Jumat, 06 Agustus 2010

Pujilah Dia,hai segala bangsa

Pujilah Tuhan, hai segala bangsa

Mazmur 117

Mazmur terpendek ini menyajikan pujian yang jelas mengingatkan Israel bahwa
kebaikan Tuhan atas mereka bukan semata-mata demi mereka. Ajakan pujian ini
menggema ke seluruh dunia, memproklamasikan Allah Israel sebagai Allah atas
bangsa-bangsa, maka patutlah semua bangsa memuji dan menyembah Allah Israel.

Mazmur 117 menggemakan kembali panggilan Israel untuk menjadi berkat di
tengah bangsa-bangsa yang belum mengenal apalagi menyembah Tuhan. Kel. 19:4-6
dengan jelas memaparkan tujuan Allah menyelamatkan Israel keluar dari
perbudakan Mesir, yaitu menjadikan mereka bangsa khusus milik Allah di
tengah-tengah bangsa-bangsa lain. Kasih setia Allah atas mereka (Mzm. 117:2)
adalah untuk dibagikan kepada bangsa-bangsa lain. Israel dipanggil untuk
menjadi kerajaan imamat dan bangsa yang kudus. Sebagai kerajaan imamat, mereka
berfungsi memperkenalkan bangsa-bangsa kafir kepada Allah sejati, pencipta
langit dan bumi, yaitu Tuhan Israel. Dengan demikian semua bangsa berkesempatan
menyembah Allah Israel.

Sebagai bangsa yang kudus, Israel dipanggil untuk menjadi model tentang
umat yang hidup sesuai dengan kekudusan Allah. Dengan demikian bangsa-bangsa
kafir beroleh contoh bagaimana hidup berkenan kepada Allah. Mazmur 117
mengingatkan Israel akan bahaya sikap eksklusivisme, yaitu menganggap bahwa
Allah Israel adalah Allah yang dikhususkan sebagai milik mereka sendiri. Sikap
seperti itu adalah arogan, keumatan mereka seolah merupakan hak istimewa dan
bukan panggilan untuk melayani bangsa lain.

Untuk apa Tuhan menyelamatkan kita dari perbudakan dan hukuman dosa? Bukan
semata-mata agar kita menikmati segala kebaikan Allah sekarang dan kelak di
surga mulia. Tuhan menyelamatkan kita agar kita memberi kesaksian tentang Dia
kepada semua orang, dan juga menjadi contoh bagaimana seharusnya manusia hidup
sesuai dengan kehendak-Nya. Sudahkah Anda menjadi saksi Kristus?

|||||| sumber: http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/
||||||

Aku Menang!

Hakim-hakim 7:1-23
Amsal 21:31
Mazmur 66-67;
Roma 7

Suatu pagi, saya melihat
sekelompok anak SD sedang berlari di sebuah la­pangan. Sang guru mengatur
anak-anak perempuan untuk berlari terlebih dahulu, beberapa menit kemudian
disusul anak-anak laki-laki. Ketika memasuki garis akhir, seorang anak
perempuan berteriak senang, "Yes! Anak-anak perempuan me­nang dari anak-anak
pria!" Saya terse­nyum mendengarnya. Anak perempuan ta­di dengan segala
keluguannya belum me­ngerti bahwa "kemenangan" yang di­per­olehnya bukan karena
kemampuan­nya, melainkan karena sudah diatur oleh guru­nya.

Kerap kali dalam hidup kita,
kita ber­si­kap seperti anak perempuan tadi. Kita mengira semua keberhasilan
yang kita capai adalah karena kemampuan kita, kepintaran kita, kehebatan kita,
serta luasnya hubungan kita. Kita mengira kita berhasil karena kita. Padahal
sebenarnya itu semua karena Tuhan.

Firman Tuhan hari ini bercerita
tentang Gideon dan pasukan­nya. Ketika mereka sedang berperang dengan bangsa
Midian yang banyaknya seperti belalang dan jumlah unta mereka tak terhitung
(ayat 12), Tuhan justru meminta Gideon untuk mengurangi jumlah pasukan—dari
32.000 menjadi hanya 300 orang. Tuhan ingin me­nun­jukkan kepada bangsa Israel bahwa
apabila kemenangan terjadi, itu hanya karena tangan Tuhan dan bukan kekuatan
mereka (ayat 2). Dan karena Gideon taat kepada Tuhan, bangsa Israel mengalami
ke­menangan yang luar biasa.

Jika ada kesuksesan maupun
keberhasilan yang terjadi di hidup kita, ingatlah, itu bukan karena kekuatan
atau kepintaran kita, me­lain­kan karena kebaikan dan kekuasaan Tuhan.

JIKA
KITA DIPAKAI OLEH TUHAN

ITU
HANYA KARENA ANUGERAH-NYA SEMATA


|||||| sumber: http://www.renunganharian.net/ ||||||

Tidak ada komentar:

Posting Komentar