Jumat, 24 September 2010

Sepikiran Dengan TUHAN

Di Pihak Siapa Kita Berdiri


Matius 16 : 23

16:23Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau
suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan
Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."



Perkataan TUHAN Yesuskepada Petrus ini sangat mengejutkan: bagaimana bisa Petrus
yang selama ini telah bersama-sama dengan TUHAN Yesus tidak mengerti pikiran
TUHAN? Ia mencoba menghalangi rencana TUHAN atau menjadi batu sandungan TUHAN
yang mau ke Yerusalem untuk memikul salib. Petrus menjadi alat iblis yang
terselubung, padahal tentunya Petrus—seperti juga murid-murid yang lain—pernah
mengusir setan. Sungguh ironis.


Ini memberi pelajaran yang berharga bagi kita, bahwa kedekatan seseorang secara
fisik dengan TUHAN pun tidak menjamin ia memiliki pikiran TUHAN dan mengerti
kehendak-NYA. Kalau Petrus—murid TUHAN Yesus yang terkemuka—bisa kerasukan
setan, bukan tidak mungkin orang-orang yang selama ini dianggap rohani atau
dekat dengan TUHAN dan aktif dalam pelayanan gereja bisa juga menjadi alat
setan yang sangat terselubung. Hal ini harus kita waspadai dengan seksama.


Sebagai perenungan: Apakah kita yakin semua orang Kristen mengerti pikiran
TUHAN? Apakah kita yakin semua aktivis gereja mengerti pikiran TUHAN? Apakah
kita yakin semua pendeta mengerti pikiran TUHAN? Ini dikemukakan bukan
bermaksud untuk menghakimi sesama anak TUHAN atau menciderai jabatan pendeta.
Tetapi perenungan ini kiranya menjadi bahan untuk memicu setiap kita, termasuk
para hamba TUHAN untuk mengoreksi diri, apakah dalam perjalanan hidup ini kita
berjalan dalam kehendak TUHAN (2Kor. 13:5). TUHAN menghendaki kita untuk selalu
memeriksa diri oleh tuntunan Roh Kudus, supaya kita dapat menemukan penyesatan
yang sedang berlangsung dalam hidup kita (Mzm. 139:23–24).


Sangat mengkhawatirkan sebab banyak orang Kristen merasa pasti dikenal TUHAN,
padahal mereka tidak akan pernah diterima di kemah abadi (2Kor 5:1). Bahkan
sebenarnya sekarang banyak orang yang ada dalam cengkeraman kuasa kegelapan—
seperti Petrus yang kerasukan iblis—tetapi tidak menyadari keberadaannya. Ia
berpikir sedang ada di jalur TUHAN, padahal ada di jalur setan. Melalui
renungan ini, diharapkan kita dengan rendah hati dan jujur memeriksa diri
sendiri dalam terang Firman dan Roh Kudus. Kesombongan akan menutup mata
kepekaan kita mengenali diri dengan seksama seperti TUHAN mengenalinya. Hanya
TUHAN yang dapat membuka mata kepekaan kita agar memahami keadaan kita yang
sebenarnya.



Jangan berhenti memeriksa diri, apakah kita masih berjalan dalam kehendak TUHAN.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar