Jumat, 24 September 2010

KASIH YANG BERBEDA

KASIH YANG BERBEDA


Suatu kali saya mendengar seorang anak perempuan berkata kepada ibunya
demikian, "Bu, kok guru Sekolah Minggu tuh beda dengan guru di
sekolah, ya?" Ketika sang ibu memintanya memperjelas maksudnya, ia
berkata, "Kalau ada anak bandel di sekolah, pasti akan dimarahi. Tapi
kalau di Sekolah Minggu, kok anak bandel justru dipeluk?" Saya jadi
tercenung. Tentu saja tidak semua guru sekolah bersikap begitu. Namun,
pengalaman anak tersebut bisa menggambarkan bahwa sikap "berbeda" dari
guru Sekolah Minggu itu membuatnya tak takut atau malas beribadah.
Sebab apa pun keadaannya, ia tahu guru-guru punya kasih yang cukup
besar untuk menerimanya. Kasih Tuhan bagi manusia juga "berbeda". Tak
biasa, bahkan tak masuk akal. Bagaimana tidak? Manusia yang gagal
menjalankan hukum-Nya, malah dijangkau dan dipeluk-Nya. Manusia yang
sudah tidak diterima manusia lain, yang sudah dijauhi dan dikucilkan
masyarakatnya, seperti Zakheus (Lukas 19:1-10) dan wanita Samaria
(Yohanes 4:4-19), malah dihampiri Tuhan. Dan, kasih-Nya yang besar
itu, menyelamatkan jiwa mereka. Kasih Tuhan yang berbeda inilah yang
mesti diteruskan anak-anak Tuhan kepada orang-orang yang menjalani
hidup dengan "nakal, bandel", agar mereka selamat. Anak Tuhan perlu
menunjukkan kasih yang berbeda, lebih dari yang biasa dilakukan
kebanyakan orang. Yakni dengan bersikap lemah lembut, dengan berbelas
kasihan pada jiwa mereka, yang perlu diselamatkan (2 Timotius 2:25).
Bahkan orang yang sudah tidak diterima di mana pun, harus dapat
diterima oleh anak-anak Tuhan, dengan kekuatan kasih Allah. Kasih itu
dapat memenangkan jiwa mereka --AW

HATI SESEORANG BISA TERBUKA MENDENGAR INJIL DENGAN RELA
KETIKA KASIH MENJADI KUNCI PEMBUKANYA


2 Timotius 2:23-26

23 Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak.
Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran,
24 sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus
ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar
25 dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan,
sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk
bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran,
26 dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas
dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar