Sabtu, 14 Agustus 2010

Lidah

Lidah


Amsal 15: 1-7

Lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati(Amsal 15:4).

Alkisah, Aesop diperintah oleh raja untuk menghidangkan makanan terlezat bagi para tamu raja. Hidangan pertama, semur lidah sapi, membuat lidah para tamu bergoyang gembira. Hidangan kedua, ketiga, dan selanjutnya terdiri dari lidah sapi. Maka lidah para tamu pun tidak lagi bergoyang, melainkan terjulur, wuek."Apa-apaan ini," kata raja dengan nada marah bercampur malu, menghardik Aesop.

Yang dihardik, mengkerut, namun tetap menjawab dengan tenang. "Baginda, daging apakah yang lebih baik dari lidah? Lidah adalah saluran pengetahuan dan kebijaksaan. Melalui lidah keluar pujian, kata-kata yang menghibur dan memberi semangat, ceramah, dan khotbah. Lidah juga memenangkan negosiasi bisnis, kontrak. Dengan lidah pula kita berkomunikasi dengan Tuhan.

Sungguh, tak ada sesuatu yang sama pentingnya dengan lidah." Para tamu manggut-manggut dan bertepuk tangan memuji kepintaran dan kebijaksanaan Aesop. Jamuan makan malam pun berlanjut dengan gembira. Ketika berpamitan, para tamu diundang kembali oleh raja untuk jamuan makan esok hari. Lalu Raja pun memerintahkan Aesop menghidangkan daging yang terburuk.

Keesokan harinya para tamu hadir dengan rasa ingin tahu, menunggu daging apa yang akan disajikan. Alangkah terkejut raja dan para tamu, mendapati daging yang disajikan lagi-lagi lidah sapi. Dengan berang raja segera memanggil Aesop, dan menghardiknya, "Mengapa kauhidangkan daging lidah lagi? Bukankah aku memintamu menghidangkan daging yang buruk?"

Dengan kepala tegak Aesop menjawab, "Tuanku, adakah daging yang lebih buruk dari lidah? Adakah kejahatan di dunia ini yang tidak dilakukan lidah: pengkhianatan, caci maki, korupsi, pembunuhan, peperangan, tipu daya, fitnah, bujuk rayu. Lidah dapat menghacurkan persahabatan, keluarga, pemerintah, negara dan bangsa." Mau tak mau raja dan para tamu berdecak kagum.

Dongeng John Koster terkait lidah ini sama dengan pandangan Rasul Yakobus. Lidah dapat memegahkan perkara-perkara besar, tetapi lidah juga merupakan dunia kejahatan (Yakobus 3:5-6).

Dengan lidah kita memuji Tuhan, Bapa kita; dan dengan lidah kita mengutuk manusia yang diciptakan menurut rupa Allah, dari mulut yang satu keluar berkat dan kutuk. Hal ini, saudara-saudaraku, tidak boleh demikian terjadi (Yakobus 3:9-10).

Penulis Amsal pun menyatakan, lidah lembut adalah pohon kehidupan, tetapi lidah curang melukai hati. Dan kata Petrus, "Siapa yang mau mencintai hidup dan mau melihat hari-hari baik, ia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat dan bibirnya terhadap ucapan-ucapan yang menipu" (1 petrus 3:10). Jadi, mari hati-hati gunakan lidah kita. —Liana Poedjihastuti

Lidah dapat menjadi berkat, lidah juga dapat menjadi kutuk. Katakanlah teman, bagaimana Anda menggunakan lidahmu; untuk hal-hal yang baik atau hal-hal yang buruk? —Anonim

http://www.wilotocorp.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar