastasi luar biasa


NAM & Parenting
�Memanfaatkan hipnose dan suggestion
�Menisbikan faktor genetik
�Menggunakan sudut neuroscience untuk
menjelaskan masalah perkembangan otak anak
dan bayi
�Merangsang perkembangan otak dengan musik,
menghindari vibrasi negatip, meningkatkan
vibrasi positip dengan cara memberikan kasih
sayang, makanan new age diet, hindari stress
dan melahirkan dengan cara normal


NAM & dunia usaha
�Menggunakan filosofi, konsep, logo,
slogan NAM dalam marketing
�Memberikan janji hidup yang lebih baik
�Membentuk komune dunia usaha
bertingkat-tingkat dengan berbagai
macam interes dan bonus
�Anggota (dunia usaha) mempunyai tugas
mencari anggota baru


NAM & ekonomi sistem
�Universal Enlightened Production (terpusat
pada kebutuhan spiritual individu)
�Higher consiousness = higher income


NAM & Politik
�Membangun networking di tingkat bawah
kemudian ke atas
�Membangun konspirasi
�Menuju new world order di bawah
konspirasi new age movement


NAM & perubahan masyarakat
�Menuju perubahan tata nilai
�Transformasi akibat dari perubahan
paradigma di tingkat individu
�Falsafah universalitas dalam agama
�Universalitas budaya


New Age & Agama
�Norman L. Geisler focuses on 14 doctrines typical of New Age
religions:
1) an impersonal god (force)
2) an eternal universe
3) an illusory nature of matter
4) a cyclical nature of life
5) the necessity of reincarnations
6) the evolution of man into godhood
7) continuing revelations from beings beyond the world
8) the identity of man with God
9) the need for meditation (or other consciousness-changing
techniques)
10) occult practices (astrology, mediums and so forth)
11) vegetarianism and holistic health
12) pacifism (or anti-war activities)
13) one world (global) order
14) syncretism (unity of all religions)
(Norman L. Geisler, professor of Systematic Theology at Dallas
Theological Seminary (1989): "The Age Old New Age Movement" )


Dampak praktek new age dalam
psikiatri/psikologi
�Akibat praktek spiritual radikal
menyebabkan gangguan psikiatri dan
perilaku ( dellusion grandeur, halusinasi,
psikose, schizophrenia)


NAM & Konflik
�Dengan agama-agama lain
�Dengan kelompok ilmuwan
�Dengan kelompok ahli kependidikan dan
guru
�Dengan bidang kesehatan
�Dengan ahli filsafat


Mengatasi dampak kejiwaan akibat
praktek spiritual
Spiritual Problems �DSM IV V62.89
1 Spiritual emergence
2 Spiritual problems
3 Mystical experiences
4 Near-death experiences
5 Meditation and spiritual Practices
6 Psychic experiences
7 Visionary experiences
8 Shamanic crisis
9 Alien encounter experiences
10 Possession experiences
Diperlukan pengetahuan psikologi
Transpersonal dan Cognitive Behaviour
Therapy sebagai pendekatan

Julia Maria van Tiel
Doktor antropologi kesehatan
1980 -1994 : staf pengajar UI
1990 �1994 : dosen luar biasa pada Bidang Studi
Antropologi Kesehatan Pasca UI & Unair

DIPOJOKKAN

DIPOJOKKAN

Daud pernah mengalami masa-masa yang sulit dalam hidupnya,
terutama ketika ia terpaksa hidup dalam pelarian karena
dikejar-kejar untuk dibunuh oleh Raja Saul. Ia hidup dalam tekanan,
terlunta-lunta dari satu tempat ke tempat yang lain; mulai Nob, Gat,
Gua Adulam, hingga Padang Gurun Zif. Ia harus terpisah dari
keluarganya; kelelahan dan kelaparan; terancam dan ketakutan. Ia
merasa sendirian, dan semua orang seolah-olah bangkit memusuhinya.

Mazmur 56 ditulis Daud ketika ia ditangkap oleh orang Filistin di
Gat, dan ia sampai terpaksa berpura-pura gila (1 Samuel 21:10-15).
Akan tetapi, di tengah ketakutan dan kepahitan hidupnya itu, Daud
justru menemukan kebenaran sesungguhnya. Ia tahu bahwa manusia bisa
mereka-rekakan sesuatu yang jahat untuknya, memusuhi dan
menginginkan kecelakaan dirinya, tetapi ia tidak gentar. Sebab ia
tahu persis, dalam perlindungan Allah, ia aman.

Saat ini mungkin kita tengah mengalami situasi seperti Daud. Kita
dipojokkan oleh rekan sekerja yang bermaksud menjatuhkan kita,
diancam oleh orang-orang yang membenci kita, ditinggalkan teman
dekat karena kebenaran yang kita perjuangkan. Kita ditentang oleh
keluarga dan kerabat sendiri, disalahartikan oleh rekan sepelayanan
yang terus mencari-cari kesalahan kita. Jika kita berada dalam
posisi begitu, jangan kecil hati ataupun kalut. Perkuat kepercayaan
kepada Allah, sehingga seperti Daud kita bisa berkata: "Kepada Allah
aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia
terhadap aku?" (ayat 12). Ya, jika Allah di pihak kita, kepada siapa
kita perlu takut? --AYA

ANDALKAN ALLAH, MAKA KITA TIDAK AKAN KECEWA


Mazmur 56

1 Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Merpati di pohon-pohon
tarbantin yang jauh. Miktam dari Daud, ketika orang Filistin
menangkap dia di Gat. (56-2) Kasihanilah aku, ya Allah, sebab
orang-orang menginjak-injak aku, sepanjang hari orang memerangi
dan mengimpit aku!
2 (56-3) Seteru-seteruku menginjak-injak aku sepanjang hari,
bahkan banyak orang yang memerangi aku dengan sombong.
3 (56-4) Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;
4 (56-5) kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku
percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia
terhadap aku?
5 (56-6) Sepanjang hari mereka mengacaukan perkaraku; mereka
senantiasa bermaksud jahat terhadap aku.
6 (56-7) Mereka mau menyerbu, mereka mengintip, mengamat-amati
langkahku, seperti orang-orang yang ingin mencabut nyawaku.
7 (56-8) Apakah mereka dapat luput dengan kejahatan mereka?
Runtuhkanlah bangsa-bangsa dengan murka-Mu, ya Allah!
8 (56-9) Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku
Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah
Kaudaftarkan?
9 (56-10) Maka musuhku akan mundur pada waktu aku berseru; aku
yakin, bahwa Allah memihak kepadaku.
10 (56-11) Kepada Allah, firman-Nya kupuji, kepada TUHAN,
firman-Nya kupuji,
11 (56-12) kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang
dapat dilakukan manusia terhadap aku?
12 (56-13) Nazarku kepada-Mu, ya Allah, akan kulaksanakan, dan
korban syukur akan kubayar kepada-Mu.
13 (56-14) Sebab Engkau telah meluputkan aku dari pada maut, bahkan
menjaga kakiku, sehingga tidak tersandung; maka aku boleh
berjalan di hadapan Allah dalam cahaya kehidupan.

"Diperbolehkanlah....

"Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?"
(Flp 1:1-11; Luk 14:1-6)



"Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama. Tiba-tiba datanglah seorang yang sakit busung air berdiri di hadapan-Nya. Lalu Yesus berkata kepada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi itu, kata-Nya: "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?" Mereka itu diam semuanya. Lalu Ia memegang tangan orang sakit itu dan menyembuhkannya dan menyuruhnya pergi. Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?" Mereka tidak sanggup membantah-Nya." (Luk 14:1-6), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
· Hari `Sabat' adalah hari suci, maksudnya secara khusus hari tersebut dipersembahkan seutuhnya kepada Tuhan alias sepanjang hari diharapkan hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Tuhan. Cukup menarik kisah warta gembira hari ini dimana orang-orang Farisi berpikiran jahat di hari Sabat, sedangkan Yesus berbuat baik yaitu menyembuhkan orang sakit. Orang-orang Farisi hendak menjebak Yesus jika Ia `bekerja', yaitu menyembuhkan orang sakit pada hari Sabat. Yesus tahu pikiran jahat mereka, maka Ia bertanya kepada mereka "Diperbolehkankah menyembuhkan orang pada hari Sabat atau tidak?", dan mereka diam, tidak berani menjawab pertanyaan Yesus. Maka dengan ini kami mengajak kita semua untuk berrefleksi: apa yang kita lakukan setiap hari, khususnya hari suci agama kita masing-masing, yaitu bagi orang Kristen/Katolik adalah hari Minggu, sedangkan bagi umat Islam adalah hari Jum'at, dst..? Sebagai orang beriman kita diharapkan senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan pada hari apapun, dan tentu saja secara khusus pada hari yang dipersembahkan kepada Tuhan atau hari suci. Segala tata tertib dibuat untuk membantu orang agar dapat berbuat baik, bukan digunakan sebagai alat untuk menteror atau menjatuhkan orang, maka sikapilah dan hayatilah segala tata tertib dalam dan oleh cintakasih. Percayalah dan imanilah bahwa jika kita hidup dan bertindak dalam dan oleh cintakasih pasti tidak akan ada orang yang berani melawan, dan sekiranya ada orang yang melawan diamkan saja, mereka akan diam dengan sendirinya. Maka marilah jika ada orang sakit, entah sakit jiwa, sakit hati, sakit akal budi atau sakit tubuh segera kita bantu penyembuhannya tanpa memperhitungkan dan mempertimbangkan hari apapun.
· "Aku mengucap syukur kepada Allahku karena persekutuanmu dalam Berita Injil mulai dari hari pertama sampai sekarang ini. Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus" (Fil 1:6), demikian kesaksian iman Paulus kepada umat di Filipi. Marilah kesaksian Paulus ini kita hayati juga khususnya kata-kata bahwa "Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus". Kami percaya bahwa kita semua berkehendak baik dan berharap untuk senantiasa berbuat baik kepada orang lain atau saudara-sadari kita. Marilah kita imani dan hayati bahwa kerinduan atau dambaan untuk berbuat baik tersebut merupakan anugerah atau rahmat Tuhan alias karya Tuhan, sehingga kita percaya bahwa Tuhan akan terus mengembangkan apa yang telah kita lakukan, yaitu.berbuat baik kepada orang lain. Dengan kata lain begitu mulai berbuat baik hendaknya tidak kenal henti berbuat baik, dan imanilah bahwa perbuatan baik tersebut merupakan anugerah atau rahmat Tuhan. Semakin berbuat baik berarti semakin beriman, semakin dikasihi oleh Tuhan dan sesama manusia. Kita semua dipanggil untuk senantiasa berbuat baik sampai mati atau dipanggil Tuhan, maka dalam keadaan atau kondisi apapun dan dimanapun hendaknya senantiasa berbuat baiik alias melakukan apa yang baik. Apa yang disebut baik senantiasa berlaku umum, universal, dimana saja dan kapan saja, tidak terikat oleh ruang atau waktu. Ketika phisik lemah, entah karena sakit atau menjadi tua, hendaknya tetap berbuat baik, antara lain berdoa: mendoakan mereka yang butuh didoakan. Marilah kita saling berbuat baik agar kebersamaan hidup kita dimanapun dan kapanpun senantiasa memikat, menarik dan mempesona, menggembirakan dan menyelamatkan. Marilah kita hayati bahwa masing-masing dari kita telah mererima kebaikan melimpah ruah, sehingga berbuat baik berarti menyalurkan kebaikan yang telah kita nikmati tersebut.

"Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah. Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang menyukainya. Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk selamanya.Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu pengasih dan penyayang." (Mzm 111:1-4)

Tidak Ada Blank Spot

Tidak Ada Blank Spot

Kejadian 1:27–28

1:27 Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah
diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
1:28 Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka:
"Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,
berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala
binatang yang merayap di bumi."


Pernah terdengar seseorang berkata, bahwa semua profesi manusia itu merupakan
pekerjaan yang harus dimaksimalkan. Asal bekerja sungguh-sungguh, itu sebuah
pekerjaan yang baik untuk menopang kehidupan. Maka menjadi seorang PSK (pekerja
seks komersial), pembalak hutan liar, perampok atau maling juga profesi yang
baik. Ini mendapat pembenaran dalam filosofi humanisme: mungkin orang ini
terjebak oleh masa lalunya sehingga harus berprofesi demikian; dia menopang anak
istrinya di rumah; tujuannya sebenarnya baik. Benarkah demikian?

Sinyal di ponsel kita acapkali melalui blank spot di daerah tertentu sehingga
kita tidak bisa bertelepon atau ber-SMS. Namun hidup dalam kebenaran Kristus
tidak mengenal blank spot. Tidak ada area di dalam hidup kita yang boleh diisi
dengan salah. Dalam hal profesi tadi, mari kita kembali kepada Alkitab.

Pertama, mandat budaya di ay. 28 itu diperintahkan oleh Tuhan, jadi mungkinkah
Tuhan memerintahkan manusia untuk berzina dan menjual diri? Kedua, Mandat itu
diberikan didalam lingkungan Adam dan Hawa sebagai orang kudus ciptaan Allah,
tidak di dalam koridor dosa saat ini.

Berarti sebagai orang yang dipercaya Tuhan untuk mengembangkan bumi, bolehkah
orang yang katanya mengasihi Tuhan, membalak hutan dan menyebabkan hutan gundul?
Bolehkah ia korupsi? Sungguhkah dia mengasihi Tuhan, bila menari di atas
penderitaan orang lain dengan merampas hak mereka? Maka jelas bahwa anak Tuhan
tidak boleh bekerja di area yang bertentangan dengan etika kehidupan, seperti
menjadi pelacur, mucikari, perampok, koruptor, pemalak, dan lain sebagainya.
Pemerintahan Tuhan harus dibawa dalam seluruh aspek kehidupan, sebab tidak ada
blank spot yang boleh tidak dikuasai Tuhan dalam kehidupan kita.

Justru Tuhan memanggil kita untuk memberantas praktik dosa dalam profesi kita.
Di mana pun kita berada di luar gereja, kita harus dalam pemerintahan Tuhan. Ini
juga berlaku bagi profesi pelajar atau mahasiswa; bersekolahlah untuk-Nya. Untuk
mengenal Tuhan, kita perlu pengetahuan. Sebab bagaimana mungkin kita mengagumi
karya cipta alam semesta jika kita tidak mengagumi kedelapan planet dalam tata
surya Matahariyang merupakan salah satu dari tata bintang karya Tuhan
yang tak terhingga jumlahnya? Orang akan menemukan Tuhan ketika mempelajari
hukum Archimedes, hukum gravitasi, teori relativitas, teori kuantum dan banyak
hukum dan teori fisika lainnya yang sangat berguna di dalam kehidupan manusia.
Itu pun semua dalam pemerintahan-Nya, tidak ada blank spot.


Hidup di dalam Kristus tidak mengenal blank spot, sebab semua aspek kehidupan
kita ada dalam pemerintahan-Nya.

Roh Kudus

MENGAJARKAN TENTANG ROH KUDUS

Tahukah Anda siapakah Roh Kudus itu? Apakah Anda bisa menjelaskan
dengan benar, apabila seorang anak bertanya tentang Roh Kudus kepada
Anda? Setiap orang yang sudah dipanggil oleh Tuhan mendapatkan
anugerah keselamatan. Orang yang sudah percaya kepada-Nya diberikan
hati dan roh yang baru dalam batinnya, yaitu Roh Kudus.

Sebagai orang Kristen, kita memunyai tanggung jawab untuk membawa
setiap orang kepada Yesus, termasuk anak-anak. Yesus ingin anak-anak
datang kepada-Nya, tanpa ada yang menghalang-halangi mereka. Mari
kita bawa anak-anak lebih dekat lagi mengenal Yesus, dan memberikan
bekal khusus bagi mereka untuk mengenal Roh Kudus. Edisi e-BinaAnak
kali ini memberikan berkat kepada kita semua untuk mengenal Roh
Kudus secara benar, melalui artikel, tip, bahan mengajar yang kami
sajikan. Bukan hanya sekadar bahan mengajar, melainkan kita dapat
semakin menyadari arti penting Roh Kudus dalam hidup orang
Kristiani. Selamat menyimak dan berikan yang terbaik untuk Tuhan
melalui pelayanan sekolah minggu Anda.

Tuhan Yesus memberkati!

"Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya
kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita."
(2 Timotius 1:14)

ROH KUDUS DAN YESUS

Sesaat sesudah Yesus duduk bersama murid-murid-Nya pada perjamuan
terakhir, Dia mengumumkan kepada mereka bahwa Dia akan pergi. Mereka
sangat sedih karena mereka mulai menyaksikan bahwa kematian semakin
mendekati-Nya. Dia berkata kepada mereka supaya tidak gelisah,
melainkan percaya kepada-Nya dan kepada Allah. Kemudian Dia berkata,
"Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang
Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu
Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak
melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab
Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu." (Yohanes 14:16)

Kemudian Dia mengatakan, "Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku
pergi." (Yohanes 16:7). Saat Yesus mengatakan hal ini untuk yang
pertama kali, para murid tentunya merasa kesulitan untuk memahami
hal ini, tetapi betapa luar biasanya pengalaman mereka saat
Pentakosta. Mereka pun paham bahwa Yesus tidak membiarkan mereka
bersedih.

Lihatlah betapa sederhananya Yesus menunjukkan hubungan antara Bapa,
Anak, dan Roh Kudus. Dia berkata bahwa Dia akan berdoa kepada
Bapa-Nya. Dia berkata bahwa Bapa-Nya akan mengirimkan seorang
Penolong lain. Dalam pernyataan ini, Dia mengacu pada ketiga anggota
dalam Tritunggal. Memang sulit memahami bahwa Allah itu tiga, tetapi
Allah itu satu. Walaupun demikian, Yesus tidak berusaha membahas
masalah ini. Sebenarnya, hal ini menjadi sebuah permasalahan hanya
karena kita tidak memunyai contoh dunia yang dapat dibandingkan
dengan realitas surgawi. Setiap usaha yang kita lakukan untuk
menjelaskan hubungan ini gagal memuaskan kebenaran. Karena Yesus dan
murid-murid-Nya tidak berusaha memberikan penjelasan yang menyeluruh
tentang hal ini, mari kita merasa puas dalam iman untuk menerima apa
yang mereka katakan tentang hal ini. Ingatlah bahwa doktrin
Tritunggal tidak dibahas dalam Alkitab.

Yesus memanggil Roh Kudus "paraklete". Dalam Ibrani, hal ini mengacu
pada pembela dalam kasus hukum, atau dalam penjelasan yang lebih
luas, orang yang bertindak sebagai penolong atau asisten. Secara
harfiah, kata tersebut berarti "orang yang dipanggil sebagai
pendamping". Yesus berkata bahwa Bapa akan mengirimkan "penolong
lain". Implikasinya cukup sederhana. Yesus sendiri adalah seorang
penolong, pemelihara, pengacara. Roh Kudus akan terus memberikan
pelayanan dan bantuan seperti itu.

Saat ini, di beberapa bagian dunia, daya tarik penginjilan Roh Kudus
menjadi sangat besar sampai-sampai pengajaran-pengajaran Alkitab
lainnya ditiadakan. Beberapa orang berpendapat
bahwa manusia dapat mengetahui bahwa dia diselamatkan hanya oleh
beberapa manifestasi khusus Roh Kudus. Ini adalah pembelokan
pengajaran Perjanjian Baru. Mari kita perhatikan
bagaimana hubungan Roh Kudus dengan pelayanan Yesus.

Roh Kudus saat Yesus Dilahirkan

Roh Kudus dilibatkan secara langsung saat kedatangan Yesus ke dunia.
Dalam Lukas 1:30-35, kita membaca kisah tentang pesan malaikat
kepada Maria. Maria diberi tahu bahwa dia telah dipilih untuk tujuan
Allah. Dia akan mengandung dan melahirkan seorang anak. Anak itu
akan dinamakan Yesus; Dia akan diberi takhta Daud, Kerajaannya tidak
akan pernah berkesudahan. Kata Maria kepada malaikat itu:
"Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Malaikat itu menjelaskan, "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa
Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan
kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah."

Roh Kudus saat Yesus Dibaptis

Saat Yesus dibaptis Roh Kudus hadir dalam manifestasi khusus. Matius
mencatat bahwa setelah Yesus keluar dari air, "Langit terbuka dan
Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, lalu
terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: 'Inilah Anak-Ku yang
Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.'" (Matius 3:16-17) Hal ini
menggambarkan kesatuan tindakan antara Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Yesus mengatakan bahwa Dia dan Bapa-Nya adalah satu; maka jelaslah
bahwa Roh Kudus juga berpartisipasi dalam kesatuan ini.

Roh Kudus saat Yesus Dicobai

Fungsi Roh Kudus dalam kehidupan Yesus ditunjukkan oleh fakta bahwa
setelah dibaptis, Ia "... dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk
dicobai Iblis." (Matius 4:1) Kedengarannya janggal bahwa Roh Kudus
justru memimpin-Nya ke dalam pencobaan. Namun justru lewat
kemenangan awal atas Iblis inilah Yesus muncul melayani manusia dan
mengalahkan Iblis waktu demi waktu. Roh Kudus tidak hanya memimpin
Yesus ke padang belantara, tetapi Dia menemani-Nya juga. Dia adalah
penolong, asisten, dan perantara.

Roh Kudus saat Yesus Berkhotbah

Ketika Yesus muncul dari belantara dan memulai pelayanannya kepada
manusia, Ia datang "mengabarkan injil Allah" (Markus 1:14).
Interpretasi pribadi-Nya tentang pelayanan pengajaran-Nya ini
menunjukkan bahwa Dia mengajar dalam kekuatan Roh. Dalam rumah
ibadah di Nazaret, Ia membaca dari Kitab Yesaya, "Roh Tuhan ada
pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar
baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk
memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan
bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang." (Lukas 4:18-19)
Saat perhatian semua orang dalam rumah ibadah terarah kepada-Nya,
Dia menjelaskan, "Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu
mendengarnya." (Lukas 4:21) Seluruh pelayanan khotbah, penyembuhan,
dan penebusan dilakukan di bawah kuasa Roh.

Roh Kudus saat Yesus Melakukan Mukjizat-Mukjizat

Yesus menyatakan bahwa kekuatan-Nya untuk mengalahkan Iblis adalah
karena kehadiran Roh Kudus. Orang-orang Farisi melihat kekuatan
Yesus mengusir setan-setan, mereka menuduh Yesus melakukannya dengan
kekuatan Beelzebul, pemimpin para setan. Di sini, Yesus menyatakan
argumen-Nya yang terkenal tentang Iblis yang terpecah belah melawan
Iblis, yaitu jika setan-setan itu diusir oleh pemimpin mereka
sendiri! Akan tetapi, konklusi argumen-Nyalah yang menjadi kuncinya.
Dia berkata, "Dan jikalau Aku ini membuangkan setan dengan
pertolongan Baalzebul, dengan pertolongan siapakah pula anak-anakmu
itu dapat membuang dia? ... Tetapi jikalau Aku membuangkan setan
dengan kuasa Roh Allah, niscaya kerajaan Allah datang kepadamu."
(Matius 12:27-28, TL). Kejadian seperti ini ditulis oleh Lukas
(dalam versi Shellabear) dengan istilah seperti ini, "Tetapi kalau
dengan jari Allah aku membuangkan setan, mesti kerajaan Allah
sudah datang sama kamu." (Lukas 11:20). Penggunaan kata "jari
Allah" adalah istilah yang sepadan dengan "Roh Allah". Hal ini
membantu kita melihat bahwa Roh Kudus adalah perwujudan kuasa Allah.

Dari kelima contoh di atas jelas sekali bahwa Roh Kudus terkait erat
dengan kehidupan dan pekerjaan Penebus.

Diterjemahkan dan disunting dari:
Judul asli artikel: What Jesus Taught About the Holy Spirit
Judul buku: What Jesus Taught
Penulis: George Alder
Penerbit: Standard Publishing
Halaman: 29 -- 32


Hidup Dalam Kekudusan

Ada dua cara manusia hidup. Yang pertama adalah hidup menurut daging
(Galatia 5:19-21). Contohnya adalah melakukan perbuatan-perbuatan
yang cabul, kotor, dan tidak patut; penyembahan berhala dan ilmu
guna-guna; bermusuh-musuhan, berkelahi, cemburu, lekas marah, dan
mementingkan diri sendiri; perpecahan dan berpihak-pihak, dan
sebagainya.

Ketika manusia pertama, Adam dan Hawa, jatuh ke dalam dosa (Kejadian
3:6,14,24), secara fisik manusia tidak mengalami perubahan apa-apa.
Perubahan yang terjadi ialah kapasitas rohani manusia yang tidak
mampu untuk bersekutu dengan Tuhan karena dosa dan pemberontakan
yang dilakukannya terhadap Allah. Dosa membuat manusia terpisah
dengan Allah karena yang najis tidak dapat dipersatukan dengan yang
kudus.

Roh atau hati nurani manusia adalah elemen diri manusia yang membuat
manusia mampu atau tidak mampu bersekutu dengan Allah. Roh manusia
yang telah jatuh ke dalam dosa memengaruhi akal budi, perasaan, dan
tubuh jasmani manusia untuk melakukan dosa. Nurani manusia yang
berada dalam dosa menjadi tumpul, tidak peka atau tidak mampu untuk
mengerti kehendak Tuhan (1 Korintus 1:18). Apabila Roh Kudus
melahirkan seseorang kembali (Yohanes 3:5-6), orang tersebut
disucikan oleh darah Tuhan Yesus dari segala dosanya (1 Yohanes
1:9). Maka sebagai bayi yang baru lahir, ia akan memiliki kepekaan
hati nurani untuk mengerti kehendak Roh (1 Petrus 2:2-3).

Cara hidup yang kedua adalah hidup menurut Roh (Galatia 5:22-23).
Ciri-cirinya adalah hidup yang dipenuhi kasih, suka cita, damai
sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, dan penguasaan diri. Dengan kematian Kristus di
kayu salib, dosa telah dikalahkan dan manusia mengalami kemerdekaan
(2 Korintus 5:21) "Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya
menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh
Allah." Hal ini memungkinkan manusia mengalami kemerdekaan dari
kuasa daging yang tentunya menghasilkan damai, yang bukan hanya
dengan Allah tetapi juga dengan sesama. Roh Kudus menjalankan
fungsinya; Ia mendiami tubuh dan menguasai daging kita (Roma
8:9-11). Dengan Roh Kudus tinggal atau berdiam dalam diri kita, Ia
memimpin kita setiap hari agar tidak hidup dalam dosa keinginan
daging. Firman Tuhan dalam 1 Petrus 1:15 "Tetapi hendaklah kamu
menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus,
yang telah memanggil kamu."

Hidup Sebagai Anak-Anak Allah

Tinggalnya Roh Kudus dalam diri orang percaya bukan saja memberi
jaminan bahwa orang percaya itu milik Allah, tetapi juga menjadikan
kita anak-anak Allah dan pewaris kerajaan Allah. Sebagai
anak-anak Allah kita tidak perlu dan tidak wajib lagi menuruti dosa,
karena tidak mungkin Roh Allah berdiam dalam diri orang yang bukan
milik Allah. Selain itu, Roh Kudus juga menjadi saksi bahwa kita
adalah anak-anak Allah. Oleh sebab itu, kehidupan kita harus sesuai
dengan apa yang Allah kehendaki dalam hidup kita sebagai
anak-anak-Nya yaitu kehidupan yang merdeka, karena Roh Kudus telah
memberi kemenangan.

Bagi orang percaya dan sebagai manusia yang sudah dilahirkan baru
Roh Kudus akan menolong mereka untuk meyakini bahwa dosa mereka
sudah dihapus dan diampuni oleh Tuhan (Yesaya 1:18; Mazmur 103:8-14;
1 Yohanes 1:9) sehingga mereka dapat bersukacita memuji Tuhan
(Mazmur 32:1-2; 103:1-2). Roh Kudus menolong manusia agar sadar dan
peka akan dosa dan memiliki kemampuan untuk membedakan kebenaran dan
dosa (Yohanes 16:8-11). Roh Kudus memeteraikan manusia resmi menjadi
milik Tuhan (Efesus 1:13) dan mulai dari saat itu Roh Kudus berdiam
dalam diri manusia (Roma 8:9), bersaksi kepada roh manusia bahwa
ia adalah milik dan anak Allah (8:14).

Roh Kudus kemudian menanamkan kerinduan kepada roh manusia untuk
merindukan persekutuan dengan Tuhan, baik melalui doa dan belajar
firman-Nya (1 Petrus 2:2) serta menolong untuk setia menaati firman
itu (Yohanes 16:13). Roh Kudus juga mencelikkan roh manusia
sehingga manusia memiliki pandangan hidup yang positif terhadap
segala sesuatu yang terjadi (Roma 8:28) sehingga manusia dapat
bersukacita dalam segala keadaan (Filipi 4:4) dan mengucap syukur
dalam segala hal (1 Tesalonika 5:18).

Supaya Hidup Menurut Pimpinan Roh

Alkitab mengatakan bahwa seseorang akan memiliki Roh Kudus kalau ia
dengan iman percaya dan menerima Tuhan Yesus dalam hidupnya (Efesus
1:13). Setelah seseorang menerima Roh Kudus maka orang itu akan
berjalan dalam pimpinan Roh itu. Yesus mengatakan bahwa karya Roh
Kudus adalah untuk membuat orang dilahirkan kembali (Yohanes 3:5).
Namun setelah Tuhan Yesus naik ke surga, Allah mengutus Roh Kudus
dengan cara yang lebih spesifik untuk menolong orang percaya dalam
tugasnya memberitakan Injil dan untuk membangun gereja Tuhan di
dunia. Mekanismenya ialah, bahwa Yesus meminta kepada Bapa agar Roh
Kudus itu diutus (14:16). Kemudian Bapa mengutus Roh itu dalam nama
Yesus (14:26) dan Roh yang telah datang itu diutus oleh Yesus untuk
tinggal dalam diri orang percaya (15:26; 16:7).

Sumber diringkas dari:
Nama situs: GKPI.org
Judul artikel: Roh Kudus Yang Memerdekakan Pelayan Tuhan
Alamat URL: http://www.gkpi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=79&Itemid=80
Tanggal akses: 9 Agustus 2010
____________________________________________________________________
TIPS

PEKERJAAN ROH KUDUS

Di antara nama-nama yang sering dipakai dalam hubungan dengan
pekerjaan Roh Kudus, Penolong dan Penghibur mungkin nama yang
terindah. Dalam bahasa asli Perjanjian Baru, istilahnya "paraklete",
yang dapat diartikan sebagai seseorang yang dipanggil untuk
mendampingi kita. Dalam situasi tertentu, Roh Kudus dapat
mendampingi kita sebagai pembela umat-Nya. Roh Kudus bertindak bukan
untuk memuliakan Diri-Nya ataupun untuk membuktikan kesucian dan
kebenaran orang Kristen. Dia menunjuk kepada Yesus Kristus yang mati
bagi kita, menerima vonis dan menjalankan hukuman yang menjadi
bagian kita sehingga kita dapat dibenarkan.

Pengaruh kerja Roh Kudus dapat kita saksikan, walaupun pribadinya
tidak tampak. Sering kali bahasa Alkitab memakai istilah "netral"
(yang tidak disangkutpautkan dengan kepribadian Roh Tuhan) --
seperti kata "roh" dari bahasa Ibrani, "ruakh", yang berarti: "napas"
atau "angin" atau "kuasa" -- maka pengaruh-Nya disamakan dengan yang
diketahui eksistensinya hanya dari hasil kerjanya. Pekerjaan-Nya
ibarat api; menghancurkan yang fana dan memurnikan yang berharga
(ibaratnya api yang dipakai untuk membakar sampah juga dapat
memurnikan emas).

Banyak roh-roh lain disebut dalam Alkitab, seperti roh manusia
dan roh jahat, tetapi hanya Roh Allah saja yang disebut Roh Kudus,
yaitu Roh yang telah menguduskan dan masih akan terus menguduskan
kita. Sebagaimana Bapa disebut Pencipta, dan Anak disebut Penebus,
maka Roh Kudus dengan pekerjaan-Nya disebut Pengudus (Roh yang
membuat kita kudus).

Pekerjaan Roh Kudus

1. Menghidupkan iman dalam diri kita.

Sejak Allah menciptakan manusia, prinsip-Nya tetap, yaitu kita
diberi kebebasan untuk memilih sendiri apakah kita mau turut
dalam rencana-Nya; "supaya senantiasa baik keadaan kita" (Ulangan
6:24) atau memilih jalan yang lain. Barangsiapa yang belum
menerima Kristus masih dibujuk dan diinjili oleh Roh Kudus,
tanpa, ataupun melalui hamba-hamba-Nya (pendeta, penginjil,
dll.). Saat ini pun di antara kita terdengar kesaksian
saudara-saudara yang berasal dari kebudayaan dan agama lain.
Mereka datang percaya kepada Kristus Tuhan semata-mata karena
digerakkan Roh Kudus untuk merindukan keselamatan dan mencari-Nya
melalui Alkitab, atau buku-buku Kristen lainnya. Alangkah
terkejutnya beberapa pendeta yang didatangi saudara-saudara
tersebut, yang tanpa usaha gereja telah ditangkap oleh Tuhan
sendiri. Inilah pekerjaan Roh Kudus.

2. Regenerasi terus menerus (Penyucian/Pengudusan).

Kata "kudus" artinya dikhususkan untuk Tuhan (terjemahan Alkitab
BIS). Kita tidak diubah Tuhan menjadi alim atau sok alim maupun
Farisi-Farisi modern sesuai dengan anggapan orang terhadap
istilah kudus atau suci pada masa kini. Kudus dipisahkan dari
yang najis dan buruk untuk melayani dan mencerminkan kebaikan dan
kebenaran Kristus di dunia. Seorang Farisi modern, berapa pun
umurnya (ada di kalangan pemuda juga) tidak menyukai dan akan
melarang semua hal yang paling kita nikmati di dunia. Tetapi
Yesus yang Mahasuci diberi gelar "Sahabat orang-orang berdosa".
Selama di dunia, Yesus ikut memeriahkan pesta sahabat-sahabatnya,
bahkan sebagai tamu terhormat dalam rumah seorang koruptor besar.
Hanya, Dia tidak berdosa. Sang koruptor, Zakheus, menyatakan
keputusannya bahwa separuh miliknya akan diberikan pada orang
miskin dan orang-orang yang pernah diperas akan menerima hartanya
kembali, empat kali lipat.

Buah Roh Kudus

Buah Roh adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran,
kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri.
Bukti kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya bukan saja dalam
pengakuan imannya terhadap Yesus -- Allah yang menjadi manusia
(1 Yohanes 4:1-4) -- tetapi juga dalam buah Roh; sikap-sikap Yesus
diproduksi lagi dalam diri kita.

Berulang-ulang dalam sejarah gereja gerakan-gerakan baru timbul
dengan tekanannya bukan kepada buah hidup, buah Roh, tetapi pada
"karisma-karisma ajaib" ("kharisma" dalam bahasa Yunani berarti
"karunia"). Gejala-gejala gerakan karismatis ini adalah penyembuhan,
bahasa lidah ("glossolalia" atau bahasa roh), nubuat, dan
sebagainya. Tetapi gejala-gejala serupa muncul dalam sekte-sekte
agama lain, dan merupakan hal biasa di kalangan paranormal (dukun)
yang justru menolak Kristus. Memang Tuhan, melalui Roh-Nya, dapat
memberikan karunia kepada umat-Nya. Karunia bersifat mukjizat dan
lebih menarik perhatian daripada kesaksian verbal dan kesaksian
tingkah laku sehari-hari.

Roh Kuduslah yang menarik kita untuk datang kepada Kristus; Dia yang
menyampaikan hidup baru dan terus-menerus memperbarui hidup orang
percaya. Dia pula yang menguduskan dan memelihara umat-Nya sampai
pada akhirnya. Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman lagi bagi
mereka yang ada dalam Kristus. Roh yang memberi hidup telah
memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut. (Roma
8:1-2).

Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Proses Perkenalan
Judul buku: Pendidikan Agama Kristen
Penulis artikel: Dr. J.R. Hutauruk
Penyusun buku: Dosen-dosen STT HKBP dan FKIP Nommensen, Pematang
Siantar
Penerbit: Taman Pustaka Kristen, Yogyakarta, 1994

Halaman: 122 -- 128
_________________________________________________________________

"Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor,
biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan." (Roma 12:11)

Tuhanku yang meredakan badai mematikan itu.

Tuhanku Yang meredakan Badai Mematikan Itu

Pada tahun 1977 Budiman bekerja sebagai seorang pelaut yang bertugas
sebagai petugas radio. Bekerja di perusahaan dari Jepang ke Samarinda. Ia
adalah seorang pelaut yang memiliki kebiasaan untuk mencari hiburan pada
saat kapal mereka sedang sandar di darat. Hidupnya dikelilingi oleh minuman
keras dan wanita. Ia merasa nyaman dengan pekerjaannya yang menurutnya
adalah hidup yang enak. Pada suatu hari dalam sebuah perjalanan rutin ke
Jepang terjadi suatu peristiwa yang tak terduga. Hari masih siang, dalam
perjalanan sudah terdengar berita bahwa akan ada ombak besar dan taufan
Nina yang menuju ke arah kapal mereka. Tetapi setelah dipantau mereka
merasa terjadi masalah jadi mereka tetap berlayar. Pada jam 4 subuh
terjadi hal yang mereka kuatirkan. Kapal diterjang ombak dan mulai miring
dan bocor. Saat itu awak kapal sedang tertidur. Mereka dibangunkan dan
diperintahkan untuk ke sekoci. Mereka mengirimkan tanda bahaya (sos) ke
Taiwan tetapi tidak ditanggapi. Pada saat itu mereka merasa panik, putus
asa dan perasaan yang sudah campur aduk. Sekoci yang memuat awak kapal itu
terkatung-katung di Laut Cina Selatan. Topan telah menghempaskan sekoci
mereka dan terombang ambing di lautan. Dengan segenap kekuatan yang ada
mereka berusaha untuk selamat. Pada hari pertama mereka bisa makan satu
biscuit untuk dua orang. Seirit mungkin mereka menggunakan persediaan yang
ada supaya mereka bisa bertahan dilautan. Pada saat itu tiba-tiba ombak
datang dan menghempaskan sekoci mereka hingga terbaik. Ternyata salah satu
awak kapal ada yang terjepit di sekoci dan meninggal. Saat itu mereka
merasa sedih dan takut apakah mereka akan seperti itu juga. Mereka harus
menjalani hari-hari mereka tanpa persediaan makanan dan minuman. Saat yang
paling sulit adalah tengah hari. Dimana matahari bersinar dengan teriknya.
Suatu hari ada kapal yang lewat tetapi karena jauh, kapal itu tidak dapat
melihat mereka yang sudah berteriak minta tolong. Harapan mereka semakin
menipis karena sampai pada hari ke 5 belum ada pertolongan. Pada hari yang
kedelapan, saat dimana fisik sudah lelah dan lemah. Budiman membuat
komitmen antara dirinya denagan Tuhan. Ia berjanji bila ia selamat dari
musibah ini maka ia akan melayani dan bertobat dari hidupnya yang lama. Ia
merasa belum siap mati saat itu karena ia masih belum menerima Yesus.
Memasuki hari kesepuluh, saat dimana mereka sudah pasrah. Mukjizat terjadi.
Sebuah Cahaya kecil terlihat oleh mereka ditengah malam. Ternyata itu
adalah sebuah kapal nelayan Honhkong yang sedang mencari ikan. Tetapi
nelayan itu hanya menolong satu orang saja karena pada saat itu sedang
zamannya pengungsi Vietnam yang lari. Tetapi setelah dijelaskan oleh teman
mereka yang ditolong, maka akhirnya mereka semua diselamatkan. Sejak
pengalamannya tersebut, Budiman merasakan kasih dan pertolongan Tuhan yang
luar biasa. Tuhan yang menciptakan dan menentukan jalan hidup, maka manusia
tidak boleh putus asa. Tuhan akan menyelamatkan. Bila saat 30 tahun lalu
tidak ada Tuhan, maka Budiman tidak akan ada sampai sekarang. Tuhan ada
dimana-mana. Ia dapat menolong tepat pada waktunya. Tuhan sangat baik dan
teramat baik. (Kisah ini ditayangkan 21 Oktober 2010 dalam acara Solusi
Life di O'Channel). Sumber : budiman/jawaban.com

"Seumpama apakah hal kerajaan Allah...

"Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya?"
(Ef 5:21-33; Luk 13:18-21)

"Maka kata Yesus: "Seumpama apakah hal Kerajaan Allah dan dengan apakah Aku akan mengumpamakannya? Ia seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di kebunnya; biji itu tumbuh dan menjadi pohon dan burung-burung di udara bersarang pada cabang-cabangnya." Dan Ia berkata lagi: "Dengan apakah Aku akan mengumpamakan Kerajaan Allah? Ia seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya." (Luk 13:18-21), demikian kutipan Warta Gembira hari ini

Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Kerajaan Allah atau Allah yang meraja memang tidak nampak dengan jelas sekali namun Allah berkarya terus menerus tiada henti. KaryaNya antara lain dalam ciptaan-ciptaanNya seperti manusia, binatang dan tumbuh-tuimbuhan menganugerahi perkembangan. Sebagai contoh konkret: masing-masing dari kita berasal dari persatuan antara sel telor dan sperma yang begitu kecil dalam waktu kurang lebih selama sembilan bulan tumbuh dan berkembang begitu pesat, tiada kentara pertambahannya per hari, dan ketika keluar dari rahim ibu menjadi anak manusia yang memiliki anggota tubuh begitu lengkap dan mempesona. Maka perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus bahwa Kerajaan Allah itu bagaikan biji sesawi atau ragi, hendaknya kita renungkan dengan baik. Kita semua, sebagai umat beriman, dipanggil untuk menjadi ragi, dimana kehadiran dan sepak terjang kita dimanapun dan kapanpun membuat lingkungan hidup semakin enak dan nikmat untuk didiami dan orang-orang yang berada didalamnya semakin mendalam penghayatan imannya. Maka kami berharap meskipun kita merupakan kelompok kecil atau minoritas atau bahkan sendirian saja, hendaknya tidak takut untuk menjadi saksi iman, karya Allah dalam diri kita yang lemah dan rapuh. Sabda hari ini juga mengajak dan mengingatkan kita semua perihal `proses': marilah kita hidup dan bertindak melalui proses yang baik dan benar, serta jauhilah budaya instant. Apa yang diperoleh melalui proses yang benar dan baik akan handal dan tahan bantingan dan ada kemungkinan abadi adanya, sedangkan apa yang diperoleh secara instant atau cepat-cepat pada umumnya dengan cepat musnah juga. Orang-orang sukses di dunia ini hemat kami selalu hidup dan bertindak mengikuti proses yang benar dan baik, meskipun untuk itu harus berjuang dan berkorban.
• "Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela" (Ef 5:27), demikian kutipan dari surat Paulus kepada umat di Efesus. Allah memang senantiasa menempatkan diri kita dihadiratNya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Kita semua yang beriman kepada Allah dipanggil untuk hidup dan bertindak demikian juga di dalam hidup kita sehari-hari dimanapun dan kapanpun. Marilah kita saling menempatkan dan menyikapi satu sama lain dengan cemerlang, tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu. Dengan kata lain marilah kita saling melihat, mengakui dan mengimani apa-apa yang baik, indah, luhur dan mulia dalam diri kita masing-masing, manusia yang diciptakan sebagai gambar atau citra Allah. Kami percaya sepenuhnya bahwa dalam diri kita masing-masing lebih banyak apa yang baik daripada yang buruk, yang indah daripada yang amburadul, yang mulia daripada yang remeh, yang luhur daripada yang rendah. Marilah kita perkuat dan perdalam sikap mental `positive thinking' dalam diri kita masing-masing, sehingga kita semakin terampil dan cekatan melihat dan mengimani apa yang baik, indah, luhur dan mulia di lingkungan hidup kita dimanapun dan kapanpun. Surat Paulus kepada umat di Efesus hari ini mencoba menjelaskan sikap Allah terhadap manusia bagaikan sikap suami terhadap isteri dan sebaliknya yang sungguh saling mengasihi. Bukankah sang suami akan berkata dan mengimani bahwa isiterinya adalah perempuan yang sempurna, cantik, mempesona, dst.. tiada duanya di dunia ini, demikian juga sikap isteri terhadap suaminya. Ingat dan hayati de facto tidak ada duanya alias yang sama dan identik dengan suami atau isteri anda, karena setiap orang berbeda satu sama lain. Laki-laki dan perempuan yang berbeda satu sama lain dapat saling menempatkan dihadapanya dengan cemerlang, tanpa cacat dan tanpa kerut atau yang serupa itu. Bukankah pengalaman laki-laki dan perempuan yang saling mengasihi sebagai suami isteri dapat menjadi contoh atau bukti bahwa apa yang berbeda menjadi daya tarik, daya pikat dan daya pesona untuk mendekat dan mengasihi, maka marilah kita jadikan apa yang berbeda di antara kita sebagai daya tarik, daya pikat dan daya pesona untuk saling mendekat dan bersahabat.

"Berbahagialah setiap orang yang takut akan TUHAN, yang hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya! Apabila engkau memakan hasil jerih payah tanganmu, berbahagialah engkau dan baiklah keadaanmu! Isterimu akan menjadi seperti pohon anggur yang subur di dalam rumahmu; anak-anakmu seperti tunas pohon zaitun sekeliling mejamu! Sesungguhnya demikianlah akan diberkati orang laki-laki yang takut akan TUHAN."
(Mzm 128:1-4)

"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"

"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!"
(Ef 6:1-9; Luk 13:22-30)

"Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir." (Luk 13:22-30), demikian kutipan Warta Gembira hari ini.
Berrefleksi atas bacaan-bacaan hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• "Berakit-raktt ke hulu, berenang-renang ke tepian, bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian", demikian kata sebuah pepatah, yang kiranya erat kaitannya dengan Warta Gembira atau sabda Yesus hari ini. Senada dengan pepatah tersebut juga ada pepatah bahasa Jawa, yaitu "jer basuki mowo beyo', yang berarti untuk hidup mulia dan damai sejahtera, orang harus berani berjuang dan berkorban. Maka dengan ini kami mengajak dan mengingatkan kita semua untuk dengan sungguh-sungguh mawas diri bercerimin dari sabda Yesus maupun pepatah-pepatah tersebut. Kami berharap kepada para orangtua dan pendidik/guru untuk membiasakan sedini mungkin bagi anak-anaknya perihal pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam hidup sehari-hari. Hendaknya anak-anak jangan dimanjakan, sebagaimana sering terjadi dalam diri anak-anak kota. Secara bertahap dan terus menerus orangtua hendaknya memberi tahu dan melatih anak-anak bahwa segala sesuatu yang dinikmati dan dipakai pada saat ini, entah itu makanan, pakaian atau aneka macam sarana-prasarana lain diperoleh dengan perjuangan, pengorbanan dan kerja keras. "Bekerja keras adalah sikap dan perilaku yang suka berbagi hal-hal yang positif dan tidak suka berpangku tangan serta selalu gigih dan sungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu" (Prof Dr Edi Sedyawati/edit: Pedoman Penanaman Budi Pekerti Luhur, Balai Pustaka – Jakarta 1997, hal 10). Latihlah dan biasakan pada anak-anak dalam hal `bekerja keras' ini.
• "Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu -- ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi" (Ef 6:1-3), demikian ajakan Paulus kepada umat di Efesus, kepada kita semua umat beriman. Dalam kutipan surat Paulus hari ini secara lengkap tidak hanya mengingatkan anak-anak, tetapi juga para bapak dan ibu maupun hamba atau pembantu rumah tangga. Maka sebagai bahan refleksi saya angkat ajakan ini: `Marilah kita saling mentaati satu sama lain seraya melihat dan mengimani karya Tuhan dalam diri sesama atau saudara-saudari ktia'. Memang penting sedini mungkin anak-anak dibiasakan dan dididik atau dibina untuk mentaati orangtua di dalam Tuhan. Tentu saja para orangtua hidup dan bertindak sedemikian rupa sehingga dapat menjadi cermin karya Tuhan dalam diri para orangtua/bapak-ibu. Untuk itu para bapak-ibu atau orangtua mungkin dapat `back to basic', kenangkan pengalaman ketika masa pacaran, tunangan atau tahun-tahun pertama sebagai suami-isteri. Bukankah pada masa-masa itu masing-masing saling melihat pasangannya di dalam Tuhan? Kami berharap pada saat ini anda sebagai orangtua atau bapak-ibu tetap saling melihat, mentaati pasangannya di dalam Tuhan. Percayalah dan imanilah jika orangtua hidup dan bertindak demikian, maka anak-anak akan meniru atau meneladannya. Secara khusus kami mengingatkan anak-anak sekalian, yang berarti masih ikut orangtua dan belum mandiri, hendaknya sungguh mentaati dan menghormati orangtua, ayah dan ibu di dalam Tuhan. Marilah kita hayati bersama bahwa Tuhan hidup dan berkarya terus menerus di dalam keluarga kita masing-masing.

"Segala yang Kaujadikan itu akan bersyukur kepada-Mu, ya TUHAN, dan orang-orang yang Kaukasihi akan memuji Engkau. Mereka akan mengumumkan kemuliaan kerajaan-Mu, dan akan membicarakan keperkasaan-Mu, untuk memberitahukan keperkasaan-Mu kepada anak-anak manusia, dan kemuliaan semarak kerajaan-Mu. Kerajaan-Mu ialah kerajaan segala abad, dan pemerintahan-Mu tetap melalui segala keturunan. TUHAN setia dalam segala perkataan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya. TUHAN itu penopang bagi semua orang yang jatuh dan penegak bagi semua orang yang tertunduk" (Mzm. 145:10-14).

"Ia memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebutNYA rasul"

"Ia memilih dari antara mereka dua belas orang yang disebutNya rasul"
(Ef 2:19-22; Luk 6:12-19)

"Pada waktu itu pergilah Yesus ke bukit untuk berdoa dan semalam-malaman Ia berdoa kepada Allah. Ketika hari siang, Ia memanggil murid-murid-Nya kepada-Nya, lalu memilih dari antara mereka dua belas orang, yang disebut-Nya rasul: Simon yang juga diberi-Nya nama Petrus, dan Andreas saudara Simon, Yakobus dan Yohanes, Filipus dan Bartolomeus, Matius dan Tomas, Yakobus anak Alfeus, dan Simon yang disebut orang Zelot, Yudas anak Yakobus, dan Yudas Iskariot yang kemudian menjadi pengkhianat. Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. Mereka datang untuk mendengarkan Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka; juga mereka yang dirasuk oleh roh-roh jahat beroleh kesembuhan. Dan semua orang banyak itu berusaha menjamah Dia, karena ada kuasa yang keluar dari pada-Nya dan semua orang itu disembuhkan-Nya." (Luk 6:12-19), demikian kutipan Warta Gembira hari ini
Berrefleksi atas bacaan-bacaan dalam rangka mengenangkan pesta St.Simon dan St.Yudas, rasul, hari ini saya sampaikan catatan-catatan sederhana sebagai berikut:
• Rasul adalah seseorang yang dipilih dan diutus untuk berpartisipasi dalam karya Penyelamatan: mewartakan Kabar Baik dan menyembuhkan aneka macam penyakit. Sebagai orang yang beriman kepada Yesus Kristus kita memiliki dimensi rasuli dalam hidup dan cara bertindak kita, dengan kata lain kita juga dipanggil untuk mewartakan kabar baik dan menyembuhkan aneka macam penyakit di lingkungan hidup kita masing-masing. Ingat dan hayati juga bahwa masing-masing dari kita sejak awal adalah yang terpilih dan menjadi pemenang (perhatikan ada jutaan sperma dan hanya satu yang terpilih dan menang untuk bersatu dengan sel telor). Maka sebagai yang terpilih marilah kita mawas diri sejauh mana cara hidup dan cara bertindak kita berdimensi rasuli. Hendaknya dari cara hidup dan cara bertindak kita senantiasa tersiarkan atau terkabarkan apa-apa yang baik, menarik, mempesona dan memikat, dan untuk itu kiranya dari pihak kita diharapkan senantiasa berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun. Di lingkungan hidup dan kerja kita kiranya juga ada orang yang sakit serta membutuhkan penyemmbuhan, entah sakit hati, sakit jiwa, sakit akal budi atau sakit tubuh. Marilah dengan rela hati dan jiwa besar kita keluarkan atau baktikan apa yang kita miliki guna membantu penyembuhan mereka yang sedang menderita sakit; demikian juga ketika ada orang sakit mendantangi kita untuk mohon bantuan hendaknya dilayani denggn rendah hati dan gembira.
• "Di dalam Dia tumbuh seluruh bangunan, rapi tersusun, menjadi bait Allah yang kudus, di dalam Tuhan. Di dalam Dia kamu juga turut dibangunkan menjadi tempat kediaman Allah, di dalam Roh" (Ef 2;21-22), demikian peringatan Paulus perihal hidup menggereja atau paguyuban umat beriman. Secara organisatoris/ hirarkis `bangunan Gereja Katolik' kiranya boleh dikatakan tersusun dengan rapi sejak dari Kepausan -> s/d lingkungan atau stasi, namun apakah para anggotanya sungguh `menjadi tempat kediaman Allah' kiranya menjadi pertanyaan bagi kita semua. Maka baiklah saya mengajak dan mengingatkan kita semua: marilah kita mawas diri kita sendiri sejauh mana layak menjadi tempat kediaman Allah. Menjadi tempat kediaman Allah berarti Allah hidup dan berkarya di dalam diri kita dan dengan demikian kita hidup dan bertindak sesuai dengan kehendak Allah atau setia menghayati janji baptis, yaitu `hanya mengabdi Tuhan Allah saja serta menolak semua godaan setan'. Allah hidup dan bekerja dalam diri kita juga berarti hidup di dalam Roh, sehingga cara hidup dan cara bertindak kita menghasilkan buah-buah Roh seperti "kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri" (Gal 5:22-23). Maka selayaknya siapapun yang `menjamah' kita, hidup dan bekerja bersama kita akan tergerak untuk semakin beriman, semakin mempersembahkan diri seutuhnya kepada Tuhan, dan jika mereka sedang menderita sakit akan tersembuhkan. Dengan ini kami juga mengingatkan dan mengajak rekan-rekan umat Katolik atau Kristen untuk dengan sungguh-sungguh hidup dalam paguyuban umat basis, sehingga kehidupan bersama sebagai umat yang percaya kepada Yesus Kristus menarik, mempesona dan memikat bagi orang lain. Hendaknya para ketua lingkungan/stasi atau wilayah bersama dengan seluruh umat di lingkungan atau wilayahnya membangun kebersamaan hidup sejati.

"Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya; hari meneruskan berita itu kepada hari, dan malam menyampaikan pengetahuan itu kepada malam. Tidak ada berita dan tidak ada kata, suara mereka tidak terdengar; tetapi gema mereka terpencar ke seluruh dunia, dan perkataan mereka sampai ke ujung bumi. Ia memasang kemah di langit untuk matahari" (Mzm 19:2-5)

Kualitas Pujian

Kualitas Pujian

Mazmur 111 : 1–10

111:1. Haleluya! Aku mau bersyukur kepada TUHAN dengan segenap hati, dalam
lingkungan orang-orang benar dan dalam jemaah.
111:2 Besar perbuatan-perbuatan TUHAN, layak diselidiki oleh semua orang yang
menyukainya.
111:3 Agung dan bersemarak pekerjaan-Nya, dan keadilan-Nya tetap untuk
selamanya.
111:4 Perbuatan-perbuatan-Nya yang ajaib dijadikan-Nya peringatan; TUHAN itu
pengasih dan penyayang.
111:5 Diberikan-Nya rezeki kepada orang-orang yang takut akan Dia. Ia ingat
untuk selama-lamanya akan perjanjian-Nya.
111:6. Kekuatan perbuatan-Nya diberitakan-Nya kepada umat-Nya, dengan memberikan
kepada mereka milik pusaka bangsa-bangsa.
111:7 Perbuatan tangan-Nya ialah kebenaran dan keadilan, segala titah-Nya teguh,
111:8 kokoh untuk seterusnya dan selamanya, dilakukan dalam kebenaran dan
kejujuran.
111:9 Dikirim-Nya kebebasan kepada umat-Nya, diperintahkan-Nya supaya
perjanjian-Nya itu untuk selama-lamanya; nama-Nya kudus dan dahsyat.
111:10 Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN, semua orang yang melakukannya
berakal budi yang baik. Puji-pujian kepada-Nya tetap untuk selamanya.


Di televisi, dapat kita saksikan berbagai hal menakjubkan yang dilakukan oleh
akrobat. Berjalan di atas tali menyeberang gedung dan gunung, melompat dari
ketinggian ke atas permukaan air yang sangat dangkal, juggling pisau tajam di
atas sepeda roda satu, dan sebagainya. Pujian otomatis keluar dari bibir setiap
orang. Itulah yang terjadi dalam fenomena umum di masyarakat kita. Demikian juga
ketika kita mengalami atau menyaksikan kebaikan seseorang, kita akan memuji
orang tersebut. Lalu bagaimana pujian kita kepada TUHAN, Sang Khalik?

Kita harus memuji TUHAN! Setujukah Saudara dengan kalimat tersebut? Benarkah
kita harus memuji TUHAN? Tidak. Kita pasti memuji TUHAN, bukan harus. Kata
"harus" memberi pengertian suatu perintah, peraturan atau adanya dorongan dari
pihak luar—bahkan hukum yang harus dijalankan. Jadi seolah-olah memuji TUHAN itu
suatu perintah. Padahal, memuji TUHAN seharusnya merupakan suatu keadaan yang
secara otomatis terjadi, atau berlangsung dalam kehidupan kita terus-menerus
tanpa adanya paksaan ataupun tekanan.

Kualitas dari pujian seseorang kepada TUHAN tergantung dari seberapa dalam orang
tersebut mengenal dan mengalami TUHAN. Jadi kalau ada seratus anggota gereja
yang bernyanyi memuji TUHAN, sebetulnya belum tentu seratus orang tersebut
memiliki kualitas pujian yang sama terhadap TUHAN. Bagi seseorang yang memiliki
pengalaman pribadi yang nyata dengan TUHAN dalam hidupnya setiap hari, kualitas
pujiannya pasti lebih baik dan tulus. Ironisnya, ada orang yang tidak memiliki
pengalaman pribadi dengan TUHAN lalu diajak memuji TUHAN. Maka pujian yang
keluar dari bibirnya hanya merupakan kata-kata indah tanpa makna. Bahkan tidak
mustahil, orang tersebut memuji TUHAN dengan terpaksa, bukan dari dasar hati
yang tulus dan benar.

Seharusnya kita memuji TUHAN bukan hanya karena kekuatan kuasa dan mukjizat-NYA,
tetapi juga karena kekudusan, hikmat, keadilan dan kecerdasan-NYA. IA mungkin
membawa kita ke lorong-lorong kehidupan yang penuh misteri. IA bisa saja
menuntun kita ke jalan yang tampaknya sulit dan tidak menyenangkan, dan kita
tidak tahu mengapa kita ada di situ, tetapi IA melakukan itu semua untuk
mendewasakan dan menyempurnakan kita. Mari kita belajar mengenal dan mengalami
TUHAN lebih dalam lagi, sehingga saat kita berseru, "Haleluya! Terpujilah
TUHAN!" kita menyerukannya dengan kualitas yang semakin tinggi setiap harinya.


Kualitas pujian seseorang tergantung pengenalan dan pengalaman kita terhadap
TUHAN.

Tidak Menjadi Tawar Hati Karena Penderitaan

Tidak Menjadi Tawar Hati Karena Penderitaan

"Jika engkau tawar hati pada masa kesesakan, kecillah kekuatanmu." Amsal 24:10

Ketika kita sudah percaya kepada Yesus dan mengakuiNya sebagai Tuhan dan juruselamat hidupnya, ini bukan berarti bahwa kita tidak akan menghadapi masalah. Bukan berarti juga bahwa kita bebas dari masalah dan kita akan langsung diberkati secara berkelimpahan baik dalam keluarga, pekerjaan, bisnis, usaha, pendidikan, di lingkungan dan lainnya.

Justru pada saat kita memutuskan mengikut Yesus, iblis akan berusaha untuk menarik kita kembali agar jatuh ke dalam dosa, karena dia tidak suka dengan keputusan yang kita ambil.
*courtesy of PelitaHidup.com
Berbagai masalah juga tetap akan datang menerpa kehidupan kita tanpa habis-habisnya selama kita masih bernafas.

Seringkali juga kita menyerah atas persoalan yang sedang menimpa kita. Kita berharap bahwa Tuhan segera menolong dan memberi jalan keluar atas masalah yang kita hadapi. Pada kenyataannya jawaban Tuhan tidak datang juga, sehingga kita menjadi tawar hati. Kita tidak tahu bahwa Tuhan sedang menguji dan memproses hidup kita agar kita dapat benar-benar percaya dan berserah kepada Tuhan dengan segenap hati kita.

Rasa tawar hati sering diikuti dengan perasaan kecewa dengan kondisi hidup kita dan bahkan ada juga yang kecewa kepada Tuhan, hingga tidak pergi lagi ke gereja.

Kondisi ini akan membuat kita semakin lemah dan tidak mempunyai kekuatan untuk dapat melangkah maju menghadapi masalah yang ada.

"Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.
Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami." 2 Korintus 4:16-17
*courtesy of PelitaHidup.com
Rasul Paulus dalam penderitaannya yang begitu banyak dia alami, juga tetap menjaga hatinya agar tidak tawar hati. Walaupun secara lahiriah dia semakin lemah, tetapi manusia rohaninya semakin kuat di dalam Tuhan. Dia tahu bahwa apa yang telah Tuhan sediakan bagi dia jauh lebih besar dari apa yang dia alami. Inilah kekuatan yang memampukan Rasul Paulus untuk tetap setia mengiring Tuhan sampai akhir hidupnya.

Tawar hati justru akan membuat kita semakin lemah dan membuat hidup kita tidak mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjalani masalah yang ada. Kita membutuhkan pengharapan kepada Yesus untuk tetap dapat kuat menghadapi masalah yang ada.
*courtesy of PelitaHidup.com
Jangan biarkan rasa tawar hati itu datang atau bahkan berlarut-larut melingkupi hidup kita. Cari wajah Yesus, maka Dia akan memberikan pengharapan dan kekuatan baru bagi kita untuk menjalani langkah hidup kita.

Doa:

Tuhan, berikanlah kami kekuatan agar sanggup menjalani hari-hari kami yang penuh dengan berbagai masalah. Biarlah terang FirmanMu yang menuntun jalan kami agar kami dapat tetap bersemangat di dalam kasih Tuhan, sehingga kami dapat menjadi pemenang dalam masalah yang kami hadapi.
*courtesy of PelitaHidup.com
Langkah iman:

a.. Perkatakan Firman Tuhan dalam hidup kita, sehingga itu menjadi kekuatan bagi kita.
b.. Tolak segala rasa tawar hati maupun rasa kecewa yang ada.
c.. Percaya bahwa Tuhan telah menyediakan yang terbaik bagi kita tepat pada waktuNya.

MENANG DALAM PENJARA

MENANG DALAM PENJARA

Dalam buku A Day in the Life of Ivan Denisovich, Alexander
Solzhenitsyn mengisahkan Ivan yang mengalami berbagai kengerian
dalam kamp tahanan di Soviet. Suatu hari, ketika ia berdoa dengan
mata terpejam, seorang tahanan lain memperhatikan dan mengejek, "Doa
tidak akan membantumu keluar lebih cepat dari tempat ini." Setelah
membuka matanya, Ivan menjawab, "Aku berdoa bukan untuk keluar dari
penjara, tetapi aku berdoa agar dapat melakukan kehendak Allah di
dalam penjara."

Sikap umum orang dalam menghadapi masalah kemungkinan besar mirip
dengan sikap tahanan lain itu terhadap penjara: menganggapnya
sebagai sesuatu yang sebaiknya ditinggalkan secepat mungkin. Orang
melamunkan kehidupan yang bebas dari masalah.

Rasul Paulus juga pernah mengalami pemenjaraan-itu hanya sebagian
dari penderitaan yang bertubi-tubi menimpanya. Akan tetapi, ia tidak
melihat aneka penderitaan itu sebagai rintangan se-mata. Ia tidak
menjadi kecewa karenanya. Ia menganggap penderitaan itu dipakai
Tuhan sebagai alat untuk menguatkan kehidupan rohaninya hari demi
hari, meneguhkan iman dan pengharapannya akan kekekalan. Apabila
dibandingkan dengan upah kekal tersebut, penderitaan itu dapat
dipandang sebagai masalah yang dapat dihadapi dan dilampaui.

Kita masing-masing mungkin sedang merasa terpenjara oleh suatu
masalah. Dalam keadaan demikian, apakah yang akan kita minta dari
Tuhan? Meminta Tuhan membebaskan kita dari masalah itu-habis
perkara? Atau, meminta Tuhan agar memakainya untuk menguatkan iman
dan pengharapan kita akan kekekalan? --ARS

PENGHARAPAN AKAN KEKEKALAN MERINGANKAN KITA
DALAM MENANGGUNG PENDERITAAN DI DUNIA YANG FANA


2 Korintus 4:16-18

16 Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia
lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami
dibaharui dari sehari ke sehari.
17 Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi
kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih
besar dari pada penderitaan kami.
18 Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang
tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan
yang tak kelihatan adalah kekal.

Merapi Meletus, Jakarta Banjir, Mentawai Gempa Tsunami

Merapi Meletus, Jakarta Banjir, Mentawai Gempa Tsunami

Gunung Merapi meletus pukul 17.02 WIB, Selasa (26/10/2010). Semburan awan panas mencapai ketinggian 1,5 kilometer. Hingga kini, warga di sekitar lereng Merapi sedang dievakuasi untuk menghindari hujan abu yang panas. Erupsi adalah bahasa ilmiah meletus. Erupsi terjadi dua kali, yakni pukul 17.02 WIB dan 17.23 WIB.

Sempat terdengar suara letusan. Warga selanjutnya hanya bisa melihat asap tebal hitam sangat tinggi. Awan panas mencapai 1,5 kilometer tingginya. Hujan abu hingga pukul 20.00 WIB terus terjadi. Hujan abu melebihi batas aman bencana, yakni 10 kilometer. Bahkan, masyarakat yang berada lebih dari 20 kilometer hingga kini juga mengalami hujan abu

Sementara di Jakarta arus lalu lintas sejumlah jalan protokol di Jakarta Senin ( 25/10/2010 ) benar-benar semrawut di tengah kepungan genangan air. Aksi para pengendara yang tidak sabar dan saling serobot semakin memperparah arus lalin di segala arah. Kemacetan yang luar biasa ini sungguh menyengsarakan warga Jakarta yang harus merambat sampai dengan 4-5 jam di jalan.

Dapat saat hampir bersamaan terjadi bencana gempa berkekuatan 7,2 skala Richter yang disusul tsunami setinggi 2 meter di Kabupaten Kepulauan Mentawai, sekitar 120 mil laut dari Kota Padang, Sumatera Barat.

Sampai Selasa (26/10/2010) pukul 22.15 WIB, jumlah korban yang sudah terdata dan ditemukan sebanyak 112 orang. Korban yang dinyatakan hilang sebanyak 502 orang dan yang mengungsi lebih dari 2.000 orang.

Jika melihat bencana skala besar yang bertubi-tubi di Indonesia saat ini, apakah kita masih tidak juga peka dengan Suara Tuhan?

Bacalah baik-baik Yoel 2 dan kita mendapatkan beberapa langkah strategis yang harus kita lakukan, yaitu (Yoel 2:12-15) :

1. "Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

2. Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya. Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.

3. Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;

Intinya adalah penyesalan, pertobatan, memohon belas kasihan Tuhan dengan berpuasa, dan ini harus dilakukan secara nasional. Mari kita mulai dengan diri kita masing-masing agar Tuhan berbelas kasihan terhadap Indonesia.

MARI MULAI BERTOBAT DAN MEMOHON BELAS KASIHAN TUHAN TERHADAP KITA, BANGSA INDONESIA, SELAMA MASIH ADA WAKTU

Ayat Alkitab: Yoel 2:1-32

2:1

Tiuplah sangkakala di Sion dan berteriaklah di gunung-Ku yang kudus! Biarlah gemetar seluruh penduduk negeri, sebab hari TUHAN datang, sebab hari itu sudah dekat;

2:2

suatu hari gelap gulita dan kelam kabut, suatu hari berawan dan kelam pekat; seperti fajar di atas gunung-gunung terbentang suatu bangsa yang banyak dan kuat, yang serupa itu tidak pernah ada sejak purbakala, dan tidak akan ada lagi sesudah itu turun-temurun, pada masa yang akan datang.

2:3

Di depannya api memakan habis, di belakangnya nyala api berkobar. Tanah di depannya seperti Taman Eden, tetapi di belakangnya padang gurun tandus, dan sama sekali tidak ada yang dapat luput.

2:4

Rupanya seperti kuda, dan seperti kuda balapan mereka berlari.

2:5

Seperti gemertaknya kereta-kereta, mereka melompat-lompat di atas puncak gunung-gunung; seperti geletiknya nyala api yang memakan habis jerami; seperti suatu bangsa yang kuat, teratur barisannya untuk berperang.

2:6

Terhadapnya bangsa-bangsa gemetar, segala muka bertambah menjadi pucat pasi.

2:7

Seperti pahlawan mereka berlari, seperti prajurit mereka naik tembok; dan mereka masing-masing berjalan terus dengan tidak membelok dari jalannya;

2:8

mereka tidak berdesak-desakan, mereka berjalan terus masing-masing di jalannya; mereka menerobos pertahanan dengan tombak, mereka tidak membiarkan barisannya terputus.

2:9

Mereka menyerbu ke dalam kota, mereka berlari ke atas tembok, mereka memanjat ke dalam rumah-rumah, mereka masuk melalui jendela-jendela seperti pencuri.

2:10

Di depannya bumi gemetar, langit bergoncang; matahari dan bulan menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya.

2:11

Dan TUHAN memperdengarkan suara-Nya di depan tentara-Nya. Pasukan-Nya sangat banyak dan pelaksana firman-Nya kuat. Betapa hebat dan sangat dahsyat hari TUHAN! Siapakah yang dapat menahannya?

2:12

"Tetapi sekarang juga," demikianlah firman TUHAN, "berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis dan dengan mengaduh."

2:13

Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu, berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal karena hukuman-Nya.

2:14

Siapa tahu, mungkin Ia mau berbalik dan menyesal, dan ditinggalkan-Nya berkat, menjadi korban sajian dan korban curahan bagi TUHAN, Allahmu.

2:15

Tiuplah sangkakala di Sion, adakanlah puasa yang kudus, maklumkanlah perkumpulan raya;

2:16

kumpulkanlah bangsa ini, kuduskanlah jemaah, himpunkanlah orang-orang yang tua, kumpulkanlah anak-anak, bahkan anak-anak yang menyusu; baiklah penganten laki-laki keluar dari kamarnya, dan penganten perempuan dari kamar tidurnya;

2:17

baiklah para imam, pelayan-pelayan TUHAN, menangis di antara balai depan dan mezbah, dan berkata: "Sayangilah, ya TUHAN, umat-Mu, dan janganlah biarkan milik-Mu sendiri menjadi cela, sehingga bangsa-bangsa menyindir kepada mereka. Mengapa orang berkata di antara bangsa: Di mana Allah mereka?"

2:18

TUHAN menjadi cemburu karena tanah-Nya, dan Ia belas kasihan kepada umat-Nya.

2:19

TUHAN menjawab, kata-Nya kepada umat-Nya: "Sesungguhnya, Aku akan mengirim kepadamu gandum, anggur dan minyak, dan kamu akan kenyang memakannya; Aku tidak akan menyerahkan kamu lagi menjadi cela di antara bangsa-bangsa.

2:20

Yang datang dari utara itu akan Kujauhkan dari padamu, dan akan Kuusir ke suatu negeri kering dan tandus, barisan mukanya ke laut timur, dan barisan belakangnya ke laut barat, maka bau busuknya dan bau anyirnya akan naik, sebab ia telah melakukan perkara yang besar.

2:21

Jangan takut, hai tanah, bersorak-soraklah dan bersukacitalah, sebab juga TUHAN telah melakukan perkara yang besar!

2:22

Jangan takut, hai binatang-binatang di padang, sebab tanah gembalaan di padang gurun menghijau, pohon menghasilkan buahnya, pohon ara dan pohon anggur memberi kekayaannya.

2:23

Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena TUHAN, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dengan adilnya, dan diturunkan-Nya kepadamu hujan, hujan pada awal dan hujan pada akhir musim seperti dahulu.

2:24

Tempat-tempat pengirikan menjadi penuh dengan gandum, dan tempat pemerasan kelimpahan anggur dan minyak.

2:25

Aku akan memulihkan kepadamu tahun-tahun yang hasilnya dimakan habis oleh belalang pindahan, belalang pelompat, belalang pelahap dan belalang pengerip, tentara-Ku yang besar yang Kukirim ke antara kamu.

2:26

Maka kamu akan makan banyak-banyak dan menjadi kenyang, dan kamu akan memuji-muji nama TUHAN, Allahmu, yang telah memperlakukan kamu dengan ajaib; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya.

2:27

Kamu akan mengetahui bahwa Aku ini ada di antara orang Israel, dan bahwa Aku ini, TUHAN, adalah Allahmu dan tidak ada yang lain; dan umat-Ku tidak akan menjadi malu lagi untuk selama-lamanya."

2:28

"Kemudian dari pada itu akan terjadi, bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia, maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat; orang-orangmu yang tua akan mendapat mimpi, teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihatan.

2:29

Juga ke atas hamba-hambamu laki-laki dan perempuan akan Kucurahkan Roh-Ku pada hari-hari itu.

2:30

Aku akan mengadakan mujizat-mujizat di langit dan di bumi: darah dan api dan gumpalan-gumpalan asap.

2:31

Matahari akan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadi darah sebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.

2:32

Dan barangsiapa yang berseru kepada nama TUHAN akan diselamatkan, sebab di gunung Sion dan di Yerusalem akan ada keselamatan, seperti yang telah difirmankan TUHAN; dan setiap orang yang dipanggil TUHAN akan termasuk orang-orang yang terlepas."

Sejumlah Negara Tawarkan Bantuan

Sejumlah Negara Tawarkan Bantuan

Negara-negara sahabat dan organisasi internasional menawarkan bantuan penanganan dampak bencana alam di Yogyakarta dan Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

Kepala Unit Kerja Presiden Pengawas Perencana Pembangunan (UKP4) Kuntoro Mangkusubroto melaporkan, Jepang adalah salah satu negara yang menawarkan bantuan. Selain itu, Selandia Baru juga siap mengirimkan berbagai jenis bantuan setiap saat dibutuhkan. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), menurut Kuntoro, juga telah menyiapkan bantuan yang siap dikirimkan.

Selain menawarkan bantuan, negara-negara sahabat dan organisasi internasional itu juga menyatakan duka yang mendalam. Demikian diberitakan Kompas.

Pada saat yang sama, Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono juga mengatakan bahwa angkatan perang Singapura menawarkan bantuan kapal. Namun, kata Agus, TNI belum memberikan jawaban atas tawaran itu karena masih menunggu perkembangan situasi.

Dalam kondisi Indonesia yang didera bencana bertubi-tubi, sudah seharusnyalah kita saling menguatkan, saling tolong menolong, bersatu bangkit dari krisis.

Seperti Yesaya 41:6-7, yang seorang menolong yang lain dan berkata kepada temannya: "Kuatkanlah hatimu!" Tukang besi menguatkan hati tukang emas, dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan.

Lebih dari itu peganglah Janji Allah di Yesaya 41:10:
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Terpujilah Allah yang senantiasa memegang janji-janji NYA.

SALING MENOLONG DAN MENGUATKAN, SEPERTI ALLAH SENANTIASA MENEGUHKAN, MENOLONG, MENOLONG DAN MEMBAWA KITA KE KEMENANGAN

Ayat Alkitab: Yesaya 41:4-10

41:4

Siapakah yang melakukan dan mengerjakan semuanya itu? Dia yang dari dahulu memanggil bangkit keturunan-keturunan, Aku, TUHAN, yang terdahulu, dan bagi mereka yang terkemudian Aku tetap Dia juga.

41:5

Pulau-pulau telah melihatnya dan menjadi takut, ujung-ujung bumipun menjadi gemetar; mereka datang dan makin mendekat.

41:6

Yang seorang menolong yang lain dan berkata kepada temannya: "Kuatkanlah hatimu!"

41:7

Tukang besi menguatkan hati tukang emas, dan orang yang memipihkan logam dengan martil menguatkan hati orang yang menempa di atas landasan; ia berkata tentang patrian: "Itu baik," lalu menguatkannya dengan paku-paku, sehingga tidak goyang.

41:8

Tetapi engkau, hai Israel, hamba-Ku, hai Yakub, yang telah Kupilih, keturunan Abraham, yang Kukasihi;

41:9

engkau yang telah Kuambil dari ujung-ujung bumi dan yang telah Kupanggil dari penjuru-penjurunya, Aku berkata kepadamu: "Engkau hamba-Ku, Aku telah memilih engkau dan tidak menolak engkau";

41:10

janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.

Kesabaran Menghadapi Badai Kehidupan Memunculkan Pelangi Indah

Kesabaran Menghadapi Badai Kehidupan Memunculkan Pelangi Indah
Kejadian 29 : 31-35

31. Ketika Tuhan melihat, bahwa Lea tidak dicintai, dibukanyalah kandungannya, tetapi Rahel mandul. 32. Lea mengandung, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, dan menamainya Ruben, sebab katanya: "Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku". 33. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata :" Sesungguhnya, Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikan-Nya pula anak ini kepadaku". Maka ia menamai anak itu Simeon. 34. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya". Itulah sebabnya ia menamai anak itu Lewi. 35. Mengandung pulalah ia, lalu melahirkan seorang anak laki-laki, maka ia berkata: "Sekali ini aku akan bersyukur kepada Tuhan". Itulah sebabya ia menamai anak itu Yehuda. Sesudah itu ia tidak melahirkan lagi.

Sejenak kita akan melihat terlebih dahulu latar belakang kisah ini dari ayat-ayat sebelumnya. Ishak, telah memberi pesan kepada anaknya Yakub, supaya Yakub jangan mengambil isteri dari perempuan Kanaan. Oleh karena itu Ishak menyuruh Yakub pergi ke Padan-Aram ke rumah Laban, pamannya yaitu saudara dari Ribka, ibunya. Ishakpun berpesan agar Yakub mengambil seorang isteri dari anak-anak Laban. Yakub mendengarkan perkataan ayahnya itu dan melakukannya.

Di tengah perjalanannya menuju Padan Aram, Yakub berhenti di sebuah sumur di padang. Di tempat inilah biasanya berkumpul kawanan-kawanan domba untuk diberi minum. Salah satu anak perempuan dari Laban, pamannya, yang bernama Rahel datang juga ke sumur itu dengan membawa kambing domba ayahnya, sebab Rahel-lah yang menggembalakannya.

Melalui informasi para penggembala di sumur itu, Yakub akhirnya mengenal Rahel sebagai salah satu anak dari pamannya Laban. Kemudian Yakub menceritakan kepada Rahel bahwa dirinya adalah anak saudara ayah Rahel, anak Ribka, saudara perempuan ayahnya itu.

Setelah pertemuan ini kemudian pergilah Rahel untuk menceriterakan tentang Yakub kepada ayahnya. Mendengar hal itu, maka Labanpun pergi menyongsongnya untuk kemudian membawanya ke rumahnya. Yakub menceriterakan semua tentang dirinya kepada Laban, dan tinggallah Yakub di rumah Laban.

Yakub bekerja membantu Laban. Sebagai seorang paman, Laban menawarkan upah apakah yang diminta oleh Yakub darinya? Diam-diam ternyata Yakub telah jatuh cinta kepada salah satu anak Laban, yaitu Rahel.

"Laban mempunyai dua anak perempuan; yang lebih tua namanya Lea dan yang lebih muda namanya Rahel. Lea tidak berseri matanya, tetapi Rahel itu elok sikapnya dan cantik parasnya", Kejadian 29: 16-17.

Singkat cerita, sesuai perjanjian antara Yakub dan Laban, maka Yakub bersedia bekerja 7 tahun lamanya pada Laban untuk mendapatkan Rahel. Setelah 7 tahun genap, Laban mengundang semua orang dan mengadakan perjamuan. Tetapi pada waktu malam tiba diambilnyalah Lea, lalu dibawanya kepada Yakub. Maka Yakub-pun menghampiri Lea.

Tetapi pada waktu pagi hari, tampaklah bahwa itu Lea. Laban telah menipu Yakub, karena di tempat itu tidak boleh mengawinkan adiknya terlebih dahulu daripada kakaknya.

Sesuai permintaan Laban, bahwa Yakub harus menggenapi 7 hari dulu perkawinannya dengan Lea, dan setelah itu Laban akan memberikan juga Rahel kepadanya sebagai upah asalkan Yakub bersedia bekerja 7 tahun lagi. Demikianlah Yakub menuruti permintaan pamannya itu, dan akhirnya Yakub menghampiri Rahel juga, malah ia lebih cinta kepada Rahel daripada Lea.

Inilah kisah perkawinan yang dialami oleh Lea. Dari perkawinan poligami ini, berbagai dampak burukpun telah terjadi, yaitu Yakub lebih cinta kepada Rahel daripada kepada Lea, dan tatkala dilihat Rahel ia tidak melahirkan anak bagi Yakub maka cemburulah ia kepada kakaknya itu yang telah melahirkan anak-anak bagi Yakub.

Demikianlah pergumulan yang dialami oleh Lea, yang hidup dalam perkawinan tanpa mendapatkan cinta dari suaminya Yakub, memperoleh ketidakadilan, ia dicurangi ayahnya, serta Lea dicemburui pula oleh adiknya sendiri yaitu isteri kedua dari suaminya.

Secara fisik, Alkitab mencatat bahwa Rahel lebih cantik daripada Lea. Lea tentu sangat berharap untuk mempertahankan perkawinannya dan mendapatkan kasih dari suaminya. Sejumlah badai yang berupa awan kekecewaan, penderitaan, dan ketidakadilan harus dihadapi oleh Lea, ia terbelenggu dalam pernikahan yang tanpa cinta, dan terpaksa berbagi suami pula dengan adiknya, adalah merupakan suatu penderitaan yang harus dialaminya.

Sebagai seorang wanita yang sudah resmi dijadikan isteri, tentulah Lea sangat berjuang untuk mendapatkan pengakuan kasih dan cinta dari suaminya.

Bagaimanakah Lea menghadapi masalah badai dalam kehidupan perkawinannya, sejauh manakah Lea berusaha untuk mendapatkan cinta dari suaminya, dan apakah Yakub akhirnya memberikan sebuah penghargaan kepada Lea, sebagai isterinya.

Untuk memperoleh apa yang diharapkan Lea, dan untuk melihat sebuah pelangi yang indah dalam perkawinannya dengan Yakub, nampaknya Lea harus memiliki kesabaran dalam melalui badai hari-harinya yang tanpa cinta dari suaminya. Lea harus sabar, sebab yang menjadi saingannya adalah adiknya sendiri. Menarik untuk kita perhatikan bagaimana kesabaran yang dimiliki Lea.

.

Kesabaran yang dimiliki Lea dalam menghadapi badai kehidupannya ialah:

1. Menyadari Bahwa Tuhan Maha Melihat
Ayat 31 mengatakan bahwa Tuhan melihat bahwa Lea tidak dicintai oleh Yakub. Dalam perkawinan ini Lea cukup menderita, ia dimanfaatkan oleh Ayahnya, dan ia ditolak oleh suaminya.

Hatinya hancur, sebab ia harus berada dalam sebuah perkawinan tanpa cinta, dan yang lebih menyedihkan lagi ialah suaminya Yakub kemudian menikahi saudarinya yaitu Rahel. Yakub malah lebih cinta kepada Rahel daripada Lea.

Sesungguhnya Allah itu Maha tahu dan Maha melihat. Tuhanpun melihat bahwa Lea tidak dicintai Yakub. Ketika Allah melihat hal ini terjadi, Allah tidak tinggal diam saja, tetapi Allah melakukan sesuatu atas keadaan yang dialami Lea, yaitu dengan membuka kandungan Lea, sedangkan Rahel tetap dibiarkan Tuhan mandul.

Lihatlah, bagaimana Allah itu bertindak atas setiap persoalan yang kita alami. Tanpa kita sadari, jika kita sabar, sesungguhnya Allah itu telah melakukan sesuatu untuk kebaikan kita. Ketika kita percaya bahwa Allah selalu menyertai kita dalam segala perkara, maka kita pasti akan memperoleh segala kebaikanNya.

"Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya", Mazmur 34:19.

Apapun persoalan yang sedang saudara alami, ingatlah bahwa Tuhan itu dapat melihat. Tuhan melihat semua penderitaan yang sedang terjadi pada saudara.

"Mata Tuhan ada di segala tempat, mengawasi orang jahat dan orang baik", Amsal 15:3.

"Karena mata Tuhan menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia", 2 Tawarikh 16: 9a.

Mata Tuhan selalu mengamat-amati setiap kehidupan kita, dan tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Karena Tuhan melihat, lebih baik bagi kita berserah saja pada Tuhan, tidak ada gunanya kita memberontak, menggerutu atau bersungut-sungut.

Milikilah kesabaran dan biarlah hati kita tetap percaya kepadaNya, maka Tuhan akan memberikan kekuatan kepada kita. Sadarilah bahwa Allah itu melihat kita, Ia tidak akan tinggal diam saja. Tatkala Allah melihat kita sedang menderita, percayalah bahwa Allah akan mengerjakan sesuatu bagi kita.

.

2. Merasakan Bahwa Allah Itu Peduli
Setelah kandungan Lea dibukakan oleh Tuhan, maka Leapun mengandung dan kemudian melahirkan seorang anak laki-laki. Lea tentu sangat senang atas kelahiran anaknya, dan ia memberi nama anak ini Ruben. Melalui kelahiran Ruben ini, Lea merasakan bahwa Tuhan itu peduli padanya dan penderitaan yang dialaminya.

Dikatakan dalam ayat 32b, "Sesungguhnya Tuhan telah memperhatikan kesengsaraanku; sekarang tentulah aku akan dicintai oleh suamiku".

Hadirnya tangisan seorang bayi sungguh membuat Lea bersukacita, sebab Lea merasakan bahwa Tuhan telah memperhatikannya dengan memberikan seorang anak kepadanya. Dengan melahirkan Ruben, Lea sangat berharap, Yakub akan memberikan perhatian kepadanya dan akan mendapatkan cinta dari Yakub.

Allah kita adalah Allah yang sangat peduli atas kehidupan setiap umatnya. Allah memperhatikan kesengsaraan dan penderitaan yang dialami oleh umatnya. Allah tidak akan membiarkan dan meninggalkan kita. Perhatian Allah adalah bukti dari ke-Maha Tahu-anNya.

"Tuhan, Engkau menyelidiki dan mengenal aku; Engkau mengetahui, kalau aku duduk atau berdiri, Engkau mengerti pikiranku dari jauh", Maz. 139: 1-2.

Allah mengetahui semua persoalan yang kita alami, Allah mengetahui keinginan hati kita, ketakutan kita, kekhawatiran kita, dan semua pikiran kita bahkan segala sesuatu yang kita lakukan.

.

3. Mengetahui Bahwa Tuhan Itu Maha Mendengar
Lea berharap ia akan dicintai oleh Yakub karena telah dapat melahirkan seorang anak laki-laki baginya, yaitu Ruben. Ternyata kelahiran Ruben belum membawa suatu perubahan pada perkawinan Lea dengan Yakub. Lea belum mendapatkan cinta dari suaminya Yakub.

Kehadiran Ruben, suara tangisannya rupanya tidak membawa perubahan pada diri Yakub, untuk memberikan perhatian dan cintanya pada Lea. Ketika Lea merasakan belum mendapatkan cinta dari Yakub, Lea menyerahkan harapannya itu pada Tuhan, melalui doa.

Kemudian Lea mengandung lagi untuk yang kedua kalinya, dalam kehamilannya yang ke dua ini, Lea tetap berharap akan mendapatkan cinta Yakub. Lea hanya mengadukan segala perkaranya itu pada Tuhan, setiap keluh kesah penderitaan yang dialaminya itu dicurahkannya pada Tuhan melalui doa-doanya.

Kehadiran anak laki-lakinya yang pertama belum membawa perubahan pada suaminya Yakub, namun Lea tetap bersabar dengan lebih banyak berseru pada Tuhan, dalam doa. Kemudian lahirlah anaknya yang kedua laki-laki, dan Lea memberi nama Simeon. Simeon artinya mendengar.

Dikatakan dalam ayat 33b: "Sesungguhnya, Tuhan telah mendengar, bahwa aku tidak dicintai, lalu diberikanNya pula anak ini kepadaku".

Lea menyadari bahwa Tuhan itu telah mendengarkan semua keluh kesah dan kesulitan yang dialaminya. Kelahiran Simeon ini adalah merupakan bukti dari kehidupan doa Lea.

Kesulitan apapun yang sedang saudara alami, curahkan saja seluruh isi hatimu pada Tuhan dan berserulah padaNya. Dia Allah yang mendengar, karena Allah kita pengasih. Setiap kita berbicara dan setiap perkataan kita didengarNya

"Engkau yang mendengarkan doa. KepadaMulah datang semua yang hidup", Mazmur 65:3.

"Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepadaNya, pada setiap orang yang berseru kepadaNya dalam kesetiaan", Mazmur 145: 18.

.

4. Harus Mengandalkan Tuhan Dalam Segala Hal
Kehadiran Ruben dan Simeon belum mendatangkan perubahan, kenyataannya adalah Lea belum juga memperoleh apa yang diinginkannya, supaya diperhatikan dan dicintai oleh Yakub. Kehadiran dari kedua anak laki-lakinya, melalui tawa dan tangisan mereka, belum juga membawa perubahan pada sikap Yakub. Demikilanlah hari-hari yang harus dilewati oleh Lea, kelahiran kedua anaknya belum membuat harapan Lea menjadi kenyataan.

Tuhan terus memberkati kandungan Lea, kemudian Lea mengandung lagi anak yang ketiga, dan melahirkan seorang anak laki-laki. Lea memberi nama pada anaknya yang ketiga ini Lewi. Arti Lewi ialah terhubung. Dikatakan dalam ayat 34b: "Sekali ini suamiku akan lebih erat kepadaku, karena aku telah melahirkan tiga anak laki-laki baginya".

Melalui perkataannya ini, Lea mulai fokus kepada kehadiran ketiga anak laki-lakinya tersebut, Lea mulai mengandalkan kekuatannya/dirinya, yang telah mampu melahirkan tiga anak laki-laki bagi Yakub. Setelah kelahiran Lewi, Lea berpikir, itu akan membuat Yakub mencintainya, dan pasti Yakub akan mencintainya karena telah melahirkan tiga anak laki-laki.

Dalam kesabarannya untuk menantikan cinta Yakub, Lea mulai melupakan Allah, Lea lebih mengandalkan kehadiran ketiga anaknya daripada kehadiran Allah dalam persoalannya. Apa yang telah dipikirkan oleh Lea, dengan menyakini pikirannya sendiri ternyata tidak membuat perubahan. Tatkala Lea mengandalkan dirinya, ia tidak memperoleh apa yang diharapkannya. Seharusya Lea tetap mengandalkan Tuhan dan menaruh harapannya kepada Tuhan.

Pengalaman Lea ini mengajarkan pada kita bahwa janganlah kita melupakan Tuhan dan segala kebaikanNya. Pada masa kemakmuran, berada dalam posisi yang nyaman, dan amam, kecenderungan manusia ialah biasanya melupakan Allah. Sebaliknya, bila sedang terhimpit dalam masalah, tertindas dan menderita, baru ingat dan berharap kepada Tuhan.

Berhati-hatilah, supaya kita jangan melupakan Tuhan dalam segala hal, apakah kita sedang dalam kekurangan atau kecukupan, penderitaan atau sukacita, kegagalan atau kesuksesan, tetaplah ingat pada Tuhan.

.

5. Mampu Mengucap Syukur Pada Tuhan Saat Ada Masalah
Demikianlah Tuhan tetap melihat, memperhatikan dan mendengar setiap keluh kesah Lea itu, dan Tuhan terus memberkati kandungannya. Lalu Lea kemudian mengandung lagi anak yang ke empat, seorang laki-laki lagi, Lea memberi nama Yehuda. Yehuda Artinya "pujian".

Dikatakan dalam ayat 35b: "Sekali ini aku akan bersyukur pada Tuhan". Akhirnya Lea sadar bahwa ia harus tetap menyerahkan diri dan harapannya hanya pada Tuhan. Lea menyadari kekeliruannya bahwa kelahiran anak-anaknya itu ternyata tidak membawa perubahan pada kehidupan perkawinannnya. Lea sadar bahwa Ia harus tetap mengandalkan Tuhan.

Oleh karena itu Lea mulai mengalihkan fokus perhatiannya dari masalahnya beralih kepada Tuhan. Walaupun badai itu belum juga berlalu dari kehidupannya, Lea kini tidak mau fokus lagi pada badai masalahnya tersebut, tetapi ia fokus pada Tuhan dan kebaikanNya. Lea bersyukur pada Tuhan.

Di tengah badai yang ia hadapi itu, Lea tidak mau patah semangat, Lea tidak memberontak, Lea tidak mau bersungut-sungut, Lea tetap sabar, dan dalam kesabarannya ia mengucap syukur pada Tuhan.

Lea sudah merasakan bahwa Alah itu telah melihat penderitaannya, Allah itu telah memperhatikannya dan peduli kepada keadaan yang dialaminya dengan memberikan anak-anak baginya, Allah itu juga telah mendengar doa-doanya. Tidak ada lagi jalan lain bagi badai masalahnya, selain ia harus tetap mengandalkan Tuhan sepenuhnya, dan bersyukur pada Tuhan.

Lea menyerahkan semua harapan-harapannya pada Tuhan. Bagi Lea, Tuhan itu adalah segalanya baginya. Lea tidak lagi memikirkan soal perhatian dan cinta Yakub kepadanya, tetapi Lea kini hanya memberi pujian kepada Tuhan.

Lea mampu bersyukur kepada Tuhan di atas badai masalah yang ia hadapi itu. Lea bersyukur pada Tuhan karena Lea percaya Tuhan itu baik kepadanya. Banyak alasan bagi Lea untuk bersyukur kepada Tuhan. Mungkin Lea tidak pernah menikah karena parasnya kurang cantik, matanya kurang bersinar, tetapi ia diijinkan Tuhan untuk menikah dan Tuhan memberkati kandungannya.

"Pujilah Tuhan hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikkanNya", Mazmur 103: 2.

Lea seakan tidak lagi membutuhkan orang lain (Yakub) untuk membuat dia bahagia, Lea telah mampu bersyukur pada Tuhan walaupun ia masih berada dalam badai pergumulannya. Di dalam Tuhan, Lea telah mampu menemukan sukacita karena sesungguhnya Tuhan tidak pernah membiarkannya.

"Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik", Mazmur 136: 1a.

Lea melewati semua badai itu dengan kesabaran, Lea menghadapi hari-harinya yang sulit itu tetap bersyukur pada Tuhan, dan ternyata Tuhan memunculkan pelangi indah yang dapat diperoleh Lea.

.

Pelangi Indah bagi Lea adalah:

1. Yakub meminta, supaya ia dikuburkan disebelah kuburan Lea.

Kejadian 49:29-32, mencatat bahwa sebelum meninggal Yakub berpesan agar ia dikuburkan dekat di sisi nenek moyangnya, yaitu dalam gua yang di ladang Efron. Di situlah dikuburkan Abraham beserta isterinya Sara (kakek-nenek Yakub), Ishak beserta isterinya Ribka (orangtua Yakub), dan disitulah juga telah dikuburkannya Lea. Akhirnya, Yakub memberi perhatiannya dan menghargai Lea sebagai isterinya.

2. Lea dikenal sebagai ibu Yehuda, yang dari keturunannya kemudian lahirlah sang Juru Selamat.

"Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham. Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya", Matius 1:1-2.

Lea adalah ibu atas enam orang pria dari 12 suku bangsa Israel. "Anak-nak Lea ialah Ruben, anak sulung Yakub, kemudian Simeon, Lewi, Yehuda, Isakhar dan Zebulon", Kejadian 35: 23.

.


Saudara, pelangi indah seperti apakah yang kini sedang engkau nantikan dalam hidupmu ? Apapun badai masalah yang sedang terjadi padamu, sebuah kekecewaan, ketidakadilan, penyakit, masalah ekonomi/pekerjaan, masalah keluarga/hubungan suami-isteri, orangtua dan anak, dan sebagainya, apapun jenis penderitan yang sedang kau alami; bersabarlah menantikan pelangi indah itu muncul dalam hidupmu.

Kita dapat sabar dalam penderitaan karena Allah itu melihat, Allah peduli dan Allah mendengar, semua yang kita alami, semua jeritan hati dan tangisan kita.

Walau tiada seorangpun yang tahu dan yang mau dapat mengerti akan perasaan dan penderitaanmu, ingatlah kepada Tuhan yang dapat melihat, peduli dan mendengarkanmu. Oleh karena itu janganlah lupakan Tuhan, andalkan Dia dalam segala hal, dan jadikan Dia diatas segalanya dalam hidupmu.

"Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!", Yeremia 17:7.

Bila kita berpusat pada manusia dan mengandalkan kekuatan sendiri pastilah akan kecewa, dan juga tidak dapat bertumbuh dalam hal rohani. Lebih baik kita andalkan saja Tuhan, percaya pada Tuhan bahwa Dia yang akan bekerja untuk memberikan apa yang kita butuhkan. Ketika kita mengandalkan Tuhan, maka kita tidak boleh takut atau khawatir lagi dalam situasi hidup yang bagaimanapun karena Tuhan yang akan bertanggungjawab atas keadaan kita.

Mungkin saat ini saudara sudah lama menunggu terjadi suatu perubahan dalam hidupmu, saudara tengah menantikan munculnya pelangi indah dari dalam badai masalah yang sedang dihadapi, tetaplah bersabar dan mengucap syukurlah pada Tuhan.

."Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah Bapa kita", Efesus 5:20.

"Mengucap syukurlah dalam segala hal sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu", 1 Tesalonika 5 :18.

Tetaplah mengucap syukur sekalipun berada dalam masa-masa yang sulit. Melalui pengucapan syukur kita kepada Allah adalah merupakan suatu sikap hati yang akan menimbulkan iman kita.

Semua kepahitan, dan keluhan serta setiap situasi yang sulit dapat kita kalahkan dengan pengucapan syukur kita kepada Tuhan. Ketika Tuhan melihat sikap hati kita yang tetap bersyukur kepadaNya maka Ia akan bekerja supaya kita dapat memperoleh apa yang kita harapkan itu, tetaplah bersyukur kepada Tuhan.

"Ia akan memunculkan kebenaranmu seperti terang, dan hakmu seperti siang", Mazmur 37:6.

"Besyukurlah kepada Tuhan sebab Ia baik", Mazmur 136:1a.

Serahkan dirimu sepenuhnya pada Tuhan dan berharaplah pada kasih Allah yang akan membuat pelangi indah itu, dan berikan padaNya pujian melalui pengucapan syukur, maka bila saatnya tiba, saudara akan melihat munculnya pelangi indah itu dalam hidupmu. Tuhan memberkati saudara.

.

"Berbahagialah ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang menuruti apa yang ada tertulis didalamnya, sebab waktunya sudah dekat", Wahyu 1:3.