Jumat, 24 September 2010

Saksi Kristus

Di Pihak Siapa Kita Berdiri


2 Korintus 3 : 2-3

3:2 Kamuadalah surat pujian kami yang tertulis dalam hati kami dan yang dikenal
dan yang dapat dibaca oleh semua orang.

3:3 Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh
pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang
hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam
hati manusia.

TUHAN Yesus menghendaki agar kita bersama dengan DIA. Bersama dengan-NYA bukan
hanya berarti bersama secara fisik. Kalau dalam konteks hidup orang Kristen
hari ini merasa sudah bersama dengan TUHAN hanya karena sudah ada di gereja,
itu belum tepat. Bersama dengan TUHAN berarti mengerti pikiran TUHAN, mengerti
kehendak dan rencana-NYA, serta melakukan semua yang TUHAN kehendaki untuk
dilakukan.


Orang yang mengerti pikiran TUHAN pasti memperagakan pikiran dan perasaan
TUHAN. Inilah kehidupan seorang yang mengenakan pribadi Kristus. Kehidupan
seperti ini adalah kehidupan yang pasti mengubah orang lain. Sesungguhnya
inilah yang dimaksud menjadi terang dan garam dunia: kehidupan sebagai saksi
Kristus yang efektif. AnakTUHAN menjadi surat yang terbuka, yang dibaca setiap
orang (2Kor. 3:2–3). Orang yang diselamatkan karena melihat perbuatan baik
seorang anak TUHAN akan menjadi orang Kristen yang sejati. Mekanisme yang
benar dalam proses penyelamatan adalah: bila orang kafir melihat perbuatan
baik anak TUHAN, ia dipertobatkan dan lalu didewasakan.


Sebenarnya TUHAN memiliki rencana untuk menyelamatkan orang-orang di sekitar
kita bagi Kerajaan ALLAH, tetapi berhubung kelemahan watak dan karakter kita
yang terekspresikan melalui perbuatan, maka mereka tidak menjadi orang
percaya. Ini berarti orang percaya yang gagal membawa orang lain kepada TUHAN
menjadi batu sandungan. Orang yang tidak mengenakan pikiran Kristus akan
mengenakan pikirannya sendiri, sehingga semua yang dilakukannya merupakan
ekspresi dari dirinya sendiri yang fasik. Tokoh besar dari India, Mahatma
Gandhi pernah menyatakan bahwa yang membuat ia tidak akan pernah menjadi orang
Kristen adalah orang-orang Kristen sendiri yang tidak menampilkan kehidupan
seperti Gurunya, TUHAN Yesus Kristus. Oleh sebab itu dalam pelayanan kita,
kita harus menampilkan kehidupan TUHAN Yesus. Sayangnya hari ini banyak "hamba
TUHAN" lebih dekat untuk disebut "selebriti", daripada seorang "hamba" seperti
Guru dan TUHAN nya.


Memang untuk menjadi saksi Kristus bagi orang lain harganya sangat mahal,
yaitu harus mematikan segala hal yang tidak sesuai dengan kehendak ALLAH,
sehingga dapat memperagakan pribadi Kristus. Jika seseorang tidak memperagakan
pribadi Kristus, berarti ia memperagakan pribadi setan. Mengenakan pribadi
setan berarti ikut menceraiberaikan, bukan mengumpulkan. Dengan ini sekali
lagi kita ditantang untuk mengambil sikap, di pihak siapa kita berdiri: TUHAN
atau setan?

Untuk menyelamatkan orang lain, kita harus menampilkan kehidupan seperti Guru
Agung kita.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar