Jumat, 15 Oktober 2010

Berdoa Tanpa Jemu

Berdoa Tanpa Jemu

Lukas 18 : 1–7

18:1. Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa
mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu.
18:2 Kata-Nya: "Dalam sebuah kota ada seorang hakim yang tidak takut akan Allah
dan tidak menghormati seorangpun.
18:3 Dan di kota itu ada seorang janda yang selalu datang kepada hakim itu dan
berkata: Belalah hakku terhadap lawanku.
18:4 Beberapa waktu lamanya hakim itu menolak. Tetapi kemudian ia berkata dalam
hatinya: Walaupun aku tidak takut akan Allah dan tidak menghormati seorangpun,
18:5 namun karena janda ini menyusahkan aku, baiklah aku membenarkan dia, supaya
jangan terus saja ia datang dan akhirnya menyerang aku."
18:6 Kata Tuhan: "Camkanlah apa yang dikatakan hakim yang lalim itu!
18:7 Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam
berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?

TUHAN Yesus mengisahkan sebuah perumpamaan tentang seorang hakim yang lalim
dan seorang janda. Kisah ini hanya terdapat dalam Injil Lukas. Si janda
terus-menerus meminta kepada hakim agar membela haknya, dan karena si hakim
sudah capek diganggu, akhirnya si hakim meluluskan permintaannya itu.
Secara harfiah, Alkitab menuliskan bahwa Yesus menceritakan perumpamaan itu
untuk menegaskan bahwa kita harus berdoa dengan tidak jemu-jemu. Kebanyakan
khotbah mengangkat perumpamaan ini sebagai landasan untuk mengatakan bahwa kita
harus meminta kepada ALLAH secara terus-menerus, sampai doa kita dijawab-NYA.
Jika hari pertama TUHAN belum menjawab, mintalah pada hari kedua. Jika hari
kedua belum dijawab, mintalah pada hari ke tiga. Bahkan jika minggu pertama
belum dijawab juga, mintalah terus hingga minggu kedua, ketiga dan seterusnya,
sampai TUHAN menjawabnya. Lebih parah lagi, diajarkan bahwa jawaban yang
diberikan oleh TUHAN pasti harus sesuai dengan permintaan kita, kalau tidak,
mintalah terus. Ini tafsiran yang salah!

Untuk memahami perumpamaan ini, kita harus terlebih dahulu membedah, apa
itu doa. Doa bukanlah sekadar permintaan dari kita kepada TUHAN. Pandangan bahwa
doa itu hanya permintaan menimbulkan ajaran yang salah, bahwa TUHAN akan
menjawab permintaan kita jika kita bertekun meminta kepada-NYA cukup lama.
Sesungguhnya doa adalah dialog, percakapan dua arah. Di dalamnya termasuk relasi
yang harmonis antara kedua pihak. Kalau yang namanya doa hanya permintaan searah
dengan sikap berlutut, lipat tangan, tutup mata, bagaimana dengan Firman TUHAN
yang mengatakan, "Berdoalah tiada berkeputusan" (1Tes. 5:17)? Jadi nasihat
TUHAN Yesus agar kita berdoa tanpa jemu adalah agar kita tetap mempertahankan
integritas kita sebagai anak-anak ALLAH dengan warna sebagai bangsawan surgawi,
yang tetap bersekutu dan berhubungan dengan ALLAH di tengah-tengah dunia yang
gelap dengan segala pengaruhnya yang jahat di manapun kita berada. Apa pun warna
dunia di sekitar kita, itu tidak boleh mempengaruhi warna hidup kita. Di sini
kita harus tetap menjujung tinggi kebenaran Firman TUHAN.

Doa adalah bertahan dalam integritas untuk tetap bersekutu dengan ALLAH.


Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.
http://virtuenotes.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar