Senin, 01 November 2010

JAYAGIRI

JAYAGIRI

Di Lembang, Jawa Barat, ada satu hutan wisata pinus, bernama
Jayagiri. Kalau kita menyusuri hutan itu dengan berjalan kaki, maka
kita akan sampai ke kawasan gunung Tangkuban Perahu. Dulu semasa
tinggal di Bandung, saya pernah beberapa kali pergi ke sana. Di awal
perjalanan, rasanya sangat melelahkan. Sebab jalannya menanjak dan
belum terlalu banyak pemandangan yang bisa dinikmati. Akan tetapi,
jika kita sudah sampai di tengah hutan, perjalanan berubah
mengasyikkan. Rasa lelah pun dapat dilupakan karena terobati oleh
pemandangan yang indah dan kesegaran udara yang sejuk.

Itu jugalah gambaran perjalanan hidup kristiani. Hidup dalam iman
kristiani memang tidak selalu mudah. Terkadang kita harus melewati
jalan yang sulit; mungkin berupa kebencian dari orang-orang yang
menentang kekristenan, atau aniaya, atau godaan yang bisa
menggoyahkan iman. Paulus bahkan menyadari bahwa mempertahankan iman
dapat mendatangkan penderitaan. Akan tetapi, penderitaan itu tidak
ada apa-apanya jika dibandingkan kemuliaan yang disediakan bagi kita
kelak. Itulah penghiburannya.

Sebenarnya godaan yang paling besar tatkala kita lelah adalah sikap
bersungut-sungut. Dari situ kita akan sangat tergoda untuk berhenti
saja mempertahankan iman. Bisa jadi karena kita harus meng-hadapi
tekanan dan ungkapan kebencian atas iman kita. Atau, karena
penghayatan iman kita disalahmengerti oleh orang lain. Apabila kita
sedang mengalami hal-hal demikian, kita harus meneguh-kan hati untuk
setia, sebab tidak selamanya kita akan mengalami hal-hal itu. Suatu
hari kelak, dunia dan segala perilakunya akan berlalu. Dan bagi yang
setia, kemuliaan besar sudah tersedia --RY

JANGAN BERHENTI MEMPERTAHANKAN IMAN ANDA
KARENA MAHKOTA KEMULIAAN MENANTI DI AKHIR PERJALANAN


Roma 8:18-25

18 Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak
dapat dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada
kita.
19 Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat
anak-anak Allah dinyatakan.
20 Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan,
bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang
telah menaklukkannya,
21 tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan
dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam
kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.
22 Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama
mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.
23 Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima
karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil
menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh
kita.
24 Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan
yang dilihat, bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang
masih mengharapkan apa yang dilihatnya?
25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita
menantikannya dengan tekun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar