Jumat, 12 November 2010

Pertumbuhan Rohani Guru

BELAJAR DARI MASA KANAK-KANAK YESUS

Istilah hubungan pribadi, apabila diterapkan dalam hubungan kita
dengan Allah, berarti bahwa seseorang telah menerima karya
penyelamatan Yesus di atas kayu salib dan menjadi seorang Kristen.
Sebenarnya, pada saat itu seseorang baru mulai mengenal Allah secara
formal. Suatu hubungan pribadi seharusnya menjadi tujuan hidup yang
jauh melebihi perkenalan tersebut. Cara pertama untuk memenuhinya
tentu saja dengan berdoa.

Mari kita lihat teladan yang diberikan Yesus, terutama berkaitan
dengan masa kanak-kanak-Nya untuk melihat teladan yang telah
diberikan-Nya bagi anak-anak kita.

Kebijaksanaan Seorang Anak

Ketika Yesus berumur dua belas tahun, orangtua-Nya membawa Dia ke
Yerusalem untuk merayakan Paskah sesuai dengan adat yang berlaku.
Setelah perayaan itu selesai, sementara kedua orangtua-Nya pulang,
Yesus tertinggal di Yerusalem, namun mereka tidak menyadarinya.
Ketika Maria dan Yusuf menyadari bahwa anak mereka menghilang,
mereka kembali untuk mencari-Nya. Setelah tiga hari mereka menemukan
Dia "... sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil
mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada
mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran dengan
kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya." (Lukas
2:46-47).

Orangtua Yesus menemukan Dia setelah mencari selama tiga hari. Apa
yang terjadi dalam waktu tiga hari itu? Selama perayaan Paskah,
tentunya Bait Allah penuh dengan para pengunjung yang datang dari
seluruh wilayah Kekaisaran Romawi. Banyak orang yang tertarik untuk
lebih mendalami Alkitab dari para alim ulama. Para alim ulama
berkumpul untuk membagikan keyakinan dan pengetahuan mereka akan
firman Allah kepada para hadirin. Mereka tidak akan berkumpul hanya
untuk berbicara dn mendengarkan seorang anak berumur dua belas
tahun!

Jadi mari kita asumsikan bahwa apa yang disaksikan oleh kedua orang
tua Yesus pada hari ketiga itu adalah titik puncak dari serangkaian
peristiwa. Pemahaman dan jawaban-jawaban Yesus begitu mengherankan
sehingga lambat tapi pasti selama tiga hari itu Ia berhasil menarik
perhatian orang-orang yang hadir di situ. Para pendengar-Nya bukan
hanya beberapa orang alim ulama; Alkitab mengatakan "para alim
ulama" yang berarti banyak alim ulama. Jelas bahwa Yesus telah
berhasil menarik perhatian para alim ulama yang berkumpul di sana,
dan barangkali juga orang-orang yang datang untuk mendengarkan para
alim ulama itu.

Bahkan seorang anak, apabila ia meluangkan waktu untuk Allah dan
belajar dari-Nya, dapat memukau orang-orang, yang menurut standar
dunia termasuk bijaksana dan terpelajar. Alkitab mengatakan, "Sebab
yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan
yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia." (1 Korintus
1:25) Pada saat anak-anak kita mulai meluangkan waktu untuk Allah,
maka kita (dan yang lainnya) akan melihat perbedaannya.

Belajar Seperti Seorang Anak

Kitab Amsal mengatakan bahwa takut akan Tuhan adalah permulaan
pengetahuan. Anak-anak tidak menganggap bahwa kecerdasan dan
ketajaman pemikiran mereka sebagai sumber kebijaksanaan. Walaupun
demikian, sebagai orang dewasa kita cenderung untuk berpikir bahwa
kita benar. Tetapi Allah menciptakan kita supaya kita belajar dari
pada-Nya sebagai seorang anak dan terus berusaha mengembangkan diri
dengan terus belajar sebagai orang dewasa. Apabila pada masa
kanak-kanak kita tidak dididik untuk belajar dari Allah, sangatlah
mudah bagi kita untuk terpaku pada apa yang telah kita pelajari dan
kita berhenti bertumbuh. Sungguh indah jika kita memiliki kesempatan
untuk mengarahkan agar anak-anak kita belajar dari Allah sekarang
dan mempersiapkan jalan bagi mereka untuk terus belajar selama
mereka hidup.

Jika kita melihat dua laporan mengenai masa kanak-kanak Yesus yang
mengapit kisah mengenai kunjungan-Nya ke Bait Allah, kita akan
melihat bahwa meskipun Yesus adalah Anak Allah, Bapa-Nya telah
merencanakan agar Ia belajar tentang Allah dan memiliki hubungan
yang bertumbuh dengan-Nya, seperti yang seharusnya dilakukan oleh
seorang anak. Ia belajar segala sesuatu mengenai Allah, bukan
sebagai bagian dari Allah Tritunggal, namun sebagai anak yang sejak
lahir memiliki hubungan dengan Allah. "Anak itu bertambah besar dan
menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya ...
Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan
besar-Nya dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia." (Lukas
2:40,52) Dari sini kita dapat menyimpulkan hal-hal berikut ini
sehubungan dengan masa kanak-kanak Yesus juga perkembangan
rohani-Nya:

1. Yesus semakin bijaksana (secara mental) sesuai dengan kehendak
Allah melalui ajaran-ajaran Yahudi, didikan orangtua-Nya, dan
mempelajari Taurat.
2. Yesus tumbuh besar (secara fisik) berkat proses pertumbuhan alami
dan makanan yang dikonsumsi-Nya.
3. Yesus semakin dikasihi Allah (secara spiritual) karena Yesus
tunduk kepada-Nya dan kehendak-Nya, juga melalui doa.
4. Yesus semakin disukai oleh sesama (secara sosial) berkat
keterlibatan-Nya di masyarakat sekitar-Nya, komunitas, dan
sinagoga, juga karena Ia belajar untuk melayani dan mengasihi
sesama-Nya.

Kita tahu bahwa istilah "orang Kristen" memiliki arti "menjadi
serupa dengan Kristus" dan sebagai orang-orang Kristen yang dewasa
kita tahu bahwa kita harus mengikuti teladan Kristus dalam perilaku,
pelayanan, komitmen terhadap Allah, dsb.. Namun siapakah yang harus
diteladani oleh anak-anak Kristen? Yesus seperti yang digambarkan di
dalam Lukas 2! Ia pernah menjadi anak-anak dan Ia telah memberikan
teladan bagi mereka.

Kehidupan Yesus diawali sebagai anak-anak dan Ia bertumbuh bersama
Allah sebagai Pembimbing, Bapa, Guru, dan Sahabat-Nya. Ia tumbuh
besar sesuai dengan kehendak Allah bagi setiap anak, yaitu memiliki
hubungan yang indah dengan Bapa dan Pencipta mereka. Yesus menjamin
bahwa hubungan-Nya yang begitu indah dengan Bapa-Nya juga dapat
dialami oleh setiap anak, melalui pendalaman Kitab Suci, tunduk
kepada kehendak Allah, dan yang terpenting, dengan bertumbuh di
dalam doa.

Belajar dari Orangtua Yesus yang Saleh

Maria dan Yusuf memperoleh kesempatan dan tanggung jawab yang besar
untuk menjalankan seluruh perintah Allah untuk membesarkan anak
mereka sesuai dengan kehendak-Nya. Allah memilih dan mempersiapkan
mereka, seperti yang dilakukan-Nya dulu dengan Abraham dan Sara,
supaya mereka dapat membesarkan Anak Allah sesuai dengan rencana
Allah bagi setiap anak.

Dalam kehidupan-Nya di bumi ini Yesus digambarkan sebagai orang yang
senantiasa berdoa. Ia mengatakan bahwa setiap tindakan dan
perkataan-Nya berasal dari Bapa dan diperoleh-Nya melalui doa. Ia
selalu menyendiri untuk berdoa dengan teratur dan hubungan-Nya
dengan Allah adalah harta milik-Nya yang paling berharga. Meskipun
Yesus senantiasa memiliki hubungan dengan Allah karena Ia adalah
bagian dari Allah Tritunggal, dalam wujud-Nya sebagai manusia Ia
mengembangkan hubungan dengan Allah di bumi ini, yang dimulai pada
masa kanak-kanak-Nya.

Kita dapat mengajar anak-anak kita untuk berdoa supaya mereka dapat
mengembangkan hubungan dengan Allah sesuai dengan teladan Yesus.
Itulah caranya agar kita dapat mempersiapkan mereka untuk dapat
menjadi manusia yang sesuai dengan rencana Allah, mempelajari apa
yang diinginkan Allah, dan menerima semua berkat yang disediakan
oleh Bapa surgawi bagi mereka. Kehadiran doa di dalam kehidupan
anak-anak kita adalah kehadiran pribadi dan kuasa Allah.

Allah siap, bersedia, dan mampu untuk masuk ke dalam rumah tangga
Anda: memeluk anak-anak Anda, mengajar mereka, memerhatikan mereka,
dan mendekatkan mereka kepada-Nya. Dia juga siap untuk bekerja di
dalam kita dan menganugerahkan kebijaksanaan, kasih, kekuatan, dan
keterampilan sehari-hari agar kita dapat menjalankan peran kita di
dalam proses tersebut. Kita tidak perlu menjadi sempurna atau
melakukan segala hal dengan benar, namun kita bertolak dari kasih,
kemurahan, dan kesetiaan Allah.

Kita juga dapat menjadi seperti anak-anak kecil; kita dapat
mengesampingkan keangkuhan kita dan memohon kepada Allah untuk
mengajar kita, mengubah kita, menolong kita, dan meminta campur
tangan-Nya setiap hari. Sebagai orangtua, kita tidak
ditinggalkan sendiri.

Belajar untuk Percaya pada Pemeliharaan Allah

Alasan mengapa kita tidak memperoleh apa yang kita inginkan, tulis
rasul Yakobus, adalah karena kita tidak berdoa. Dan apabila pun kita
berdoa, "... tetapi kamu tidak menerima apa-apa karena kamu salah
berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk
memuaskan hawa nafsumu." (4:3) Dengan kata lain, kita yakin bahwa
kita tahu apa yang terbaik bagi kita. Jadi pada dasarnya kita berdoa
supaya keinginan kita dikabulkan. "Ini yang saya inginkan dan
begitulah cara mendapatkannya."

Yakobus tidak mengatakan bahwa kita tidak dapat memperoleh apa-apa
yang kita inginkan melalui doa; ia juga tidak mengatakan bahwa kita
harus selalu mendoakan orang lain. Maksudnya adalah di dalam doa
yang efektif, kita menyerahkan diri dalam pemeliharaan Allah. Doa
adalah alat untuk kita berkomunikasi dengan Allah, mengembangkan
hubungan dengan-Nya, dan belajar untuk memercayai Dia. Allah ingin
agar kita percaya kepada-Nya, mencari kebijaksanaan, rencana, dan
yang terbaik yang bisa kita peroleh dari-Nya.

Percaya kepada Kasih Allah

Allah adalah kasih. Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri. Oleh
karena itu, segala sesuatu yang direncanakan Allah bagi kita adalah
demi kepentingan kita sendiri. Pada saat kita memutuskan untuk
mencari jalan sendiri, mungkin hal itu dikarenakan kita tidak
menyadari hak istimewa dan kesempatan emas dari doa dan hubungan
dengan Allah.

Di dalam Yeremia 29:11-13, Allah menyatakan: "Sebab Aku ini
mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu,
demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan
rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan. Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa
kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; apabila kamu mencari
Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan dengan segenap
hati." (Lihat juga Mazmur 40:5, 86:5; dan Efesus 3:20 untuk
pernyataan lain mengenai rencana Allah yang indah bagi hidup kita
dan kuasa-Nya untuk menggenapi rencana itu.)

Diambil dan disunting seperlunya dari:
Judul artikel: Belajar dari Masa Kanak-kanak Yesus
Judul buku terjemahan: Cara Mengajar Anak Anda Berdoa
Judul buku asli: Teaching Your Child how to Pray
Penulis: Rick Osborne
Penerjemah: Anne Natanael
Penerbit: Gospel Press
Halaman: 29 -- 40
_________________________________________________

Dasar Bagi Para Pelayan Kristus

1. Mengakui Alkitab adalah firman Tuhan dan merupakan otoritas
tertinggi dalam hidup. Alkitab adalah firman Tuhan, bukan
sebagian dari firman Tuhan. Jika kita menjadikan Alkitab yang
adalah firman Tuhan sebagai otoritas tertinggi di dalam hidup
kita, maka ajaran-ajaran Alkitab akan menjadi standar dalam hidup
kita setiap hari. Karena itu pelayanan kita harus dibangun di
atas dasar kebenaran Alkitab dan norma-norma yang tertulis di
dalamnya (2 Timotius 3:15-17).

2. Hidup dan tindakan pelayan Kristus harus dibangun di atas ajaran
serta teladan hidup sang Guru Agung, Tuhan Yesus Kristus
(1 Yohanes 2:6; Filipi 2:5-11). Prinsip dan nilai-nilai yang
diajarkan Yesus selama Dia masih berada di bumi ini menjadi
patokan bagi kita sebagai pelayan-pelayan Kristus.

3. Pelayanan haruslah diwujudkan berdasarkan ketaatan kepada
kehendak Tuhan, bukan pada keinginan atau ambisi diri sendiri.
Ketaatan merupakan pernyataan kasih kita kepada Tuhan yang kita
layani (Matius 22:37-39).

4. Pola pikir dan perilaku seorang pelayan Kristus harus dibangun di
atas idealisme teologi serta etika Kerajaan Allah, yang tentunya
akan membawa kemuliaan bagi nama Tuhan (Roma 11:36).

5. Pelayanan haruslah dibangun di atas komitmen dan tanggung jawab
kepada Tuhan yang memercayakan pelayanan itu kepada kita. Sikap
atas tanggung jawab ini haruslah diwujudkan dalam
hubungan-hubungan yang patut kepada Tuhan dan sesama. Pelayanan
haruslah dilakukan secara bertanggung jawab untuk membawa
kebaikan kepada semua pihak, khususnya terhadap mereka yang
dilayani (Kolose 3:23- 24).

Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Excellent Servant
Judul majalah: Manna Sorgawi
Penulis: Tidak dicantumkan
Penerbit: YPI Kawanan Kecil Divisi Renungan Harian
Halaman: Tidak dicantumkan
______________________________________________________________________
MUTIARA GURU

Dengan kasih, pelayanan yang beku menjadi cair,
pelayanan yang kasar menjadi lembut,
dan pelayanan yang tidak mungkin menjadi mungkin.
______________________________________________________________________
BAHAN MENGAJAR

TELADAN KRISTUS

Kegiatan

Anda memerlukan selembar kertas berukuran besar, sebaiknya ditempel
di dinding, dan alat tulis. Bacakanlah ayat-ayat di bawah ini (atau
pilihlah sendiri dari banyak contoh di dalam Injil), dan diskusikan
apa yang ditunjukkan oleh contoh tersebut mengenai karakter Yesus.
Tuliskanlah kata kuncinya pada kertas tersebut. Kemudian, setelah
selesai, doronglah orang-orang untuk menggunakan daftar kata-kata
ini sebagai dasar penyembahan dan pujian melalui doa dan nyanyian:

Markus 6:34 (berbelas kasih, peka dengan kebutuhan orang banyak)

Lukas 18:15-17 (memerhatikan orang dalam segala usia)

Lukas 19:1-9 (menerima dan menghabiskan waktu bersama orang-orang
yang ditolak dunia)

Matius 21:12-13, 23-33 (menunjukkan kemarahan yang sewajarnya
terhadap kemunafikan)

Yohanes 8:1-11, Lukas 23:34 (menunjukkan pengampunan dan belas
kasihan pada pendosa)

Lukas 6:12 (suka berdoa)

Markus 2:15-16 (tidak peduli pada reputasi, menghabiskan waktu
dengan orang-orang yang membutuhkan)

Lukas 9:51 (memilih untuk menyelesaikan tugas)

Yohanes 13:1-5 (berhati hamba dan penuh kasih)

Ucapan Syukur

• Engkau datang ke dunia untuk merasakan sepenuhnya kemanusiaan
kami.
• Engkau memberi contoh pada kami bagaimana seharusnya kami hidup
dengan kasih, sukacita, semangat, belas kasih, kelembutan, humor,
kepekaan dan kerendahan hati.
• Engkau memberikan Roh Kudus pada kami, yang bekerja di dalam kami,
mengubahkan kami agar semakin serupa dengan-Mu.
• Engkau memberi kami kuasa untuk melakukan pekerjaan yang Engkau
lakukan di dunia.

Ayat Emas

Matius 11:28-30

"Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku
akan memberi kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Kupasang dan
belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan
jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak
dan beban-Ku pun ringan."

Tuhan, terima kasih karena beban-Mu itu tidak berat. Menjadi
seperti-Mu bukanlah pemaksaan yang berat, tetapi penundukan diri
yang menyenangkan pada pekerjaan Roh-Mu di dalam kami. Kami lemah,
tetapi kelemahan kami memampukan Engkau menjadi kuat di dalam kami.

2 Korintus 8:9

"Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus,
bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya,
supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya."

Sungguh suatu teladan yang luar biasa! Seberapa rela kita menjadi
miskin, sehingga melaluinya orang lain dapat menjadi kaya? Mintalah
Allah untuk mengajar kita apa artinya hidup demikian, berapa pun
harga yang harus kita bayar.

Filipi 2:5-8

"Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan
yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa
Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik
yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya
sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan
manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan
diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib."

Engkau layak dimuliakan, tetapi Engkau memilih melayani; Engkau
layak dihormati, tetapi Engkau memilih merendahkan diri; Engkau
layak memperoleh keadilan, tetapi Engkau memilih mengampuni. Tuhan,
ubahkan hati kami untuk memilih jalan salib.

2 Korintus 3:18

"Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak
berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang
adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam
kemuliaan yang semakin besar."

Perubahan ini tidak datang dari diri kita sendiri; tetapi dari-Mu.
Ini adalah pekerjaan-Mu dari awal sampai akhir; dan itu cuma
memerlukan kerja sama dan ketaatan kami.

Doa

Tuhan, terima kasih atas teladan yang Kauberikan saat hidup di
dunia. Kami memerlukan anugerah dan Roh-Mu untuk melanjutkan
pekerjaan menjadi Kristus bagi sesama kami dan bagi dunia yang
membutuhkan. Tolonglah kami untuk mengasihi seperti Engkau
mengasihi, mengampuni seperti Engkau mengampuni, dan melayani
seperti Engkau melayani. Amin.

Penerapan

Renungkanlah tentang bacaan dalam Yohanes 13, ketika Yesus membasuh
kaki murid-murid-Nya. Pada masa itu, membasuh kaki adalah pekerjaan
orang terendah dalam rumah tangga, dan tindakan Yesus merupakan
demonstrasi sikap menghambakan diri yang dapat segera dimengerti
oleh mereka yang hadir di situ.

Sekarang sulit untuk berpikir tentang kegiatan serupa yang dapat
menggambarkan apa yang dikehendaki oleh Yesus. Jika Anda memunyai
beberapa macam warna semir sepatu, Anda dapat menawarkan untuk
menyemir (atau tepatnya memaksa untuk menyemir) sepatu anggota
kelompok yang lain, setelah membaca ayat bersama-sama.

Alternatif lain, tawarkan supaya beberapa dari kita mencuci mobil
salah seorang anggota, sementara orang tersebut menyajikan teh atau
kopi. Bacalah Yohanes 13 sekali lagi secara bersama-sama, kemudian
diskusikan cara lain untuk mengikuti teladan Yesus sebagai hamba
bagi keluarga Anda, dengan sesama, teman, dan tetangga Anda.

Catatan: Anda mungkin merasa bahwa kegiatan ini, khususnya untuk
pertama kalinya, akan terasa memalukan bagi anggota
kelompok Anda. Namun sebelum Anda membatalkannya, coba
pikirkan seberapa malunya para murid ketika Guru mereka
menjadi sama seperti "tukang semir sepatu"? Oleh karena
itu, hal ini dapat membuat orang-orang mengerti pentingnya
tindakan Yesus, dan membuat kita lebih sungguh-sungguh
melayani satu sama lain.

Diambil dan disunting dari:
Judul artikel: Teladan Kristus
Judul buku: Pujilah Tuhan Hai Jiwaku
Penulis: Stuart Towned & Morgan Lewis
Penerbit: Yayasan ANDI, Yogyakarta
Halaman: 121 -- 125
_____________________________________________________________________
WARNET PENA

GURU SEKOLAH MINGGU
http://www.gurusekolahminggu.com/

Anda rindu mengembangkan sekolah minggu yang Anda bina, baik dalam
materi yang diberikan, aktivitas mengajar, maupun meningkatkan
pertumbuhan rohani anak dan guru? Situs GuruSekolahMinggu.com akan
membantu mewujudkan kerinduan Anda. Situs ini menyediakan bahan
mengajar, lagu pujian, buku-buku Kristen dan sekolah minggu, serta
alat peraga yang dapat memperlengkapi pelayanan sekolah minggu
Anda.

Bahan mengajar yang disediakan situs ini berupa ide-ide aktivitas
sekolah minggu, tulisan mengenai wawasan guru sekolah minggu, dan
tip-tip mengajar sekolah minggu. Selain itu, dalam situs ini juga
dapat Anda temukan permainan, gambar Alkitab, syair lagu, lagu MP3,
dan buku-buku karya Purnawan. Anda bisa mengembangkan sekolah minggu
Anda dengan memiliki wawasan yang lebih banyak lagi melalui situs
ini.

Situs yang memunyai tema kartun ini sangat bisa membantu guru
sekolah minggu untuk menemukan ide-ide menarik dalam mengajar,
khususnya jika ingin mengajar dengan panggung boneka. Dalam situs
ini disajikan banyak informasi terkait dengan panggung boneka,
termasuk gambar-gambar ekspresi muka untuk beberapa adegan seperti
malu, marah, sedih, dll. Nah, kunjungi situs berbahasa Indonesia ini
dan wujudkan kerinduan Anda menciptakan sekolah minggu yang
berkembang. (STL)
_____________________________________________________________________
Anda terdaftar dengan alamat email: dion.gideon@yahoo.co.id
Berlangganan via email: < subscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Berhenti berlangganan < unsubscribe-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Pertanyaan/saran/bahan: < owner-i-kan-BinaAnak(at)hub.xc.org >
Arsip e-BinaAnak: http://www.sabda.org/publikasi/e-binaanak
Pusat Elektronik Pelayanan Anak Kristen: http://pepak.sabda.org

Kunjungi Blog SABDA di: http://blog.sabda.org

Bergabunglah dalam forum diskusi pelayanan anak di In-Christ.Net di:
http://www.in-christ.net/forum/?board=8.0

Bergabunglah dalam Halaman Penggemar e-BinaAnak dan e-BinaGuru di:
http://fb.sabda.org/binaanak

Ikuti Twitter e-BinaAnak di: http://twitter.com/sabdabinaanak
______________________________________________________________________
Pimpinan Redaksi: Davida Welni Dana
Staf Redaksi: Santi Titik Lestari, Melina Martha

Isi dan bahan adalah tanggung jawab Yayasan Lembaga SABDA
Didistribusikan melalui sistem network I-KAN
Copyright (c) 2010 e-BinaAnak / YLSA -- http://www.ylsa.org
Katalog SABDA: http://katalog.sabda.org
Rekening: BCA Pasar Legi Solo No. 0790266579 / a.n. Yulia Oeniyati

______________PUBLIKASI ELEKTRONIK UNTUK PEMBINAAN GURU_______________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar