Senin, 25 Oktober 2010

Kemerdekaan Dari Tubuh Maut

Kemerdekaan Dari Tubuh Maut


Roma 8 : 18–25

8:18Sebab aku yakin, bahwa penderitaan zaman sekarang ini tidak dapat
dibandingkan dengan kemuliaan yang akan dinyatakan kepada kita.
8:19Sebab dengan sangat rindu seluruh makhluk menantikan saat anak-anak Allah
dinyatakan.
8:20Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh
kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya,
8:21tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan
dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak
Allah.
8:22Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan
sama-sama merasa sakit bersalin.
8:23Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung
Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai
anak, yaitu pembebasan tubuh kita.
8:24Sebab kita diselamatkan dalam pengharapan. Tetapi pengharapan yang dilihat,
bukan pengharapan lagi; sebab bagaimana orang masih mengharapkan apa yang
dilihatnya?
8:25Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya
dengan tekun.


Ketikabangsa Israelmasih tinggal di Mesirdan menjadi budak, mereka
bersungut-sungut, mengeluh dan menantikan kemerdekaan. Tetapi saat keluar dari
Mesir, sebagian dari mereka ternyata lebih betah di Mesir, karena mereka tidak
sanggup menghadapi risiko hidup di luar Mesir. Karenanya kita temukan adanya
sekelompok orang Israelyang bersungut-sungut ketika mereka berada di padanggurun
menuju tanah Kanaan.

Dunia ini ibarat Mesir, bukan tempat yang ideal bagi kita. Dunia sudah jatuh ke
dalam dosa, dan tidak menjanjikan. Mata hati kita harus tertuju pada negeri yang
dijanjikan TUHAN. Dunia ini bukan tempat permanen kita (Yoh. 17:16). Umat
pilihan yang sejati adalah yang tidak menganggap "Mesir" (dunia) ini adalah
negerinya.

Seperti halnya Abraham. Walau ia memiliki kesempatan untuk kembali ke Ur-Kasdim,
ia lebih memilih untuk mencari negeri yang dibangun dan direncanakan oleh Allah
(Ibr. 11:15–16), padahal itu suatu pergumulan. Pergumulan seperti ini dirasakan
oleh orang-orang yang sungguh-sungguh merindukan sebuah kehidupan yang berkenan
kepada TUHAN. Inilah pola anak TUHAN yang benar, yang pikirannya tidak lagi
tertuju pada hal-hal duniawi. Masalah-masalah hidup tidak menjadi masalah utama
atau besar, sebab kita melihat ada masalah lain yang jauh lebih besar. Masalah
yang patut kita anggap besar adalah bagaimana terlepas dari ikatan dunia ini
termasuk ikatan daging yang kuat ini dan mengenakan manusia baru.

Dalam beberapa bagian dalam Alkitab, kita temukan beberapa pernyataan Paulus
yang mengatakan bahwa tubuh yang kita kenakan ini merupakan belenggu atau bisa
dikatakan penjara (Rm. 7:21–23: "7:21 Demikianlah aku dapati hukum ini: jika aku
menghendaki berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padaku. 7:22 Sebab di
dalam batinku aku suka akan hukum Allah, 7:23 tetapi di dalam anggota-anggota
tubuhku aku melihat hukum lain yang berjuang melawan hukum akal budiku dan
membuat aku menjadi tawanan hukum dosa yang ada di dalam anggota-anggota
tubuhku." ). Sekilas, ini sukar untuk dipahami. Apakah Paulus memiliki pola
kehidupan dan kejiwaan yang berbeda dengan manusia pada umumnya? Tidak. Harus
kita akui bahwa kehidupan Paulus merupakan pola hidup yang menjadi contoh
(prototipe) kehidupan anak TUHAN yang seharusnya.

Paulus sangat tertekan menghadapi tubuh dosa yang dikenakannya. Itulah sebabnya
ia sangat rindu tubuhnya diubahkan dalam kemuliaan tubuh baru. Rindukah kita
untuk diubahkan dengan tubuh kemuliaan? Atau kita masih nyaman dengan tubuh fana
ini? Inilah janji yang diberikan-NYA—baik kepada TUHAN Yesus Kristus maupun
kepada kita—yaitu kemuliaan bersama DIA. Kemuliaan bersama dengan TUHAN Yesus
bukan saja menerima mahkota di dalam kerajaan-NYA, tetapi kita juga terbebas
dari tubuh maut ini.


Dibandingkan dengan melepaskan ikatan dunia ini, masalah hidup tidak menjadi
besar.

Dimodifikasi dari Truth Daily Enlightenment, dengan ijin penerbit.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar