Senin, 01 November 2010

PERJAMUAN TANPA KEAKRABAN

PERJAMUAN TANPA KEAKRABAN

Dua orang anggota majelis gereja bertengkar dalam rapat. Benih
permusuhan muncul. Ketua majelis prihatin. Seminggu kemudian
keduanya diundang makan malam di rumahnya. Suasana santai tercipta
saat makan bersama. Masing-masing bisa mencurahkan isi hati.
Perjamuan itu menghasilkan keterbukaan. Keduanya jadi saling
memahami dan mengampuni. Ternyata "diplomasi makan bersama" sangat
ampuh untuk mengakrabkan. Di meja makan, yang satu bisa memandang
yang lain sebagai saudara, bukan hanya sebagai pejabat gereja.

Sesudah Yesus bangkit, Dia menemui dua murid-Nya di jalan menuju
Emaus, namun Dia malah dianggap "orang asing" (ayat 18). Untuk
memperkenalkan diri-Nya, Yesus mula-mula menjelaskan Kitab Suci,
sehingga hati kedua murid itu berkobar-kobar (ayat 32). Kemudian,
Dia mengadakan Per-jamuan Kudus! "Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka."
Sama seperti yang Dia buat pada perjamuan terakhir (bandingkan
dengan Lukas 22:19). Hasilnya? Perjamuan itu mengakrabkan. Dalam
suasana makan bersama, muncul pengenalan pribadi. Mata kedua murid
pun terbuka dan mereka mengenal Dia (ayat 31).

Perjamuan Kudus adalah peristiwa luar biasa. Bayangkan, Raja Semesta
mau mengundang orang berdosa seperti kita, untuk makan semeja
dengan-Nya. Yang jauh menjadi dekat. Dalam perjamuan, roti dan air
anggur-lambang tubuh dan darah-Nya-menyatu di tubuh kita. Betapa
akrabnya kita dengan Dia! Maka, sambutlah setiap Perjamuan Kudus
sebagai momen untuk menjalin keakraban dengan Tuhan, bukan sekadar
kebiasaan --JTI

BISA IKUT DALAM PERJAMUAN ADALAH SEBUAH KEHORMATAN
JANGAN MENGANGGAPNYA SEKEDAR RITUAL KEAGAMAAN

Lukas 24:27-35

27 Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia
dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala
kitab nabi-nabi.
28 Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat
seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya.
29 Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: "Tinggallah
bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan
matahari hampir terbenam." Lalu masuklah Ia untuk tinggal
bersama-sama dengan mereka.
30 Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap
berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada
mereka.
31 Ketika itu terbukalah mata mereka dan merekapun mengenal Dia,
tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka.
32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita
berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan
dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"
33 Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ
mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul
bersama-sama dengan teman-teman mereka.
34 Kata mereka itu: "Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah
menampakkan diri kepada Simon."
35 Lalu kedua orang itupun menceriterakan apa yang terjadi di
tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia
memecah-mecahkan roti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar