Sabtu, 14 Agustus 2010

Memandang Rencana BAPA

Memandang Rencana BAPA


Matius 6 : 25–34

6:25. "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan
apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu,
akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada
makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian?
6:26 Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai
dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu
yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?
6:27 Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta
saja pada jalan hidupnya?
6:28 Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang,
yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
6:29 namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak
berpakaian seindah salah satudari bunga itu.
6:30 Jadijika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari iniada dan
besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai
orang yang kurang percaya?
6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akankami makan?
Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi
Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
6:33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu
akan ditambahkan kepadamu.
6:34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok
mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."


Sekarang kita sudah mendapat gambaran yang jelas bahwa manusia diciptakan TUHAN
dengan keadaan segambar dengan ALLAH. Artinya manusia dapat mengenakan pikiran
TUHAN sehingga manusia berpikir seperti TUHAN berpikir, dan melakukan segala
hal sesuai dengan isi hati TUHAN dan perasaan TUHAN. Dalam hal ini manusia
mampu berkenan dihadapan TUHAN, walaupun tanpa diberi peraturan, hukum dan
syariat. Kejatuhan manusia ke dalam dosa melenyapkan kemampuan ini. Oleh
kematian TUHAN Yesusdi kayu salib, TUHAN merebut kita dari tangan kuasa
kegelapan. IA memberikan Roh Kudus-NYA untuk menuntun, memuridkan dan
mendewasakan, agar umat pilihan dapat dikembalikan kepada kemampuan semula
itu.

Oleh sebab itu jangan sia-siakan anugerah dan kesempatan ini. Jangan menjadi
orang Kristen yang hanya mengenal liturgi gereja atau datang kebaktian, tetapi
haruslah kita memandang rencana BAPA yang besar, yaitu mengembalikan manusia
untuk segambar dengan ALLAH. Bertumbuh dalam iman adalah proses pemulihan
gambar ALLAH. Ini mutlak lebih penting dibandingkan segala sesuatu yang kita
upayakan dalam hidup ini. Inilah yang dimaksud TUHAN Yesus dengan "mencari
Kerajaan ALLAH dan kebenaran-NYA" (ay. 33). Untuk berfokus pada hal ini,
pikiran kita tidak boleh dipenuhi keinginan-keinginan duniawi, kekhawatiran
dan ketakutan terhadap hal-hal menyangkut pemenuhan kebutuhan jasmani. Kerja
keras itu wajib karena itu bagian kita, tetapi dengan fokus yang benar hanya
kepada ALLAH saja, maka kita tidak akan khawatir.

Kesempatan untuk dikembalikan kepada rancangan ALLAH yang semula adalah
anugerah yang tiada tara. Anugerah ini tidak dapat terbeli dengan uang. Justru
kita harus waspada sebab cinta uang akan menghambat pertumbuhan iman. Anugerah
ini juga tidak bisa terbeli oleh waktu, sebab bila waktu berlalu tanpa kita
manfaatkan, hilanglah kesempatan. Oleh sebab itu, selagi masih ada kesempatan,
manfaatkanlah waktu kita untuk menerima penggarapan dari TUHAN. Sampai suatu
hari nanti kita didapati TUHAN memiliki kehidupan pribadi seperti yang
diinginkan-NYA, dan BAPA bisa menyatakan bahwa kita adalah anak-anak yang
berkenan kepada-NYA.

Bila kita memandang rencana BAPA, ketika kita mulai membuka mata pada setiap
pagi hari, marilah kita tetapkan hati untuk berubah, yaitu bertumbuh menjadi
pribadi yang mampu mengerti kehendak TUHAN, mengenakan pikiran dan perasaan
Kristus sehingga berpikir dan berperasaan seperti Kristus. Ini tidak boleh
dikalahkan oleh kesibukan dan segala masalah yang terjadi dalam kehidupan
kita. Kita harus selalu berpikir bahwa kesempatan untuk berubah akan segera
lenyap, dan kita akan kehilangannya untuk selamanya, sehingga itu memacu kita
untuk semakin giat larut dalam proses rencana BAPA.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar