Kamis, 04 November 2010

Skolios

Skolios

Wahyu 3:17-18
3:17 Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku
tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat,
dan malang, miskin, buta dan telanjang,3:18 maka Aku menasihatkan engkau, supaya
engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau
menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan
kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu,
supaya engkau dapat melihat.

Tuhan mengecam jemaat Laodikia dengan perkataan pedas. Mereka orang-orang
Kristen yang tidak menyadari kemiskinan, kebutaan, kemelaratan dan
ketelanjangannya, tetapi merasa dirinya tidak berkeadaan demikian. Keadaan ini
sebetulnya banyak juga dijumpai pada orang-orang Kristen dewasa ini, yaitu
mereka yang malang sebab menolak atau tidak memberi diri dengan sungguh-sungguh
untuk diselamatkan.
Kemalangan inilah yang juga digambarkan pada seruan Rasul Petrus, "Berilah
dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini." (Kis 2:40). "Jahat" dalam
teks aslinya ditulis σκολιός (skoliós) yang bermakna "tidak lurus", "tidak
jujur", "bengkok", atau "malang". Orang yang skoliós adalah mereka yang tidak
jujur dengan dirinya sendiri, sehingga tidak pernah mengalami pertobatan. Pada
zaman para rasul, ini tampak terutama pada orang-orang Farisi dan ahli-ahli
Taurat yang menganggap dengan keberagamaannya, mereka bisa selamat. Sayangnya
itu juga yang dipikirkan oleh orang-orang Kristen dewasa ini, yang menganggap
setelah beragama Kristen, maka selamatlah mereka. Kalau cukup begitu saja, itu
hanya usaha kecil.
Padahal yang dikehendaki Tuhan adalah usaha besar untuk keluar dari kubangan
dosa atau kehidupan yang tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Untuk keluar dari
Sodom, Lot harus berlari tanpa menoleh ke belakang (Kej. 19:17). Demikian pula
dengan Nuh. Ia harus membuat bahtera yang begitu besar dengan peralatan
sederhana yang ada pada zaman itu. Bahtera itu panjangnya 300 hasta, lebarnya 50
hasta dan tingginya 30 hasta (Kej. 6:15). Bagi mereka itu bukan pekerjaan mudah;
tetapi memang tidak ada cara mudah untuk selamat. Tuhan Yesus pun mengatakan,
"Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!" (Luk 13:24).
Kepada jemaat di Laodikia, Tuhan berfirman, "Belilah dari-Ku emas, minyak dan
pakaian." Ini berarti harus ada usaha untuk keluar dari keadaan kita yang buruk.
Keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus adalah usaha Tuhan untuk menjadikan kita
kembali menjadi manusia Allah (1Tim. 6:11). Kita yang menerima anugerah itu
harus membeli, berarti ada yang kita tukar untuk memperolehnya. Paulus
menyatakan bahwa ia telah melepaskan semua yang dimilikinya supaya ia memperoleh
Kristus (Flp. 3:7-9). Berarti merupakan suatu penyesatan yang luar biasa kalau
dikesankan bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus tidak membutuhkan
pertaruhan sebagai barternya. Seseorang yang mau diselamatkan harus melepaskan
kenyamanannya.

Anugerah keselamatan membutuhkan respons berupa usaha yang serius.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar