Senin, 01 November 2010

Personalitas Totalitas

Personalitas Totalitas

Matius 13:1–23
13:1. Pada hari itu keluarlah Yesus dari rumah itu dan duduk di tepi
danau.13:2 Maka datanglah orang banyak berbondong-bondong lalu mengerumuni Dia,
sehingga Ia naik ke perahu dan duduk di situ, sedangkan orang banyak semuanya
berdiri di pantai.13:3 Dan Ia mengucapkan banyak hal dalam perumpamaan kepada
mereka. Kata-Nya: "Adalah seorang penabur keluar untuk menabur.13:4 Pada waktu
ia menabur, sebagian benih itu jatuh di pinggir jalan, lalu datanglah burung dan
memakannya sampai habis.13:5 Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu, yang
tidak banyak tanahnya, lalu benih itupun segera tumbuh, karena tanahnya
tipis.13:6 Tetapi sesudah matahari terbit, layulah ia dan menjadi kering karena
tidak berakar.13:7 Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri, lalu makin besarlah
semak itu dan menghimpitnya sampai mati.13:8 Dan sebagian jatuh di tanah yang
baik lalu berbuah: ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat,
ada yang tiga puluh kali lipat.13:9 Siapa bertelinga, hendaklah ia
mendengar!"13:10 Maka datanglah murid-murid-Nya dan bertanya kepada-Nya:
"Mengapa Engkau berkata-kata kepada mereka dalam perumpamaan?"13:11 Jawab Yesus:
"Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada
mereka tidak.13:12 Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga
ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada
padanya akan diambil dari padanya.13:13 Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam
perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan
sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.13:14 Maka pada
mereka genaplah nubuat Yesaya, yang berbunyi: Kamuakan mendengar dan mendengar,
namun tidak mengerti, kamu akan melihat dan melihat, namun tidak
menanggap.13:15 Sebab hati bangsa ini telah menebal, dan telinganya berat
mendengar, dan matanya melekat tertutup; supaya jangan mereka melihat dengan
matanya dan mendengar dengan telinganya dan mengerti dengan hatinya, lalu
berbalik sehingga Aku menyembuhkan mereka.13:16 Tetapi berbahagialah matamu
karena melihat dan telingamu karena mendengar.13:17 Sebab Aku berkata kepadamu:
Sesungguhnya banyak nabi dan orang benar ingin melihat apa yang kamu lihat,
tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak
mendengarnya.13:18 Karena itu, dengarlah arti perumpamaan penabur
itu.13:19 Kepada setiap orang yang mendengar firman tentang Kerajaan Sorga,
tetapi tidak mengertinya, datanglah si jahat dan merampas yang ditaburkan dalam
hati orang itu; itulah benih yang ditaburkan di pinggir jalan.13:20 Benih yang
ditaburkan di tanah yang berbatu-batu ialah orang yang mendengar firman itu dan
segera menerimanya dengan gembira.13:21 Tetapi ia tidak berakar dan tahan
sebentar saja. Apabila datang penindasan atau penganiayaan karena firman itu,
orang itupun segera murtad.13:22 Yang ditaburkan di tengah semak duri ialah
orang yang mendengar firman itu, lalu kekuatiran dunia ini dan tipu daya
kekayaan menghimpit firman itu sehingga tidak berbuah.13:23 Yang ditaburkan di
tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena
itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada
yang tiga puluh kali lipat."

Mungkin agak jarang kita membaca perikop mengenai perumpamaan seorang penabur
dari kacamata yang berbeda, yaitu personalitas totalitas. Di ay. 13 ada kata
"melihat, mendengar dan mengerti". Di ay. 19, ada kata "hati orang;
mengertinya". Di ay. 23 ada kata "mendengar, mengerti, berbuah".
Seperti kita ketahui tentang adanya roh, jiwa dan tubuh (1Tes. 5:23) dan
terdapatnya pikiran, perasaan dan kehendak dalam jiwa kita, itulah yang disebut
dengan personalitas totalitas. Sebenarnya seseorang mengenal Tuhan melalui
pikirannya dahulu, atau hatinya yang dijamah oleh Tuhan baru kemudian dia
berpikir dan bertindak? Lalu di mana peran Roh Kudus jika demikian?
Otak manusia memiliki dua bagian besar. Di bagian kanan, ada 2 bagian yaitu
original brain yang menangkap kesan visual dan limbic system yang merupakan
kendali emosi dan perasaan. Sementara otak kiri atau neocortex berfungsi
mengartikan suatu stimulasi. Berarti sebenarnya perasaan dan segala hal yang
berkaitan dengan emosi letaknya juga diotak kita—bukan di hati, jadi bagaimana
bisa nyambung dengan hati kita?Hati, pikiran, nyawa, roh—semua itu seakan-akan
rancu.
Kesimpulannya adalah, jangan kita pisahkan unsur jiwa secara telak, sebab
manusia adalah personalitas totalitas. Sejak lahir, kita sudah mempunyai jiwa
dengan perasaan, kemampuan berpikir dan bertindak, dan kehendak, tetapi belum
lengkap. Kita sudah mempunyai roh yang merupakan milik-Nya. Kita harus mendengar
Firman Tuhan dengan telinga kita, mencernanya di dalam pikiran kita, dengan
rendah hati dan tulus memasukkan ke dalam hati untuk menjadi milik yang kekal
dalam hidup kita. Kebenaran Firman akan merubah pola pikir kita, mempengaruhi
tindakan kita dan menentukan kemana perasaan kita berpihak. Dan untuk mengenal
dan mengerti Firman, di situlah Roh Kudus berperan memimpin dan menuntun kita.
Adalah bijaksana bila kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang paling
kompleks yang telah Tuhan ciptakan. Yang diinginkan Tuhan pada akhirnya cuma
satu, yaitu agar kita bisa hidup kekal bersama-sama dengan
Dia. Jadi perhatikanlah penghujung hidup kita, jangan terlalu dalam memusingkan
dari mana kita akan mengenal Tuhan, sebab kita ini personalitas totalitas. Mata,
telinga, pikiran, perasaan, hati dan seluruh unsur hidup kitalah yang
memengaruhi penghujung akhir hidup kita, bertemu Tuhan di surga, atau tidak.
Bertindaklah bijaksana mulai dari sekarang.

Sebagai makhluk personalitas totalitas yang kompleks, hiduplah dengan bijaksana
agar kelak kita bertemu dengan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar