Jumat, 24 September 2010

Keputusan

Keputusan


1 Samuel 13:5-14

Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku!... (Mazmur 143:10).

Saul gelisah. Telah tujuh hari ia menunggu kedatangan Samuel sesuai dengan waktu yang ditentukan Samuel (ayat 8). Namun yang ditunggu tak kunjung datang. Saul semakin panik karena bangsa Filistin dengan kekuatan tiga ribu kereta, enam ribu orang pasukan berkuda dan pasukan berjalan kaki sebanyak pasir di tepi laut semakin mendekati Gilgal, tempat di mana ia dan rakyat Israel berada (ayat 5). Mereka terjepit, karena itu rakyat Israel dengan ketakutan bersembunyi dan berserak-serak meninggalkan dia (ayat 6-8).

Melihat hal itu, dalam kepanikannya, Saul berkata, "Bawalah kepadaku kurban bakaran dan kurban keselamatan itu." Lalu ia mempersembahkan kurban bakaran (ayat 9). Oh, tindakan yang harus dibayar mahal oleh Saul. Seharusnya Samuel sebagai nabi yang boleh mempersembahkan kurban, bukan dia, walaupun dia seorang raja. Tetapi Saul tidak sabar menunggu. Saul mengambil keputusan, dan keputusannya benar-benar fatal.

Kata Samuel kepada Saul, "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya. Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu" (ayat 13-14).

Ah, seandainya Saul sedikit saja lebih sabar, menunggu beberapa menit atau jam lagi.... Tetapi sesungguhnya, ini bukan soal mau atau tidak mau menunggu dengan sabar, melainkan perkara hati yang mau atau tak mau taat kepada kehendak Allah. Bagi hati yang taat dan setia kepada kehendak Allah, tak peduli berapa lama harus menunggu.

Setiap hari kita diperhadapkan pada pengambilan keputusan. Ada yang enteng seperti hari ini masak apa atau mau makan apa, atau mau mengerjakan apa, hari ini memakai pakaian apa, sampai keputusan yang jauh lebih penting seperti memilih jodoh, memilih pekerjaan, atau mengambil kebijakan yang menyangkut kepentingan orang banyak.

Belajar dari Raja Saul, marilah kita seperti Pemazmur, meminta hikmat Tuhan dalam mengambil keputusan agar keputusan kita sesuai dengan kehendak-Nya. Dan apa pun keputusan yang sesuai dengan kehendak-Nya pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita dan lingkungan kita. —Liana Poedjihastuti

Taurat TUHAN itu sempurna, menyegarkan jiwa; peraturan TUHAN itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. —Mazmur 19:8

http://www.wilotocorp.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar