Minggu, 01 Agustus 2010

BUAH KETEKUNAN

BUAH KETEKUNAN

Saat berangkat dari rumah pagi-pagi, saya melihat siput itu di bawah
pohon, merayap ke atas perlahan. Sejenak saya memperhatikan. ôKapan
nyampainya? begitu pikiran yang tebersit di benak saya. Ya, siput
itu merayap begitu perlahan. Mungkin semilimeter setiap langkah.
Padahal pohon itu juga tidak mulus; penuh gurat kulit pohon yang
pecah, ada benjolan bekas dahan patah, juga lekukan entah bekas apa.
Namun, siput itu terus merayap, pelan tetapi pasti.

Siangnya, sekembali ke rumah, saya melihat siput itu sudah berada di
dahan atas. Untuk melihatnya, saya harus mendongakkan kepala.
Sungguh sebuah pencapaian yang luar biasa, mengingat begitu
perlahannya siput itu merayap dan begitu banyaknya tantangan yang
harus ia lalui. Itulah buah ketekunan.

Sayangnya dalam lingkup pelayanan dan hidup beriman, ketekunan itu
tampaknya sudah semakin langka, digantikan mentalitas cepat bosan;
mudah menyerah, tidak tahan uji. Dalam pelayanan, sedikit saja
mendapat kritikan terus ngambek; sedikit saja menghadapi kekecewaan
terus ingin mundur. Dalam hidup beriman, sedikit saja dihantam
kesulitan, terus mengomel-ngomel; protes kepada Tuhan; tidak mau
lagi ke gereja. Akibatnya, kita pun jadi tidak maju-maju; iman kita
tidak bertumbuh.

Maka, marilah kita mendasari pelayanan dan hidup beriman kita dengan
mata yang tertuju hanya kepada Kristus. Sebab, Dialah sumber
insipirasi dan teladan ketekunan yang terbaik (ayat 3). Dan hanya
dengan demikian ketekunan kita dapat terus dibangkitkan, sehingga
kita pun tidak akan cepat berputus asa atau menjadi lemah --AYA

BUAH KETEKUNAN ITU SELALU LEBIH MANIS


http://alkitab.sabda.org/?Ibrani+12:1-3

Ibrani 12:1-3

1 Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang
mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa
yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam
perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus,
yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu
kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun
memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang
sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.

Bacaan Alkitab Setahun:
http://alkitab.sabda.org/?Mazmur+54-56
http://alkitab.sabda.org/?Roma+3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar