Jumat, 12 November 2010

Kejujuran

Kejujuran

Yohanes 1:19-28
1:19. Dan inilah kesaksian Yohanes ketika orang Yahudi dari Yerusalem mengutus
beberapa imam dan orang-orang Lewi kepadanya untuk menanyakan dia: "Siapakah
engkau?"1:20 Ia mengaku dan tidak berdusta, katanya: "Aku bukan
Mesias."1:21 Lalu mereka bertanya kepadanya: "Kalau begitu, siapakah engkau?
Elia?" Dan ia menjawab: "Bukan!" "Engkaukah nabi yang akan datang?" Dan ia
menjawab: "Bukan!"1:22 Maka kata mereka kepadanya: "Siapakah engkau? Sebab kami
harus memberi jawab kepada mereka yang mengutus kami. Apakah katamu tentang
dirimu sendiri?"1:23 Jawabnya: "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang
gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi
Yesaya."1:24 Dan di antara orang-orang yang diutus itu ada beberapa orang
Farisi.1:25 Mereka bertanya kepadanya, katanya: "Mengapakah engkau membaptis,
jikalau engkau bukan Mesias, bukan Elia, dan bukan nabi yang akan
datang?"1:26 Yohanes menjawab mereka, katanya: "Aku membaptis dengan air; tetapi
di tengah-tengah kamu berdiri Dia yang tidak kamu kenal,1:27 yaitu Dia, yang
datang kemudian dari padaku. Membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak."1:28 Hal
itu terjadi di Betania yang di seberang sungai Yordan, di mana Yohanes
membaptis.

Pada suatu kesempatan perkenalan di suatu pertemuan, seorang bapak
memperkenalkan dirinya sebagai seorang pengacara yang bekerja di kantor hukum
terkenal di kota asalnya. Dan ia bercerita bagaimana sibuknya ia menangani
kasus-kasus yang sedang marak terjadi di tengah masyarakat kota. Tidak disangka,
penulis juga mempunyai teman yang menjadi rekan kerja sang pengacara di kantor
tersebut. Pada kesempatan lain, tatkala bertemu dengan sang teman, penulis
menanyakan apakah ia kenal dengan bapak tersebut. Saudara, jawaban yang penulis
dengar sangatlah mengejutkan: ternyata bapak tersebut bekerja sebagai satpam di
kantor pengacara itu.
Hari ini kita membaca mengenai kesaksian Yohanes tentang dirinya sendiri. Ada
hal menarik yang kita temui untuk kita pelajari, yaitu, kejujuran Yohanes
Pembaptis sebagai utusan. Ia tidak memanfaatkan kedudukannya tersebut. Ketika
orang bertanya apakah ia Elia, Yohanes menjawab bukan. Ditanya apakah ia nabi
yang akan datang, ia menjawab bukan. Ditanya apakah ia Mesias, apa lagi?
Jawabnya, "Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun, 'Luruskanlah
jalan Tuhan!' seperti yang telah dikatakan Nabi Yesaya."
Semestinya Yohanes Pembaptis adalah orang yang cukup terkenal, karena ia anak
imam Zakharia. Bahkan kelahirannya pun sangat dahsyat, sangat spekatakuler. Saat
itu Elisabet sudah tidak mungkin memiliki anak, dan bahkan Zakharia sempat
menjadi bisu akibat tidak percaya akan kehamilan istrinya. Masyarakat tentu tahu
dan masih ingat peristiwatersebut. Namun kalau saat itu orang masih bertanya,
"Siapakah engkau?" ini berbicara mengenai "Apa panggilanmu?", "Apa
kedudukanmu?", bukan soal identitas sosial. Ia menuding dengan tegas, "Hai kamu
keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepadamu bahwa engkau dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?" (Mat.3:7).
Ini suatu pelajaran yang sangat berharga. Kalau Tuhan memakai kita dan membuat
kita luar biasa, kita harus menjaga diri. Bila kita menjadi terkenal, terhormat,
dan diunggulkan, berhati-hatilah. Jangan pernah mengambil keuntungan di balik
semua keagungan, kehormatan dan keunggulan yang kita miliki. Kita harus sadar
bahwa kita hanya utusan, yang tak mungkin lebih besar dari Dia yang mengutus
kita. Yesus sendiri berkata, "Bapa-Ku lebih besar dari pada-Ku…." (Yoh. 14:28)
Mari belajar dari Yohanes Pembaptis, yang tidak lupa siapa dirinya dan apa
statusnya. Sebagaimana Tuhan Yesus ajarkan, "Katakanlah, 'Aku hanyalah hamba
yang tidak berguna, aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan.'" (Luk.
17:10)

Kita harus jujur dan tidak boleh mengambil keuntungan di balik keagungan,
kehormatan dan keunggulan yang kita miliki.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar