Senin, 01 November 2010

Sudah Genap

Perkataan Keenam dari Kristus Di Atas Kayu Salib*

oleh: Pdt. DR. STEPHEN TONG

Nats : Yohanes 19:29-30

"Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga
karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu
mengunjukkannya ke mulut Yesus. Sesudah Yesus meminum anggur asam itu,
berkatalah Ia: 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan
menyerahkan nyawa-Nya." Injil Yohanes 19:29-30 (TB-LAI)

Kalimat-kalimat yang diucapkan Tuhan Yesus di atas kayu salib mempunyai arti
tertentu yang unik dan berhubungan begitu erat dengan seluruh penebusan bagi
manusia. Waktu kita menguraikan, memikirkan, dan merenungkan ketujuh kalimat
ini, maka seolah-olah kita menjelajah masuk ke dalam tempat Maha Suci Allah.


Apa yang dianggap habis oleh manusia adalah satu permulaan dari tindakan
Allah. Pada waktu manusia mengalami kesulitan yang terbesar, timbullah
pengharapan yang baru. Pada waktu manusia sudah mengalami satu kepedihan
yang paling tuntas, di situlah kemenangan hidup rohani tiba kepada orang
itu. Tuhan Allah berfirman: "Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan
jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman Tuhan. Seperti tingginya
langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan
rancangan-Ku dari rancanganmu" (Yes. 55:8,9). Bagi konsep manusia, setiap
hari di mulai dari pagi, lalu siang dan diakhiri dengan malam. Bagi Tuhan
Allah, setiap hari dimulai dari malam diakhiri dengan siang. Konsep ini
adalah filsafat dan pikiran dari Tuhan Allah sendiri. Cara manusia hidup
dalam dunia adalah mulai dengan pagi, diakhiri dengan malam yang gelap,
tetapi cara Allah adalah kebalikannya. Kitab Kejadian menuliskan hal ini
dengan kalimat "...jadilah petang (malam) dan jadilah pagi, maka itulah hari
pertama...dst."

Manusia memulai dengan sukacita, diakhiri dengan dukacita. Manusia berbuat
dosa sebanyak-banyaknya, akhirnya dihukum di dalam neraka. Cara Allah
memulai adalah dari kegelapan malam, lalu diakhiri dengan terang siang.
Kristus lahir di dunia pada malam yang gelap dan mati pada waktu siang.
Barangsiapa yang mengerti cara Allah bekerja, orang itu akan mengerti
perkataan Kristus yang keenam di atas kayu salib: "Sudah genap!" Jika
Kristus tidak mengalami kesulitan dan malam yang paling gelap, maka tidak
ada sinar cahaya yang bisa datang kepada-Nya. Jikalau Kristus tidak
mengalami sengsara dan kematian, maka tidak ada kebangkitan yang datang
kepada Dia. Jikalau Kristus tidak mengalami pengaliran darah dan penyerahan
jiwa, maka tidak ada mahkota kemenangan atas kematian yang bisa diberikan
kepada-Nya. Hanya sesudah Kristus berteriak: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?",
barulah Ia bisa mengatakan: "Tetelesthai! Sudah genap!"

Setelah mengatakan: "Sudah genap!", tidak lama kemudian Yesus Kristus
menundukkan kepada, menghembuskan nafas terakhir dan hari mulai senja. Pada
waktu hari mulai senja, kemenangan mulai dinyatakan. Pada waktu kegelapan
akan datang, Dia sudah bersedia menjelajah ke dalam kemenangan yang agung.
Kristus berseru pada waktu matahari mulai turun, Dia berseru pada waktu
matahari mulai terbenam: "Tetelesthai!" Pada waktu pukul 9 di mana matahari
mulai naik, Ia meminta pengampunan bagi manusia (Luk. 23:24). Pada waktu jam
12, di mana matahari bersinar paling terik, Dia mengalami kegelapan yang
terbesar dan berteriak: "Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan
Aku?" (Mrk. 15:34). Pada waktu pukul 3 sore di mana matahari mulai turun,
Dia mengatakan: "Sudah genap!" (Yoh. 19:30). Kemuliaan dan kemenangan Allah
di dalam Kristus, bukan dinyatakan sesudah Kristus bangkit, tetapi sudah
dinyatakan sebelum Kristus menghembuskan nafas yang terakhir. Jikalau
Kristus mati di dalam kegagalan dan setelah itu baru ada cerita tentang
kebangkitan, maka kita boleh ragu-ragu akan kebangkitan dalam Kristus.
Tetapi kebangkitan orang percaya dalam Kristus merupakan satu hal yang pasti
terjadi, karena sebelum mati Kristus sudah mengatakan: "Sudah genap!" Ucapan
keenam ini merupakan ucapan yang amat bermakna dan berharga.

Sebelum menyerahkan jiwa-Nya kepada Allah, Kristus yang agung, berani, dan
berhasil, sudah melihat kemenangan-Nya di dalam kepedihan dan kebahayaan
yang paling dahsyat. Jikalau kita membandingkan perkataan Kristus di atas
kayu salib dengan perkataan semua orang yang paling agung di dunia pada
segala zaman, maka kita akan menemukan perbedaan yang terlalu besar.
Bandingkanlah semua perkataan dari Hannibal, Mao Tse Tung, Stalin, Kennedy,
Genghis Khan, Charlemagne, Napoleon, atau perkataan terakhir siapapun dengan
perkataan terakhir dari Kristus. Kristus berkata: "Sudah genap!".

Di dalam perkataan keenam tersimpanlah segala pengharapan orang Kristen yang
beriman kepada Yesus Kristus. Ucapan: "Tetelesthai!" bukan berarti sudah
hancur atau habisnya sesuatu, tetapi satu teriakan kemenangan. Seperti
teriakan seorang pelari yang mencapai garis akhir dan memenangkan
perlombaan. Sepanjang jalan yang letih dan payah di dalam perlombaan yang
penuh dengan keringat dan kecapaian di dalam seluruh urat, daging dan
seluruh tubuh, pada waktu melewati saat terakhir melewati batas akhir,
berhentilah segala letih lesu dengan perkataan: "Sudah genap!" Inilah
kalimat teragung yang pernah diucapkan oleh manusia di dalam seluruh
sejarah. Di dalam perkataan "Sudah genap!" ini, air mata Anda harus
berhenti, beban Anda harus diletakkan, sikap hidup yang pesimis harus
berubah menjadi penuh dengan pengharapan, karena Kristus mengatakan kalimat
ini di atas kayu salib.

Perkataan pertama Tuhan Yesus di kayu salib adalah: "Bapa, ampunilah mereka,
sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Di sini kita melihat akan
cinta kasih yang tidak ada bandingnya. Kalimat keempat: "Allah-Ku, Allah-Ku,
mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Mat. 27:46), menyatakan siksa yang tidak
ada bandingnya. Kalimat keenam: "Sudah genap!", merupakan kemenangan yang
tidak ada bandingnya. Kasih yang tidak ada bandingnya, sengsara yang tidak
ada bandingnya dan akhirnya datanglah kemenangan yang tidak ada bandingnya.

Dari sudut yang lain, kita dapat mengerti akan perkataan pertama dalam arti
kemurahan Allah yang luar biasa. Pada perkataan keempat, kita mengerti akan
kemurkaan Allah yang luar biasa. Pada kalimat keenam, kita mengerti satu
kuasa Allah yang luar biasa. Dalam kalimat pertama, Kristus menyatakan Allah
sebagai Allah yang Maha Murah yang menyediakan pengampunan bagi manusia yang
datang kepada Kristus. Di dalam kalimat yang keempat, Kristus menyatakan
Allah sebagai Allah yang Maha Adil, sehingga Anak Tunggal-Nya sendiri harus
menerima hukuman pada waktu Ia dijadikan berdosa mengganti Anda dan saya.
Pada kalimat keenam, Kristus menyatakan Allah sebagai Allah yang Maha Kuasa.
Jikalau tidak berdasarkan kalimat keenam di atas salib, maka tidak akan ada
pengumuman agung di dalam Amanat Agung Kristus dalam Mat. 28:18b yang
berbunyi: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi."
Mengenal akan kasih, keadilan dan kuasa Allah adalah unsur pokok dalam
gereja yang memberitakan Injil dengan penuh kuasa ilahi.

Salib adalah tempat di mana kasih dan keadilan Allah berjumpa, maka salib
merupakan tempat di mana kuasa Allah dinyatakan. Salib adalah titik
penerimaan dari murka Allah, maka salib menjadi titik permulaan untuk
mengalirkan kasih Allah. Salib adalah titik permulaan di mana kesucian Allah
untuk menghukum dosa dinyatakan, maka salib menjadi titik permulaan di mana
Allah mengampuni orang berdosa dengan kuasa-Nya yang baru dan ajaib. Allah
menciptakan alam semesta dan berhenti dari pekerjaan mencipta pada hari
keenam. Kristus mengatakan perkataan di atas salib: "Sudah genap!"
Penciptaan digenapkan pada hari keenam dari atas kayu salib. Kesempurnaan
kegenapan ini akan dinyatakan seluruhnya dalam kekekalan di dalam perkataan
malaikat yang ketujuh (Why. 16:17). Di antara penggenapan-penggenapan ini,
ada penggenapan status dan ada penggenapan total. Ada penggenapan kualitatif
dan ada penggenapan kuantitatif. Yang sudah dijanjikan, pasti akan digenapi
oleh Kristus sendiri. Melalui Anak yang menggenapkan pekerjaan penciptaan,
Bapa menciptakan segala sesuatu. Melalui Anak yang menggenapkan karya
penebusan, Bapa menyelamatkan manusia. Anak Domba Allah terpuji dan mulia.
Biarlah segala zaman tidak melupakan salib-Nya.

"Sudah genap!" Kristus tidak perlu lagi mengulangi salib karena di dalam
perkataan-Nya semua sudah selesai. Kristus tidak perlu lagi mengalirkan
darah, tidak perlu letih lesu, tidak perlu lagi menerima bilur-bilur,
penghinaan, ejekan, diadili, pergumulan doa, air minum, meneteskan keringat
seperti darah, mahkota duri, salib dan penghukuman Allah, karena di dalam
kalimat ini, semua itu sudah selesai. Inilah satu kemenangan total. Akhir
dari perjalanan panjang selama 33,5 tahun dalam dunia. Dalam setiap detik
kehidupan-Nya, Kristus bertahan, berjuang dan melawan pencobaan iblis sampai
pada detik terakhir di atas kayu salib Ia berkata: "Tetelesthai!" Waktu
Kristus meneriakkan kalimat ini, Allah Bapa di dalam surga boleh tersenyum
dan melihat ketaatan yang tuntas dari Hamba-Nya yang mengganti dosa manusia.


Semenjak Adam berontak kepada Allah, maka tak ada seorangpun di dalam dunia
yang bisa memuaskan tuntutan Allah di dalam ketaatan. Semenjak Adan
meninggalkan kehendak Allah, maka semua keturunan Adam hanya tahu
memberontak, berzinah, berjudi, tidak setia kepada suami dan berbuat segala
kejahatan serta dengan sewenang-wenang mempergunakan segala kebebasan yang
sudah Tuhan berikan. Kebebasan yang harus kita pertanggungjawabkan secara
pribadi dengan serius di dalam kekekalan!

Allah melihat dan mencari manusia yang taat kepada-Nya. Tidak ada seorangpun
yang berbuat baik (Rm. 3:11-12). Manusia berbuat baik dengan motif yang
tidak murni dan egois. Allah mencari dengan standard-Nya yang paling suci.
Adakah manusia yang sungguh-sungguh mencari dan mencintai Dia dengan
setuntas-tuntasnya? Tidak ada. Satu-satunya orang yang dilahirkan dari
perempuan yang menggenapi tuntutan Bapa di surga adalah Dia yang mengatakan:
"Tetelesthai!" Kristus taat sampai tuntas dan sampai sempurna. Karena
ketaatan Kristus, maka setiap orang yang mau datang kepada Kristus memiliki
pengharapan hidup kekal. Perkataan Kristus yang keenam ini mempunyai arti
terlalu besar dan terlalu dalam. Tetelesthai! memberikan pengharapan yang
terbesar bagi Anda dan saya yang tadinya terjerumus di dalam kebinasaan
serta menunggu akan hukuman yang terakhir dalam neraka yang kekal. Karena
Kristus taat, maka barangsiapa yang menerima Kristus diterima oleh Allah.
Mulai saat "Tetelesthai!" diucapkan dari mulut Yesus Kristus, maka saat itu
juga siapapun yang datang kepada Kristus boleh diterima oleh Allah dan tidak
ada seorangpun yang ditolak.

Apakah pengaruh dari empat perkataan terakhir Kristus yang diteriakan-Nya?
Empat dari tujuh kalimat terakhir di atas salib, diucapkan Kristus dengan
teriakan keras dan terdengar bukan saja oleh orang-orang di bawah kayu
salib. "Allah-Ku, Alllah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?", dikatakan
dengan teriakan yang keras. "Aku haus!", dikatakan dengan teriakan yang
keras. "Sudah genap!" dikatakan dengan teriakan yang keras. Perkataan "Bapa,
ke dalam tangan-Mu Kuserahkan Roh-Ku!" juga dikatakan dengan teriakan yang
keras. Apakah arti teriakan-teriakan yang begitu berlainan dengan tiga
perkataan sebelum terjadinya kegelapan yang menudungi daerah itu? Karena
satu penyataan Tuhan yang ajaib yang menyatakan bahwa kematian Kristus bukan
terjadi karena Ia kalah oleh kematian. Kematian-Nya bukan karena harus
meletakkan jiwa-Nya di dalam keadaan pasrah dan pasif, melainkan kematian
yang berdasarkan kerelaan dan inisiatif. Kristus menyerahkan nyawa-Nya di
dalam status kebebasan diri-Nya sendiri. Kristus berkata: "Bapa mengasihi
Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali. Tidak
seorangpun mengambilnya daripada-Ku, melainkan Aku memberikannya menurut
kehendak-Ku sendiri. Aku berkuasa memberikannya dan berkuasa mengambilnya
kembali."

Orang yang belum mengenal Kristus berpikir bahwa kayu salib adalah kegagalan
yang terbesar. Jika dibandingkan dengan pendiri-pendiri agama yang lain,
Kristus kelihatan terlalu gagal. Konfusius mempunyai 3.000 murid, tetapi
Kristus mempunyai 12 murid init, 70 murid dan 120 murid. Yesus mempunyai
pengikut yang lebih sedikit dibandingkan Konfusius. Di antara pengikut
Konfusius, tidak ada seorangpun yang menjual dia, tetapi di antara murid
Kristus yang paling inti ada seorang yang menjual-Nya karena menginginkan
tiga puluh keping perak. Bahkan di antara murid-murid Kristus yang
dicintai-Nya, ada satu orang yang menyangkali Dia sampai tiga kali dan ada
lagi murid-murid lain yang melarikan diri pada waktu Kristus disalibkan,
kecuali Yohanes. Konfusius dijunjung tinggi oleh para murid-Nya, tetapi
Yesus dijual oleh murid-Nya. Konfusius hidup 72 tahun, Buddha hidup 80
tahun, Musa hidup 120 tahun. Semua pendiri-pendiri agama meninggal dunia
pada usia yang normal dan alamiah. Hanya Kristus satu-satunya pendiri agama
yang mati dibunuh dengan kekejaman yang tidak terbandingkan. Bagaimana kita
bisa percaya bahwa Kristus itu sukses? Tetapi apakah Dia gagal?

Sebelum para pendiri agama meninggal dunia, mereka masing-masing mempunyai
waktu yang cukup panjang untuk mengajarkan doktrin mereka dan mempengaruhi
masyarakat. Mereka mempunyai waktu puluhan tahun panjangnya, tetapi Kristus
hanya mempunyai waktu 3,5 tahun. Pada waktu Yesus dipaku di atas kayu salib,
Ia belum pernah mendirikan satu sekolah Kristenpun. Dia belum pernah menulis
satu syair Kristen yang baik, Dia belum pernah menulis otobiografi, belum
pernah mengumpulkan data-data bagi murid-murid-Nya untuk mengabarkan Injil.
Kristus belum pernah mendirikan partai politik. Dilihat dari sudut pandang
manusia pada umumnya, Kristus tidak membangun satu perbuatan jasa yang
besar. Dia kelihatannya gagal total. Tetapi heran sekali di dalam keadaan
yang tampaknya gagal total, berusia pendek, mati dalam dalam keadaan paling
pedih, hidup dalam ancaman besar, hidup tersendiri, tidak menikah, tidak
mempunyai banyak pengikut dan tidak memiliki jasa ataupun karir yang
mempunyai pengaruh yang besar, minoritas; namun Yesus Kristus memberikan
pengharapan kekal.

Yesus berteriak: "Tetelesthai!" Suara ini terdengar menembus ke dalam
dunia-dunia yang lain, selain kepada orang yang ada di bawah kayu salib,
yaitu:

1. Dunia malaikat

2. Dunia manusia dalam segala zaman

3. Dunia dalam alam maut

1. Dunia Malaikat

Apakah yang didengar oleh para malaikat? Satu pengumuman kemenangan yang
sudah lama ditunggu. Malaikat-malaikat memperhatikan saat kelahiran-Nya,
saat dicobai, saat di Getsemani saat di atas kayu salib, waktu dikubur,
waktu bangkit, waktu naik ke surga dan setiap saat Injil Kristus dikabarkan.
Waktu kita mengabarkan berita Kristus dan salib-Nya dan ada orang yang
bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat setelah
mendengarkan Injil, maka malaikat-malaikat di surga bersukacita karena orang
itu (Luk. 15:10). Bukankah mereka semua (malaikat-malaikat) adalah roh-roh
yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh
keselamatan? (Ibr. 1:14).

Malaikat melihat, terheran, dan tidak mengerti. Pada waktu Kristus
berteriak: "Tetelesthai!", maka keheranan mereka terjawab, kesuksesan yang
dinanti-nanti sudah datang. Keheranan yang terbesar dari dunia malaikat
sudah terjawab. Yang ditunggu-tunggu oleh para malaikat adalah kemenangan
dan proklamasi yang heran dan terbesar dari Kristus.

2. Dunia Manusia Di Segala Zaman

Perkataan Kristus ini juga adalah satu proklamasi yang paling memberikan
sukacita bagi dunia manusia. Puji Tuhan. Mulai dari hari Kristus berkata:
"Tetelesthai!" dunia tidak perlu takut kepada iblis. Kita mempunyai satu
jaminan, seperti yang dikatakan oleh syair sebuah lagu:

Di kaki salib Yesus, aku aman berteduh
Naungan kukuh dan kekal, lindungan yang teguh
Di kaki Yesus Kristus, tempat istirahat yang tenang
Bagiku yang penat, kuterima damai yang penuh
Dan lenyaplah beban yang berat
Di bawah kali Yesus Kristus
Air mataku dihapus, bebanku ditanggung
Di bawah kaki Yesus Kristus
Pengharapanku dijernihkan
Dan pandanganku diarahkan ke dalam surga yang kekal

Mulai hari itu, pengharapan menjadi penuh. Arah hidup jelas menuju kepada
kekekalan dan menikmati kemuliaan Tuhan selama-lamanya. Tidak ada satu
zamanpun di mana manusia di dalam Kristus bisa menjadi putus asa. Meskipun
zaman itu gelap, penuh dengan penganiayaan ataupun kesusahan namun jika
manusia kembali ke bawah kaki salib, sukacita terbesar diberikan.

3. Dunia Dalam Alam Maut

"Tetelesthai!" menembusi dunia kegelapan alam maut dan menggoncangkan dasar
neraka. Kuasa kegelapan, kuasa neraka harus berhenti pada waktu Yesus
Kristus mengatakan ucapan keenam. Bukankah penguasa langit atau penguasa
maut yaitu iblis, pernah dengan segala usaha mencoba untuk merusakkan hidup
Yesus di dalam dunia dengan pencobaan yang terus menerus? Tetapi setan dan
segala pesuruhnya gagal total. Lalu mereka membongkar segala kebencian dan
serangan yang paling sengit, yaitu berikhtiar membunuh Yesus Kristus.
Kegelapan yang diizinkan oleh Allah untuk menudungi Yesus, juga datang dari
iblis. Tetapi segala usaha dan kegiatan dari kuasa gelap, akhirnya berhenti
dengan gentar pada waktu mendengar perkataan "Tetelesthai!" diucapkan Tuhan
Yesus. Dunia malaikat mengalami keheranan terbesar, dunia manusia di segala
zaman mengalami sukacita terbesar, dunia neraka mengalami kegoncangan
terbesar. Inilah Kristus yang mencintai Anda dan saya.

Waktu Yesus Kristus mengatakan "Tetelesthai!" apakah yang Dia katakan kepada
Bapa yang mengutus-Nya datang ke dalam dunia? Waktu Kristus datang ke dalam
dunia, ada satu status yang tidak ditulis dalam keempat Injil, tetapi
ditulis seribu tahun sebelumnya oleh Daud dalam Mzm. 40:8-9. Kalimat
tersebut juga dikutip oleh penulis surat Ibrani dalam Ibr. 10:7-8. Kalimat
tersebut berbunyi: "Ya Allah-Ku, Aku datang untuk melakukan kehendak-Mu."
Pada umur 12 tahun, Kristus mengatakan: "Tidak tahukah kamu bahwa Aku harus
berada di dalam rumah Bapa-Ku?" (terjemahan lain: "Bukankah Aku harus
menaruh di dalam hati-Ku satu niat yang mengerjakan pekerjaan Bapa yang
mengutus Aku?" (Luk. 2:49). Waktu bertemu perempuan Samaria di pinggir
perigi, Yesus berkata pula: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang
mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" (Yoh. 4:34). Kristus berdebat
dengan orang-orang Yahudi dan mengatakan: "Bapa-Ku bekerja sampai sekarang,
maka Akupun bekerja juga" (Yoh. 5:17). Di dalam Yoh. 17:4, Kristus berkata:
"Aku telah mempermuliakan Engkau di bumi dengan jalan menyelesaikan
pekerjaan yang Engkau berikan kepada-Ku untuk melakukannya."

Hanya satu-satunya orang yaitu Yesus Kristus yang dari lahirnya, masa
remaja, masa permulaan mengerjakan pekerjaan Mesias, sampai mati di atas
kayu salib, tidak putus-putus untuk taat kepada Bapa. Sekarang Ia berkata
kepada Bapa: "Tetelesthai!", semua pekerjaan yang Bapa serahkan kepada-Nya
sudah diselesaikan-Nya. Kalimat ini tidak akan pernah diucapkan oleh mulut
kedua selain Kristus. Kalimat ini tak mungkin diucapkan oleh yang lain, baik
sebelum Kristus maupun setelah Kristus. Tidak ada satu manusiapun yang
sungguh-sungguh bisa menempati posisi seperti Kristus. Kristus sudah taat
kepada Bapa.

Murka Allah sudah berhenti di atas diri Kristus waktu Dia berkata:
"Tetelesthai!" Murka Bapa tidak lagi turun kepada anak-anak manusia yang
menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat, karena Kristus sudah taat.
Kristus sudah menggenapi segala rencana Allah, murka Allah sudah diterima
dan dihentikan oleh Kristus. Penebusan hutang dosa sudah dikerjakan oleh
Kristus. Manusia akan terus menuju kepada neraka, tetapi Kristus telah
menghentikan jalan menuju kebinasaan itu dengan mengorbankan diri. Semua
yang dinubuatkan oleh nabi-nabi, sudah digenapkan dalam diri-Nya. Kristus
adalah satu-satunya Oknum yang boleh, pernah dan mendapat kesaksian yang
diberikan oleh Bapa demikian: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi."

Bagi setiap orang di dunia, perkataan Kristus keenam di kayu salib ini
berarti satu pernyataan bahwa kutukan Taurat sudah diterima oleh Kristus.
Manusia salah, jika mengira bahwa mereka bisa menjalankan hukum Taurat
ataupun menyempurnakan Taurat. Barangsiapa berusaha diselamatkan dengan
melalukan segala syariat Taurat adalah orang yang akan kecewa belaka.
Barangsiapa yang berusaha diperkenan oleh Allah melalui melakukan Taurat
harus mengetahui bahwa hal itu tidak mungkin. Kalimat ini kerap kali
diucapkan oleh Paulus (Rm. 3:28; Gal. 2:16,21; 5:4), yang sejak kecil
dididik dalam hukum Taurat dengan ketat (Flp. 3:4-6). Paulus dididik oleh
profesor Taurat terbesar zaman itu bernama Gamaliel (Kis. 5:34, 22:3). Di
dalam Kristus ada hidup kekal. Di dalam perjuangan yang sengit di mana
Kristus sudah berteriak: "My God, My God, why hast Thou forsaken Me?", kini
dilanjutkan dengan "Tetelesthai! Sudah genap!" Setan sudah kalah, kita tidak
perlu takut akan kematian. Arti lain dari Tetelesthai adalah janganlah takut
akan kutukan Taurat, karena itu sudah Kristus terima. Tuntutan yang keras
dari Taurat sudah digenapi. Janganlah takut akan kematian, karena Kristus
sudah mati bagi kita. Demikianlah perkataan Kristus bagi umat manusia
sepanjang zaman.

Barangsiapa yang datang kepada Dia, akan mendengar lagi perkataan yang lebih
indah sebagai manifestasi dari perkataan "Tetelesthai!", yaitu gereja akan
menjadi mempelai perempuan Kristus dalam kekekalan. Bagi setiap kita yang
dicintai oleh-Nya, tak akan pernah dikalahkan oleh kuasa neraka. Anak Tuhan
bisa dianiaya, dibunuh, dipenggal, dilemparkan ke dalam mulut singa,
dilemparkan ke dapur api, disiram minyak dan dibakar seperti lilin. Tetapi
bagi gereja yaitu orang-orang yang dikasihi Kristus, Dia berkata dari atas
salib: "Tetelesthai!" Dia berkata pula: "Dan janganlah kamu takut kepada
mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa;
takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun
tubuh di dalam neraka" (Mat. 10:28). Bagi setiap umat tebusan Tuhan Yesus,
diberikan kelepasan dari kutukan Taurat, hukuman dosa, dan daripada kematian
serta kuasa setan. Bukan saja demikian, pintu surga terbuka bagi kita.

Waktu Kristus mengatakan: "Tetelesthai!", kuasa neraka berhenti dan pintu
surga terbuka. Waktu itu dalam bait Allah yang besar di Yerusalem ada satu
tirai besar yang karena besarnya harus diangkat oleh 300 orang. Pada saat
itu juga tirai tersebut robek dari atas sampai ke bawah. Tirai yang besar
memisahkan ruangan suci dan ruangan mahasuci dalam bait Allah di Yerusalem.
Sedangkan bait Allah tersebut sudah dibangun kira-kira 46 tahun, waktu
Kristus menubuatkan kehancurannya (Yoh. 2:20), pembangunannya diteruskan
sampai belasan tahun setelah penyaliban Kristus, jadi total pembangunan Bait
Suci tersebut memakan waktu kira-kira 54 tahun. Tirai yang besar di bait
Allah yang robek dari atas sampai ke bawah (Luk. 27:51), adalah salah satu
tanda mujizat yang dinyatakan dari Golgota. Apa arti tanda itu? Artinya:
jalan menuju surga sudah terbuka. Di dalam Yesus Kristus kita mempunyai
pengharapan terbesar yang tidak ada lagi bandingannya. Anak yang terhilang
sekarang sudah boleh pulang kembali kepada Allah. Haleluya. Melalui Kristus,
kita dapat diam dalam pangkuan Tuhan yang kekal dan tidak berubah.

*Disarikan dari buku: Tujuh Perkataan Salib oleh: Pdt. Dr. Stephen Tong.

Sumber: Buletin MOMENTUM No. 15 - Maret 1992

Tidak ada komentar:

Posting Komentar